AUF 21

26.4K 1.5K 28
                                    

Happy Readingggg~
Tinggalin komen yaaaaa~~~

###

"Emang apa Kak? Kikil mau tahu dong." Rahma tersenyum mendengar ketertarikan dari Aqila.

"Kamu tahu. Kita gak bisa maksain seseorang dan ngatur hati seseorang. Rasa cinta terhadap orang memiliki ukurannya sendiri, ada yang memang memandang cinta dalam artian cinta sebagai teman ada juga yang sebagai sahabat dan ada juga yang sebagai sepasang kekasih." jelas Rahma memandang Aqila.

"Terusin Kak, aku udah mulai paham." Aqila sedikit tersipu malu ketika membahas masalah cinta, Rahma sedikit tahu jika seorang gadis bertingkah seperti Aqila pasti ada seseorang yang dikaguminya.

"Tapi, satu hal yang kamu tahu. Jika kita mencintai selain Dia sebagaimanapun besar rasa cintamu kepadanya suatu kamu saat pasti akan merasakan sakit."

"Maksud Kakak? Kita tidak boleh jatuh cinta sesama manusia?" tanya Aqila sedikit terkejut. Aqila lebih serius memandang Rahma.

"Bukan begitu maksud Kakak. Maksudnya kalau kamu jatuh cinta sama seseorang, cintailah dulu penciptanya karena jika kamu mencintai-Nya maka kamu tidak akan merasakan sakit seperti kamu mencintai dia. Karena sesungguhnya cinta kepada-Nya adalah cinta yang sesungguhnya." jelas Rahma, Aqila memandang Rahma berbinar.

"Kak, aku senang banget bisa kenal sama Kakak. Aku mau mencoba berubah seperti Kakak. Kak, ada gak sih yang kayak gak suka sama penampilan Kakak atau gak suka sama sikap Kakak? Sikap Kakak gimana? Aqila denger banyak yang nganggep sepeleh seseorang yang berhijab apalagi yang baru mau mencoba." Entah mengapa Aqila penasaran semua tentang Rahma, bahkan semua tentang Rahma terasa menarik bagi Aqila.

Rahma meletakkan ponselnya setelah mengabari Zidan jika ia sudah bersama dengan Aqila, Rahma pun meminta Zidan, Eci dan Nesya pulang duluan saja. Awalnya Zidan menolak tapi karena Rahma meminta berkali-kali akhirnya Zidan mengiyakan permintaan Rahma.

Setelah Rahma meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas, tepat dengan saat Aqila menyudahi pertanyaannya. Rahma tersenyum mendengar pertanyaan Aqila.

"Kalau masalah penampilan, kalau mau di bilang gak ada yang gak permasalahin itu bohong banget. Tapi asal kamu tahu Aqila, Kakak berubah bukan untuk mempercantik diri atau menarik perhatian seseorang. Tapi, murni karena Kakak yang sudah sedikit demi sedikit lebih dalam memperlajari tentang Islam. Kakak tidak mempermasalahkan jika orang lain menganggap penampilan Kakak kuno, karena penilaian terbaik itu dari Allah bukan dari orang lain. Dan untuk sikap Kakak, jujur Kakak akui Kakak sendiri masih banyak berbuat salah. Terkadang Kakak bersikap jahil, tidak sopan dan juga masih sering bertatapan atau sesekali bersentuhan dengan lawan jenis. Tapi semua itu Kakak usahain dan Kakak coba untuk di kurangi. Kakak dulu bukan seseorang yang seperti ini, pergaulan Kakak dulu sedikit lebih bebas. Makanya Kakak gak bisa langsung hapus sikap Kakak tapi Kakak mencoba untuk memperbaiki." Rahma menjawab kembali pertanyaan Aqila.

Rahma menjawab berdasarkan pengalamannya sendiri. Sebenarnya menyenangkan berbagi pengalaman kepada orang lain tapi sayang pengalaman Rahma dulu tidak sebaik sekarang, meski begitu Rahma selalu nenjadikan masalalunya sebagai pelajaran agar lebih baik.

Rahma tidak ingin sok tahu atau menggurui, Rahma ingin jika seseorang tertarik ingin berubah bukan karena dia tapi memang karena niat baiknya kepada Allah.

"Kak, Kikil pengen berubah. Tapi perlahan, Kikil mau kayak Kakak. Kakak mau gak ngajarin Kikil?" Aqila tersenyum penuh harap, Rahma dengan senang hati mengangguk menyanggupi permintaan Aqila.

"Tapi Kak, aku belum siap untuk pakai hijab."

"Ya udah Kil. Bismillah aja dulu, seengaknya kamu perlahan berubah jadi lebih baik dan dekat kepada-Nya. Nanti perlahan kita coba buat kamu pakai hijab." Rahma memberi saran untuk Aqila.

Rahma tahu bagaimana gelisahnya Aqila, karena dulu ia merasakannya. Ia tahu rasanya bingung harus bagaimana, harus mulai dari mana dan alhamdulillah Allah menunjukkan jalannya kepada Rahma lewat acara tausiah-tausiah dan sesekali Rahma mencari informasi terpecaya dari internet.

Lagian, di benak Rahma saat itu adalah kenapa juga harus menunda, jika sudah siap berubah. Meski perlahan tetapi setidaknya sudah ada niat untuk berubah. Dari pada tidak sama sekali, itu lebih berbahaya.

"Kak, aku punya satu permintaan untuk Kakak."

"Permintaan? Apa itu Kil?" tanya Rahma bingung.

"Eh sebentar," Rahma merogoh tasnya ketika ponselnya bergetar. Terlihat nama Alvaro berada di layar ponsel Rahma. Rahma memberikan kode kepada Aqila, 'Papa kamu,' ucap Rahma tanpa bersuara.

"Assalamualaikum Pak," ucap Rahma setelah menggeser tombol hijau di ponselnya.

"Waalaikumsalam, Rahma kamu masih sama Aqila?" tanya suara di ujung sana.

"Iya Pak, saya masih bersama Aqila," saut Rahma.

"Bisa tolong berikan ponselmu sama dia? Saya mau berbicara sebentar."

Rahma mengangguk dan menyodorkan ponselnya ke Aqila, Aqila menatap Rahma bingung.

"Pak Alvaro mau bicara," ucap Rahma.

Aqila langsung mengambil ponsel dari tangan Rahma dan berbicara dengan Papanya itu. Rahma tak tahu apa saja yang di bicarakan Aqila dan Papanya. Tetapi beberapa kali Aqila tertawa saat mengobrol dengan Papanya dan juga sempat beberapa kali tidak sengaja terdengar oleh Rahma jika Aqila menyebutkan nama mall ini.

"Ini Kak, nanti Papa bakal nyusul kita," ucap Aqila lalu memberikan kembali ponsel Rahma.

"Oh iya Kak, buat yang tadi. Aku mau minta sesuatu sama Kakak," lanjut Aqila.

"Apa itu?"

Rahma sedikit bingung, mengapa Aqila minta kepadanya bukan kepada Papanya. Karena jika ia meminta ke Alvaro sudah pasti Aqila pasti dapat apa yang ia mau. karenasecara materi dan finansial keuangan Alvaro lebih dapat di andalkan dari pada Rahma. Meski Rahma juga tidak bisa di bilang kere.

"Tapi, permintaanku sedikit sulit Kak," ucap Aqila sedikit Ragu. Ia sangat ragu jika Rahma mau menyanggupi permintaanya.

"Memangnya apa Kil? Kakak akan usahakan, kalau Kakak bisa."

"Aku mau minta Kakak jadi Mama aku," ucap Aqila yang sukses membuat Rahma membeku.

###

Hayo lohhhhh wkwk khusus hari ini double part yaakkk :p semoga sukaaa makasih banget sama responnya dan komentar-komentarnya❤
Jangan lupa add library yaaa^^

Ana Uhibbuka Fillah [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang