12. Broken

51 3 0
                                    

HIGHSCHOOL 12

Broken

Cinta adalah dimana lo percaya meski kadang fakta berkhianat

***

Malam ini Aira memutuskan untuk jalan-jalan sebentar untuk sekedar cari angin. Sejak kepergian sang kakak, dirinya jadi sedikit jengah dirumah. Banyak kenangan yang tak seharusnya ia ingat jika dirumah. Lagian tak ada gunanya juga ia mengingatnya. Meski dalam hati ia sangat menginginkan keluarganya kembali seperti saat ia kecil. Harus aira kembali kemasa kecil itu lagi dan tetap menjadi seperti itu?

Langkah kaki gadis itu terus menapaki kesunyian kota. Tangannya ia masukka dalam saku sweaternya.

Jembatan menjadi tempat berhentinya, menatap langit malam yang ramai akan bintang dan bulan yang senantiasa bercahaya. Angin malam ditemani lampu-lampu menambah suasana yang sepi. Kendaraan yang berlalu-lalang bagai dedaunan dimusim semi yang tertiup angin. Sunyi.

Hanya ada bulan yang menjadi cahayanya, bintang jadi pemandangan indahnya. Dan desir aliran sungai menjadi melodi jndah yang senantiasa menemaninya malam ini..

"Lo disini lagi."

Aira menoleh, mencari sosok pemilik suara bariton itu. Suara yang akhir-akhir ini mulai ia rekam dan disimpannya dalam memori paling dalamnya. Agar tak pernah hilang sampai kapanpun. Pemilik suara yang ingin ia dekap dalam tidurnya, menemaninya dalam mimpi setiap malamnya.

"Hoi! Malah ngelamun."

Lelaki itu terkekeh sejenak. Suatu hal yang sangat jarang ia perlihatkan. Terutama ini untuk Aira, gadis yang baru dikenal atau memang belum dikenal selain hanya sebatas teman sekelas.

"Ahh e-enggak ngelamun kok hehe,"

"lo kalo sedih gak usah sembunyiin."

Aira menoleh lagi, mendapati raut wajah pria itu mulai serius. Tampak dalam mata Aira pria itu sepertinya juga sedang ada beban pikiran.

"iya, aku usahakan mulai sekarang."

"Ohh."

Aira tersenyum, sesekali melirik wajah tampan Rayhan yang tengah serius menatap kealiran sungai. Tanpa sadar Aira tersenyum. Senyumnya yang tak pernah bisa ia tahan mulai sekarang jika melihat Rayhan.

"Daripada lo natap ketampanan gue terus disini, ayo pasar malam itu tuh." Ucap Rayhan terkekeh sambil menunjuk sebuah kincir yang bercahaya dari jarak yang tak terlalu jauh.

Tunggu! Sejak kapan ada pasar malam disana? Perasaan Aira tiap malam berdiri dijembatan itu tapi tidak melihatnya.

"gak usah kebanyakan mikir, ayo ahh." Sebelum keburu memutuskan tangan Aira sudah diseret oleh Rayhan.

***

Raka mengutuki dirinya sendiri saat memasuki area pasar malam yang tak jauh dari lokasi apartemennya. Bukan karena ingin atau apa, ini karena tadi raka merusak mainan anak tetangga apartemennya hingga nagis kenceng banget. Mana itu anak ngebet mau suruh ganti dan harus dari pasar malam lagi. Untung gak sampe ikut, nyusahin aja.

Mata Raka dengan malas melirik kesana kemari mencari mainan yang dicarinya.

"Ahhh mana sih tuh mainan, ngantuk juga." Rutuknya sebal. Sambil celingak-celinguk sana sini, raka terus menyusuri area taman yang disulap jadi begitu terang. Banyak kios penjual mainan dan makanan dipinggiran dekat pembatas sungai. Lokasi taman yang kini menjadi pasar malam memang dekat dengan jembatan, sehingga pemandangan begitu indah saat lampu jembatan bersinar dengan terang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIGHSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang