17. MELUPAKAN

93 6 0
                                    

Mungkin hanya aku dan Tuhan yang tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Siapa sih yang WastApp malam malam gini?,—ucap kila kesal kepada dirinya sendiri.

Devan, "gue tau lu suka ama gue, tapi kalo gue emang bener ga ada perasaan ama lo gimana? Masak iya gue haus pura pura suka ama lo? Gue ga bermaksud nyakitin lo, tapi emang nyatanya gue ga cinta ama lo!"

Apa yang dimaksud Devan? Kenapa dia wA kila seperti itu? Kenapa dia marah? Apa salah kila? Anehhhh_-

"Maksud lo apa sih? Gue ga faham!" balas nya dengan bingung, memang faktanya ia bingung. Kenapa tiba tiba Devan chat dan marah marah ke kila?

  "Lo nyuruh Devi buat gue mau ama lo kan!!"

"Nggak van, sumpah. Gue ga ada niatan buat nyuruh Devi buat ngelakuin itu van"

  "Lo cerita ke Devi tentang semua nya biar Devi mandang gue sebagai cowok brengsek kan!?"

"Demi Allah van! Gue ga pernah punya niatan buat lo hina dimata Devi atau yang lainnya van. Emang iya gue cinta ama lo, tapi kalo lo nya ga cinta gue terus gue bisa apa? Yang gue bisa cuma melepas lo dan mencoba melupakan lo juga mecoba ngehilangin rasa yang gue punya ke elo"

  "Ga usah munafik deh!"

"Terserah lo ya! Gue ga munafik! Yang munafik itu elo!"

  "memutar balikan fakta,-"

"Lo yang mutar balik kan fakta! Munafik!"

  "Serah!"

"Ga usah sok ganteng! Sok laku! Gue bisa nyari lagi yang lebih dari lo" pada hal sebenarnya kila sudah sangat menyayangi Devan, dan ya semua tau, kalau memang cinta itu susah buat dilupakan.

  "Gue ga rugi!"

Kila benar benar hancur hari itu. Ia mecoba melupakan kejadian yang menimpanya malam itu, tapi semua pasti tahu itu sulit. Kalau pun bisa itu memerlukan masa yang cukup lama.

Setelah itu ia membaringkan tubuh nya di kasur  dengan mendengarkan percakapan yang ada di dalam dirinya. Mata nya masih mengeluarkan air mata yang mengalir dengan deras di pipi nya.

"Kau tak pernah tau rasanya menunggu , dibalik rindu yang menggebu, dan dibalik harapan yang kurasa semu."

"Janji adalah sebuah ilusi yang mudah terucap, namun sulit terjaga. Didalamnya mengandung keteguhan dan ketangguhan hati untuk menepati. Olehnya, kita diajak untuk belajar bagaimana menaati prinsip yang dibangun sendiri. Namun dilain sisi, janji adalah sebuah tanggung jawab yang mengandung banyak konsekuensi nya, apalagi jika terlanjur kelebihan porsi. Kita kerap mengumbar janji saat sedang menjalani sebuah hubungan. Betul, bahwa itu adalah bukti cinta. Di dalamnya terbesit pesan bahwa hal yang lebih baik akan datang di masa depan. Padahal bukankah tidak ada yang menjamin perkara di masa depan?"

"Kusangka kita saling mencinta. Tapi sayang, aku hanya terlalu berkhayal. Mungkin butuh waktu untuk memahami. Tak perlu menutup diri dan hatimu, untukku"

"Kau tidak mengerti, betapa besar arti memiliki. Bila kau belum pernah merasakan betapa pedihnya rasa kehilangan"

"Jika hanya sekedar singgah. Bersikaplah seperti tamu. Agar aku tau, kau hanya pantas disuguhi 'Kopi' dan bukan 'Hati'."

"Akhh! Kini semua harapan dan impian telah pupus terkikis oleh ombak kekecewaan!"

Kila lelah, lelah dengan keadaan ini. Kenapa dia sangat ahli dalam menyembunyikan perasaan nya, tapi kenapa tidak dengan kila? Perlahan, mata sembab nya terpejam lelah. Terlihat damai disana. Dan, ia berharap, nanti saat ia bangun, semua akan kembali seperti semula, ia menyapa 'lelaki' nya, ia berharap semua hanyalah mimpi yang menghiasi tidur nya. Tapi sayang, semua nya adalah 'Nyata'.


Gue nangis loh pas nulis ini, kalimat per kalimat yang menyentuh hati gue. Mungkin nggak buat kalian,Entah lah, atau mungkin gue yang kebaperan? Kapan gue bisa buat part yang beaper sih??😭
Selanjutnya?😨 ikuti terus!
Gue tunggu comment kalian💞

School Love Story❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang