18. MAMA BERSAMA KU

97 6 0
                                    

Keesokan hari nya, ia memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Karna keadaan nya begitu memprihatinkan, dirinya benar benar kacau hari itu, setelah semua apa yang ia harapkan berbeda dengan kenyataan hidup nya.

Orang yang setiap hari bisa membuat nya tertawa bahagia kini harus pergi meninggalkan luka, orang yang selalu membuat nya dilanda rindu tapi kini telah musnah dari hidupnya, orang yang selalu ada saat ia kehilangan arah tetapi kini harus ia lupakan, orang yang selalu ia khawatirkan keadaan nya tetapi kini telah menghilang, orang yang membuat nya cemburu tapi kini telah tak dapat ia lihat lagi, dia telah pergi, pergi menjauh dari kehidupannya, pergi menghilang meninggalkannya.

Ia rindu saat saat bersama nya, ia rindu saat tertawa berdua bersamanya, ia rindu saat duduk disamping nya, ia rindu memarahinya, ia rindu saat memeluk nya, ia rindu tawanya, ia rindu segalanya tentang dirinya, dirinya yang kini harus ia lupakan, sulit, ini sangat sulit bagi nya.

Kini ia harus menjalani hari hari nya tanpa dirinya, tanpa tawa nya, tanpa senyumnya, tanpa kekhawatirannya, tanpa kecemburuan nya, tanpa perhatiannya, tanpa cintanya yang entah apakah dia mencintai nya atau tidak tapi ia cinta, kini ia harus menjalani hari hari nya, sendiri! Sendiri dan benar benar sendiri!

________

"Toktoktok" mama mengetuk pintu kamar nya.

"Masuk" ucap kila dengan suara yang parau untuk mempersilakan mama nya masuk dengan sedikit teriak agar mama nya mendengar.

"Mama?" lanjut nya mengusap air mata nya.

  "Pagi sayang, kamu nggak masuk sekolah?"

"Enggak ma"

  "Kenapa?"

"Ga enak badan aja"

  "Itu kok mata kamu sembab , habis nangis ya? Kenapa?"

"Ohh enggak ma, ini tadi . . ehmm . . itu ma . . tadi ini . .  ini kecolok sedotan pas minum jus kok, hehe iya ma kecolok kok"

  "Nggak mungkin lah kila, mama tau kamu. Dari dulu kamu itu emang gak bakat bohong, jadi kamu jujur aja sama mama. Kalo emang ada masalah kamu cerita aja sama mama, insya allah mama akan bantu kamu. Cerita aja gapapa, mama gak akan marah sama kamu"

Mama menap mata kila dengan penuh tanya dan dengan penuh harap agar anak nya tersebut mau untuk menceritakan masalah yang sedang ia hadapi nya kepada mama. Kemudian hati kila luluh, air matanya mulai menetes ia langsung memeluk mama nya dan menangis melampiaskan rasa sakit hatinya.

  "Kamu kenapa kila? Cerita sama mama" ia tidak menjawab perkataan mama nya, ia tidak dapat menahan tangis nya lagi. "Kamu kenapa nak??"

Kila melepaskan pelukan nya sambil mengusap air matanya dan mulai berbicara dengan sedikit tersendat sendat "gapapa ma".

  "Nggak mungkin! Jangan bohong sama mama. Sekarang cerita kenapa?"

Mereka diam. Kila diam. Mama juga diam. Keadaan di kamar kila seketika hening.

"Devan maaa" kila mencoba cerita kepada mama nya dengan menahan tangis nya, tapi ia tidak mampu. Tangis nya meledak, ia langsung memeluk mama nya dengan air mata yang membasahi pipi nya, air mata nya mengalir dengan sangat deras.

  "Kenapa? Kamu ada masalah? Kamu lagi berantem?" ucap mama nya dengan sangat lembut mencoba bertanya tentang apa yang telah terjadi kepada anak semata wayangnya tersebut.

"Kila kecewa ma! Kila ga tau harus gimana ma! Kila ga tau!" ia mulai berbicara kepada mama nya dengan keadaan masih menangis.

  "Ya sudah, menangislah nak. Luapkan kekecewaan mu, amarah mu, rasa sedih mu dengan menangis. Jika memang menangis salah satu cara terbaik untuk membuat hati mu lega, menangis lah sesukamu. Mama akan menunggu sampai kau siap untuk cerita." setelah mama berkata kepada kila, tangis nya pun semakin menjadi jadi. Mama hanya mengelus elus rambutnya mencoba membuatnya tenang.

Mama sangat sabar menunggu nya tenang dan siap untuk bercerita tentang apa yang telah membuat nya menjadi terpuruk dan sedih seperti ini. Setelah ia menangis dan mama menunggu, kira kira 5 menit kemudian ia mulai melepas pelukannya dan mengusap air matanya untuk mulai bercerita kepada mama.

  "Kenapa nak? Kenapa?"

"Kila kecewa sama Devan ma. Kila benci Devan! Kila nggak mau ketemu Devan lagi ma!"

  "Iya tapi keapa?"

Ia mulai menceritakan apa yang terjadi sehingga membuat nya seperti ini, "kila cinta devan ma. Tapi devan tidak! Kila kira devan juga mencintai kila tapi ternyata enggak ma! Devan nggak pernah punya perasaan ke kila! Kalo emang ga punya perasaan ke kila, kenapa devan harus memberi harapan ke kila! Kila selalu berharap bisa bersama dengan devan selamanya, tapi harapan itu akan terus menjadi harapan tanpa akan menjadi sebuah kenyataan! Kila ga tau haus gimana maaaa!"

  "Kamu sedih karna kehilangan atau karna kamu malu?"

"Maksud mama? Malu kenapa?"

  "Ya kan kamu terkenal di sekolah, semua orang di sekolah mu juga tau kalau kamu lagi deket sama devan, deket banget malah. Dan sekarang kamu harus berjauhan dengan devan"

"Bukan itu ma! Kila cinta devan!"

  "Maafkan mama" sepertinya mama tau bahwa apa yang dikatakannya malah akan semakin memperkeruh suasana hati anak nya, "mama tidak bermaksud menambah susah hati mu".

"Kila, denger mama. Menangis itu memang selalu menjadi pilihan terakhir kala hati tengah terkilir kian menganga karena luka. Yang mengis tak patut disebut cengeng, yang menangis tak patut disebut lemah. Justru ia beruntung sebab telah menemukan titik awal untuk kembali menata langkah. Maka dari itu, jangan ditahan sayang. Senyum mu tidak menunjukkan keindahan, jika kamu tutupi dengan seuah kepura - puraan. Sayang, tak selamanya cinta harus memiliki. Ada kalanya kita harus mengalah dan melepaskan cinta kita meskipun sakit. Karena cinta sejati bukan membuat sakit, namun membua bahagia. Cinta bukan hanya sekedar bagimana kamu memiliki cinta nya, namun bagaimana kamu menjaga serta memelihara cintanya. Percaya deh sama mama. Melepaskan nggak mudah, tapi jika memang dengan cara melepaskan bisa membuat dia, orang yang kamu cinta bahagia, maka lepaskan. Kebahagiaan sejati dari mencintai adalah melihat orang yang kita cintai tertawa bahagia, walau bersama yang lain."

"Ya sudah tenangkan dirimu, mama keluar dulu. Mama mau siap siap kerja, udah telat" lanjut mama nya berpamitan kepada kila lalu mengecup puncak kepala kila,  tetapi kila hanya menjawab perkataan mama nya dengan anggukan tanpa melihat mama nya yang berlalu meninggalkannya di kamar.

Ia terus menangis meluapkan rasa sakit hatinya. Kenangan masa lalunya terus terngiang - ngiang di dalam pikirannya. Seolah - olah menyuruhnya agar terus tinggal di dalam masa lalu yang begitu menyakitkan. Tapi ia tahu, ia harus bangkit. Tapi itu semua sulit untuk ia lupakan, sulit untuk ia buang!

#Note

Vote gue yups!😚

Sad ending or happy ending?😁

Tenang, masih panjang ceritanya. Ini baru setengah cerita😂

School Love Story❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang