4 : Broken

48 15 1
                                    

Part 4

Patah hati!

Aira hari ini bangun lebih awal dari biasanya. Ia ingin membuat bekal istimewa untuk Rayhan. Tentunya Ia akan menaruhnya dilaci atau loker pria itu.

Secret admirer??
Bukan juga, tapi yang jelas ia akan jujur dan menuliskan surat atas nama dirinya dibekal itu. Jadi, bukankah itu jelas bukanlah srorang secret admirer?. Yang jelas Ia hanya tidak berani saja untuk secara terang-terangan memberikannya pada Rayhan.

Tangannya dengan lincah memotong dan mengiris bahan makanan yang ingin ia buat. Sesekali ia bersenandung ria dan membuat ibunya yang baru keluar kamar jadi heran. Tidak biasanya anak gadisnya itu membuat bekal sepagi ini.

Dilirik jam yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Jarum pendeknya masih terpatri pada angka 5. Padahal biasanya Aira akan bangun di jam 6 atau bahkan lebih. Ibu Aira hanya bisa menggeleng gemas lalu kembali masuk kedalam kamarnya. Ia bukan sosok kepo yang harus tau semua kepentingan anaknya, apalagi Aira seperti sedang,... jatuh cinta.

"setidaknya dengan ini dia bisa sedikit melupakan masalahnya sayang," itu suara berat papa Aira yang tengah berbaring di kasur dengan wajah bantal.

"iya, kuharap begitu mas."

Setelah memasukkan bekal dalam tasnya, Aira tersenyum lalu segera menghampiri ayah dan ibunya dimeja makan.

"Yah, bun, berangkat dulu," ucapnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya sebelum melenggang pergi.

"Hati-hati!" Teriak ayahnya saat gadis itu berada diambang pintu.

Aira hanya tersenyum lalu mengangkat jempolnya.

Pagi ini belum ada siswa atau siswi yang datang selain Aira sendiri. Ia sengaja datang lebih pagi agar aksinya tak ada yang liat. Bisa malu duluan dia kalo ada yang memergokinya. Apalagi fans Rayhan juga terkenal tukang bully sekolah ini.

Aira bergidik ngeri membayangkan hal itu. Sambil menoleh kiri kanan untuk memastikan situasi, Aira perlahan mendekati dan membuka loker Rayhan. Perlahan namun pasti dan,, kebuka!

Aira mengernyit saat melihat loker itu berisi banyak kado yabg diperkirakannya dimasukkan sejak kemarin. Sungguh, Rayhan beneran famous. Ini berat untuk langkah Aira.
"Rayhan banyak fans melebihi perkiraanku rupanya," Diletakkannya bekal berwarna merah itu diatas tumpukan kado lainnya.

"Aku punya banyak saingan, tapi semangat!"

Setelah menutup kembali loker itu, Aira segera masuk kedalam kelasnya yang tak jauh dari sana.

Beberapa menit kemudian, Aira sudah bisa menebak bahwa siswa dan siswi lainnya sudah mulai berdatangan. Ia hanya tersenyum kecil sambil mengecek kembali pekerjaan rumahnya yang akan ia kumpul sebentar.

****

"Arya, mana PR kamu?" Bu Pertiwi menatap tajam Arya yang tengah gelisa menggeledah tasnya. Sedangkan Amira yang disamping Arya hanya senyum-senyum geli.

"I-itu bu, hmm ketinggalan iya ketinggalan tadi dirumah hehe," belanya sambil nyengir kuda. Berharap Bu Pertiwi akan melepaskannya kali ini, meski itu belum pernah kejadian.

"Ohh yasudah,"

Arya melotot dengan mata berbinar, "benar Bu?? Gak papa?"

Bu Pertiwi tersenyuk kecil, "Iya gak papa, silahkan berdiri dibawah bendera sambil hormat dan kaki sebelah terangkat," lanjut wanita paruh baya itu.

Arya membuka mulutnya lebar dengan ucapan Bu pertiwi. Ia srperti diterbangkan tinggi lalu dijatuhkan sedetik kemudian. Sungguh gak salah lagi kalo bu Pertiwi memang sosok malaikat munkar yang menjelma jadi manusia. Huhh kejam!

HIGHSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang