< T U J U H B E L A S >

140 18 26
                                    


Happy reading~

°°

Ini dia.

Kesempatan besarku untuk bisa kabur dari rumah ini serta pemiliknya. Tanpa ragu-ragu lagi aku segera memutar kenop pintu berwarna putih itu perlahan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara.

Secercah harapan muncul pada diriku. Ya! Aku bisa keluar dari sini! akhirnya aku bisa keluar dari penjara itu. Walau tidak kelihatan seperti penjara tapi aku merasakannya seperti itu.

Langsung saja aku melangkahkan kakiku keluar. Merasakan rerumputan hijau di kakiku. Berapa lama aku sudah tidak keluar dan melihat matahari? ah lupakan, aku masih belum aman. Aku harus segera keluar dari sini.

"Kau pikir kau mau ke mana hm?"

Tidak.

Tanpa menoleh aku langsung berlari, aku tahu itu pasti BEN. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, aku terus berlari tanpa menoleh sedikit pun. Tanpa tahu ke mana kakiku membawaku, yang pasti aku hanya ingin menjauh dari BEN.

"Kau tidak bisa pergi jauh dariku, Bella."tawa kecil khas BEN menggema di kepalaku. Aku menggeleng, tidak. Jangan dengarkan!

Aku akhirnya berhenti di depan sebuah hutan. Kurang yakin apakah aku harus melanjutkan lariku. Bagaimana jika aku tersesat? tapi tidak mungkin untuk bagiku kembali lagi, BEN pasti masih berada di belakangku. Akhirnya karena tidak punya pilihan lain, aku langsung melanjutkan lariku lagi, memasuki hutan berkabut itu.

Setelah akhirnya merasa aku sudah jauh dan memastikan BEN tidak mengejarku, aku memutuskan untuk berisitirahat sebentar. Aku tersenyum kecil. Akhirnya aku bisa keluar dari rumah itu serta dari BEN. Tapi yang kupikirkan sekarang adalah, bagaimana cara untukku kembali?

Aku menghela napas, aku telah terlanjur kabur dan masuk ke hutan ini. Ngomong-ngomong, mengapa aku merasa sulit sekali bernapas di sini?

"Uhuk! uhuk!"

Rasanya benar-benar menyiksa. Aku merasa seperti tenggorokanku terbakar dan sulit sekali bagiku untuk bernapas, seakan-akan oksigen di udara menipis. Apakah kabut ini penyebabnya?

Mataku rasanya memanas dan perih, semua terasa berputar-putar memusingkan, hingga aku ambruk dan pandanganku menggelap.

Apakah aku akan mati di sini?

°°

"Ugh.."Aku membuka kedua mataku perlahan, lalu mengerjap agar dapat melihat lebih jelas. Hal yang pertama kali kulihat ialah langit-langit ruangan ini yang berwarna hitam. Tunggu, aku di mana?!

"Bagus, akhirnya kau sadar."

Aku langsung beranjak bangun hanya menyadari bahwa aku dirantai. What the fuck?!

Apa yang--

"Sudah kukatakan Bella, kau tidak bisa kabur dariku."Aku menatap BEN yang duduk melayang di depanku. Jangan tanya bagaimana, he is the freaking ghost of course he can do that.

Aku menarik napas berat. Percobaan kabur kali ini gagal...

"Awwe kenapa? apakah kau sedih karena tidak bisa pulang kembali ke duniamu? Sayangnya kau tidak bisa kembali, sayang."ujar BEN menarik daguku. Aku hanya menatapnya dengan penuh kebencian.

Ruangan ini seperti layaknya basemen, tidak ada kasur atau apapun. Hanya lantai dingin. Kurasa ia memutuskan untuk mengurungku di sini, hahh.

"Kau tidak seharusnya melakukan itu Bella, sekarang kau patut dihukum."kata BEN lagi, aku mengigit bibir bawahku menatapnya takut. Dan benar saja ia mengangkat tangannya ke udara, mendadak saja aku tidak dapat bergerak, kemudian aku mendengar tawa kecil keluar dari bibir pucatnya.

"Saatnya menerima hukumanmu Bella~"

Kumohon jangan.

BEN menarik lenganku di mana ia telah membuat tanda dengan kasar, berniat membuat tanda lagi di sana. Aku berusaha untuk menggerakkan tubuhku, namun sia-sia. Seakan-akan tubuhku serasa seperti semen atau membeku. Walau aku diam-diam berharap aku tidak merasakan rasa sakitnya. Namun harapan itu sirna ketika rasa panas layaknya api membakar kulitku. Aku berteriak kesakitan, berusaha menahan rasa sakit itu.

"Kumohon hentikan!!"

"Aw kenapa? aku suka melihat ekspresi menyedihkanmu."

Dia seorang psikopat! BEN kembali melanjutkan membuat tanda di lenganku, aku tidak kuat menahan rasa sakit itu langsung menjerit dan menangis. Setelah sekian lama, aku menunjukkan sisi lemahku dihadapannya. BEN tertawa, seperti ia baru saja melihat hal yang konyol. Bagiku tawanya terdengar tawa gila. Ia benar-benar senang melihatku menderita.

Akhirnya BEN melepaskan lenganku, rasanya aku ingin pingsan. It fucking hurts like hell!!

"Kau lihat? Aku tidak bercanda dengan perkataanku, inilah apa yang terjadi jika kau berani mencoba untuk kabur lagi dariku."kata BEN diiringi kekehan pelan. Aku masih menangis menahan sakit, berengsek itu!

"Kuharap kau berpikir dua kali untuk mencoba kabur dariku lagi, kau paham?"lanjut BEN sembari menarik rambutku. Aku terpaksa mengangguk.

Dan semenjak itu, kehidupanku terasa seperti neraka.

••

Don't forget to leave vomments if you like this chapter ;)

Gracias

Author Zero

@Zee_Lavisha

M A S K  •×B.DוTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang