11

2.7K 123 0
                                    

Jangan menangis,
Percayalah,rencana tuhan pasti jauh lebih indah.

"Lu abis nangis Na?" tanya Ara pada Ayna saat melihat matanya bengkak seperti habis menangis.

Ayna menggeleng.

"Yakin?" tanyanya lagi.

Ayna mengguk mantap.

Dellya belum datang rupanya.

"Soy si Dellya belum datang" Ara menjelaskan.

"Gua tau" Soya menjawab dengan malas. Pasalnya Soya masih merasa tidak enak pada Ayna yang membuat dia dan Ayna menjadi canggung.

TengNongNeng
Saatnya masuk kelas jam pelajaran akan segera di mulai

Bel sekolah berbunyi menandakan waktu belajar telah di mulai.

'Bel! Gua udah masuk kelas jadi lu gak usah nyuruh gua!' gerutu Ayna dalam hati pada bel sekolah yang tak punya salah dan dosa itu.

"Berdoa menurut kepercayaan masing-masing,mulai" komando dari ketua kelas.

Semua murid menundukan kepala berdoa dan bersyukur kepada sang pencipta.

"Beri salam" kata ketua kelas lagi saat Bu Tias masuk.

"assalamu'alaikum wr.wb"

"wa'alaikum salam" jawab Bu Tias.

"Hari ini guru IPA kalian tidak masuk. Jadi kerjakan uji kompetensi di buku paket halaman 73 di kertas selembar,kumpulkan sebelum jam pergantian pelajaran" jelas Bu Tias selaku guru piket hari ini.

"Baik bu"

Hening beberapa saat sebelum akhirnya pecah oleh berisiknya anak-anak.

Ara tidak mengerti yang mana yang harus dia isi. "Dell yang mana?" tanyanya pada Dellya.

"Yang ini kali,eh Aldo! Ini isi yang mana?" Dellya bertanya pada Aldo si ketua kelas yang duduk di depan mereka berdua. Ya,Ayna meminta agar dia duduk dengan Soya beberapa hari yang lalu.

Jadi saat ini Ara duduk bersama Dellya.

"Terserah" jawab Aldo.

'Ada ya ketua kelas gitu? Hmm terserah kan? Kalo gak ngisi berarti gak apa-apa dong kan terserah' kata Ara dalam hati.

Ara mengeluarkan bukunya sebagai tatakan untuk menulis. Tapi,belum sempat dia menulis, buku itu sudah di ambil oleh Aldo.

"Iih balikin Aldo! Itu buat tatakan gua nulis!" Ara kesal dengan sikap Aldo.

"Gua juga pinjem buat tatakan nulis!" jawab Aldo sekenanya.

Dengan kesal Ara melangkah maju niat ingin merebut bukunya kembali tapi Aldo menahannya akhirnya Ara memutuskan untuk mengambil buku paket IPA milik Aldo.

"Ih kenapa di ambil?" Aldo bertanya dengan sebal.
"Buat tatakan,kan buku gua loh pinjem. Jadi gua pinjem buku paket loh sebagai gantinya!" jawab Ara kesal.

"Terus gimana gua mau ngisinya. Orang soalnya juga dari buku paket itu!" jelas Aldo.

"Bodo" jawab Ara sambil menjulurkan lidahnya.

Aldo mengambil buku paket Ara. "Lah gua gimana ngisinya?" tanya Ara.

"Kan loh bisa liat soalnya di buku paket gua" jawab Aldo sambil nyengir. Dellya yang melihat tingkah Ara dan Aldo hanya tertawa.

'Ini Ara yang oon apa Aldo yang bego sih?' batin Dellya.

Ara mendengus kesal. "Terus gua nulisnya gimana? Kan tatakan buku gua ada di elu"

"Bodo" jawab Aldo merasa menang dengan senyum iblisnya.

💸💸💸

"Eh nanti pulang sekolah main yuk kerumah gua" ajak Dellya yang berniat untuk mengajak teman-temannya makan bersama di rumahnya karna hari ini dia ulang tahun yang ke 17 tahun. Sweet Seventeen

"Gak mau" jawab Ara dan Soya bersamaan.
"Loh kenapa?" tanya Dellya sedih.
"Males,gua sibuk!" kali ini Ayna yang menjawab.

Dellya mengangguk. Dia kecewa.

'Temen-temen apa kalian lupa kalo hari ini adalah hari ulang tahun gua yang ke 17 tahun? Jahat hiks' Dellya menangis dalam hati.

🏡🏡🏡

"Kalian kenapa si pada diem-dieman gitu,gimana kita mau ngasih surprise nya! Kalo kek gini ceritanya!kasian kan si Dellya!" murka Ara kesal atas sikap teman-temannya.

"Suruh siapa nikung temen sendiri!kaya si Jella aja TUTI(tukang tikung)"

"Lo nyindir gua?" tanya Soya sewot.

"Lo kesindir!bagus deh!"
"Gua gak nikung lu!" jawab Soya.

"Terus kemaren apa maksudnya? Lo masih mau ngelak?" Ayna menatap Soya sinis.

"Kemaren itu gu-" jawab Soya terpotong karna kedatangan seorang lelaki yang menjadi masalah itu. Devan.

"Hmm Na sorry ya kemaren gua ninggalin lu" jelas Devan pada Ayna yang masih bengong karna gak percaya siapa yang sekarang berdiri di depannya.

"Na kemaren gua ada urusan futsal sama Johan,karna gua tau si Soya mau ketemu Johan jadi gua kira sebaiknya gua minta Soya buat ngomong ke Johan. Karna gua tau Johan gak mungkin masuk dulu ke Cafe" jelas Devan walaupun dia tau apa yang di ucapkannya itu semua bohong. Dia hanya tidak ingin Soya di bentak.

'Elu gak pandai bohong Van' kata Soya dalam hati.

Soya degdeggan bukan main. Dia mulai ngerasa gak enak. Soya tidak terlalu jelas mendengarkan percakapan Ayna dan Devan. Kepalanya pusing, perlihatannya mulai tidak jelas.

"Soy maafin gua" kata Ayna sambil memegang tangan Soya.

"Gakpapa,maafin gua juga" jawab Soya di sela pusing nya. Dia tersenyum dan...gelap. Soya pingsan.

"Soya pingsan, gimana dong?" tanya Ara.

Sontak Devan mengangkat tubuh Soya membawanya ke ruang UKS. Semuanya panik walaupun itu bukan yang pertama kalinya.

"Eh maaf gua telat,jadi kapan kita ke rumah Dellya?" tanya Hany yang baru saja datang.

Bahkan,Ara dan Ayna hampir saja melupakan Dellya.

"Eh iya ntar sore aja deh,si Soya pingsan noh"

"Loh kenapa dia?"

"Gaktau" jawab Ara.

Mereka bertiga akhirnya menyusul Devan ke ruang UKS.

(╥╯θ╰╥)
Votenya ka★

Phobia Mantan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang