17(tujuh belas)

7 2 0
                                    

" cantik" gumam arel saat melihat alessa
"Dia bidadari bukan manusia" ucap arel pelan namun masih bisa didengar oleh Alessa yang sedari tadi masih diam mematung diam bang pintu

"Mana ada bidadari" tanya Alessa pelan
"Ini" sahut arel menunjuk Alessa
"Maksudnya??" tanya Alessa tak mengerti
"Kamu seperti bidadari" ceplos arel cepat

       Sejak arel melontarkan kalimat terakhirnya Alessa hanya diam memandang manik mata hitam milik arel keduanya saling beradu pandang jantung Alessa kembali bergemuruh disaat arel menunjukkan senyum khasnya.

Arel sedari tadi hanya diam menatap mata hasel milik Alessa keduanya saling berselisih faham dengan hari mereka masing2

"Aku mau berangkat dulu" dengan susah payah Alessa memberanikan diri untuk berbicara
"Aku ikut ya?" tawar arel antusias
"Yakin, disana ngebosenin loh" tekan Alessa menyakinkan
"Gpp asal masih ada kamu ....eaakkk" goda arel yang langsung mencubit pipi Alessa

Dengan berjalan mendahului arel Alessa mengomel pada tingkah arel yang semakin tak sopan

"Kayaknya kamu harus ilangin deh kebiasaan kamu itu" decak Alessa merasa kesal

"Kebiasaan yang mana?" tanya arel mengikuti Alessa berjalan turun dari tangga

"Buang kebiasaan kamu yang selalu nyubit pipi aku" protes Alessa yang malah dibalas senyuman oleh arel

"Knp sih kamu nggak suka" tanya arel balik
Alessa yang merasa kesal pun duduk di ruang santai dan memasukkan beberapa buku novel kedalam tas yang memang wajib untuk dia bawa kemanapun
"Bukan masalah suka apa enggak tapi kelakuan kamu itu bikin pipi ku tambah chubby ar" ketus Alessa kesal

"Kan biar tambah imut"

Gila jawaban arel itu bisa membuat pipi Alessa merona seperti kepiting rebus

"Udah lah aku berangkat titip rumah ya"pinta Alessa lalu beranjak untuk pergi

"Tunggu!!"cegah arel menahan tangan Alessa " kan aku udah bilang aku mau ikut ,yuk"ajak arel mendahului Alessa yang masih diam dalam posisinya

"Aku yang gila apa dia yang somplak" ucap Alessa lirih lalu menhammpiri arel diambang pintu

   Setelah dipastikan pintu terkunci rapat arel dan Alessa pun berjalan beriringan dan tak ada kalimat yang keluar dari mulut mereka

Saat melewati sebuah lorong Alessa melihat pintu kamar nomor 98 terbuka dan betapa terkejutnya Alessa saat melihat nenek Margareth dan kakek samuel terpampang disana

"Nenek kakek" sapa Alessa menghampiri nenek itu

"Manis"balas nenek Margareth memeluk Alessa ramah
"Alessa kakek nggak dipeluk nih" ucap kakek samuel meminta pelukan
"Kakek nenek mau kemana?" tanya Alessa yang masih ada dalam pelukan kakek samuel

"Ini kekasih ya?" .....








Kira2 apa ya jawaban arel sama Alessa

Tunggu next nya jangan lupa vote n coment bye see you

kisah AAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang