< T I G A >

126 18 2
                                    


Happy reading~


°°

"Bella! Sudah ibu bilang untuk menghentikan kebiasaanmu itu."

Aku hanya menghela napas. Baiklah, lakukan apapun perintahnya Bella atau kau akan dalam masalah lagi.

"Baik ibu."jawabku, tidak mengalihkan perhatianku dari kaca jendela mobil.

Di luar hujan, langit berwarna kelabu. Yeah, hari buruk untuk merayakan ultahku. Ibu yang tengah menyetir masih mengomel namun hanya kuhiraukan.

"Bella Queen, sebaiknya kau mendengar perkataan ibu, ketika ibu tengah menasehatimu."

"Aku mendengarmu, ibu."jawabku malas.

"Hahh, apa yang membuatmu menjadi pemalas begini?"

Memangnya aku rajin dulu?
Tapi daripada menjawab perkataannya dan memperpanjang omelan ibu, maka kuputuskan untuk diam saja.

Tiba-tiba.

Mobil ibu terhenti. What the fuck!?

"Sepertinya bannya bocor."

Aku menatap ibu dengan wajah are-you-fucking-serious?

"Jangan menatapku seperti itu, keluar dan bantu aku mengangkat ban cadangan di bagasi."kata ibu merupakan perintah. Aku menggerutu pelan sebelum kemudian membuka pintu mobil. Tentu saja di luar masih hujan dan kaos putihku basah. Kenapa aku selalu sial dalam hidupku.

Aku menghampiri ibu yang telah berada di belakang mobil,tepatnya di depan bagasi mobil.

"Ayo bantu aku mengangkat ini."kata ibu, aku menarik napas sebelum membantunya mengeluarkan ban cadangan mobil.

"Butuh bantuan?"

Aku dan ibu segera mengalihkan perhatian kami ke arah sumber suara. Hanya menemukan seorang pria tua yang rambutnya telah memutih sebagian.

"Tidak terima kasih, bantuan dari orang tua tidak membantu sama sekali."

SMACK!

"Ouch! Mom!?"

"Bella, siapa yang mengajarimu untuk berbicara begitu?!"

Aku hanya mengusap kepalaku, sebelum kemudian membungkuk meminta maaf kepada pria tua itu. Pria tua itu hanya terkekeh pelan. 

"Maafkan Bella, dia tidak bermaksud berkata begitu."kata ibu sambil memasang senyuman lalu menatapku tajam. Aku memalingkan wajahku ke arah lain.

"Walau memang kelihatannya diriku telah tua, tapi tenagaku masih kuat."ujar pria tua itu masih sambil tersenyum, menampakkan kerutan yang jelas di wajahnya.

Ibuku hanya tertawa kecil.

"Baiklah, kalau begitu kami terima bantuan anda."


Pria tua itu mengangguk, sebelum kembali menatap ke arahku, yang entah kenapa membuatku merinding. Entah kenapa, senyumannya itu mengerikan menurutku. Dan juga, dia terlihat menyeramkan. Ayolah! Orang mana yang ada di tengah-tengah jalan sepi ini? dan untuk menambah kesan menyeramkannya. Kami berada di dekat hutan dan tidak ada siapapun di sini kecuali aku,ibu dan pria tua asing itu.

M A S K  •×B.DוTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang