7 : Sad

40 11 1
                                    



HIGHSCHOOL

part 7

Sedih

Tak ada persahabatan yang sempurna tanpa adanya suatu masalah perselisihan.

****

Dani menatap serius sebuah bingkai kecil berisi fotonya dengan dua sahabatnya. Foto itu baru saja ia ambil kembali dari gudang di belakang sekolah yang dibuangnya dari loker miliknya dulu. Foto yang berisi kenangan yang sebenarnya ingin ia buang jauh terkubur sedalam-dalamnya dan tidak muncul lagi kepermukaan. Tapi tadi, ia tiba-tiba saja kepikiran. Sebenarnya ia benci bernostalgia tentang ini. Namun situasi membuatnya melewati batas tembok yang dibuatnya sendiri.

Dani menghembuskan nafasnya berat. Ditutupkan kembali bingkai foto itu dimejanya. Ia butuh ketenangan sementara, ini membuatnya pusing dimana- mana.

Ditempat lain, Raka dan Rayhan juga tampak sibuk melihat objek yang sama. Objek sebuah foto yang berisikan 3 orang pemuda yang berseragam sekolah saling tersenyum lepas. Raka dan Rayhan yang melihat foto didompetnya itu langsung menutupnya sambil menghela nafas dan menerawang keatas sana. Jauh kebelakanh, setahun lalu.

Flashback

"Hey kalian!! Jangan lari!" Teriak seorang satpam sekolah yang sedang memergoki gerombolan siswa yang sedang mencoba bolos dengan memanjat dinding belakang. Gerombolan 3 orang siswa yang terkenal bandel disekolah. Siapa sih yang tidak kenal mereka, komplotan sahabat yang sangat solid dan kompak. "Tunggu! Jangan bolos!"

Sambil terkikik, ketiga bocah nakal itu langsung ngacir meninggalkan satpam yang ngos-ngosan dibalik tembok.

"Sok ngejar, udah tua juga tuh satpam. Rontok tulangnya tau rasa tuh." Ujar salah satu siswa yang berambut panjang berponi, dia adalah anak ketua yayasan sekolah. Rayhan.

Sedangkan Dani dan Raka hanya manggut - manggut sambil mengatur nafas mereka. Baju srragam mereka saja sudah kusut terlebih Rayhan yang sudah tak lagi berseragam. Raka sendiri seragamnya kancingnya sudah di buka sampai memperlihatkan kaos oblongnya sampai bagian dada lalu dikancing lagi sisanya. Lengan seragam yang panjang digulung asal keatas hingga lengan kekarnya. Dani sendiri tetap dengan style cool dan rapihnya meski seragamnya agak kusut.

"Lo tau gak, ini udah keterlaluan hahaha bisa - bisa kita masuk dalam puncak daftar blacklistnya pak hatta. Gila!!" Seru Dani sambil terkekeh sendiri. Sedangkan kedua sahabatnya hanya tertawa saja. Lagian ini bukan pertama kali mereka melakukan hal seperti ini.

"Jadi, kemana kita kali ini? Jujur aja gue males liat mukanya tuh guru fisika yang bikin ngantuk," jelas Rayhan

"Entahlah, yang jelas gak usah jauh. Ngegame aja yuk bosen nih." Usul Dani yang melihat kearah warnet tak jauh dari tempat mereka.

Raka menggeleng cepat, "lo mikir dong, klo kita kesana otomatis bisa ketahuan. Lo kira tuh satpam bakal nyerah gitu aja? Dan sasaran utamanya biasanya warnet tempat anak bolos nongkrong. Gak gue gak setuju." Jelas Raka menolak.

Rayhan tersenyum pada dua sahabatnya itu, "yaudah sini aja. Ahh segarnya!" Rayhan merebahkan tubuhnya direrumputan dibawah pohon besar. Setidaknya ia bisa bebas dari yang namanya pelajaran, apalagi rumus fisika yang membosankan.

Dani dan Raka ikut bergabung dan mengmbil posisi dengan kepala sling berdampingan. Masing-masing menatap jauh keatas sana.. masa depan mereka kelak akan seperti apa?

"Gue harap kita tetap bakal kayak gini selamanya," Dani dan Raka ikut mengangguki perkataan Rayhan.

Selamanya?

HIGHSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang