44

1.4K 71 2
                                    

"gua udah inget semua."

Ujang,Ara dan Sista natap gua kaget.

"Lo serius?" tanya Ara penuh semangat.

"Yeaayyy Soya balikkk." kata Ara dan Sista jingkrak-jingkrakan.

"Emm maaf Soya teh siapa? Terus maksud kamu teh apa Lis? Inget apa?" tanya Ujang heran.

"Emm gini Jang,nama gua itu Cheeseya Soya. Dan mereka temen-temen gua." jelas gua.

Ujang murung,"jadi Lilis teh namanya Soya? Berarti Ujang udah nggak bisa lagi berteman sama Lilis atuh? Kita nggak bisa ngangon bebek lagi atuh?"

Ujang sedih keliatan dari raut mukanya,gua jadi ngerasa bersalah nih.

"Jang?" panggil gua.

"Apa Lis? Eh Soya."

"Makasih ya buat selama ini," kata gua tulus dari hati.

Ujang ngangguk.

"Bilang juga sama bu Jum,makasih banget. Aku pulang nggak apa-apakan?"

Ujang natap gua serius.

"Gimana sama perasaan Ujang Lis?" tanya Ujang.

Gua diem,bingung.

"Makasih udah sayang sama Soya, Jang! Tapi, Soya udah punya pacar." jawab gua jujur.

Ujang sedih,"yaudah kalau gitu, Ujang pulang aja ya,neng!"

Gua pegang tangan Ujang yang hampir pergi.

"Lilis juga sayang banget sama Ujang."

Ujang senyum,"Ujang teh bakal selalu nunggu Lilis kembali,walaupun sekarang kamu teh Soya bukan Lilis. Kapan-kapan main ya ke rumah!"

Gua senyum,"iya Jang! Salam ya buat ambu."

Ujang ngangguk dan pergi.

"Soy! Ayo pulang!" ajak Ara.

Gua geleng kepala,"gua mau ke Johan! Dia pasti nyariin gua."

"Iya Ra! Dia kaya orang gila,dandanannya nggak layak gitu semenjak lo ilang. Prihatin gua." jelas Sista.

"Yaudah gini,lo ikut kita sampai jalan raya. Udah itu terserah lo deh!" usul Ara dan gua ngangguk.

Kita bertiga gayor di motor Ara. Tapi sesuai kesepakatan,di jalan raya gua harus turun karena arah kita beda.

Gua turun dari motor Ara dan langsung stop taksi yang lewat.

"Pak cepetan ya!"

Supir taksi itu ngangguk dan langsung menggas mobilnya.

"Pak lama banget si? Ada apa?" tanya gua.

"Ada yang tabrakan neng! Jadi macet." jelasnya.

"Aaah!" pekik gua.

"Pak saya turun disini aja."

Setelah gua keluar dari mobil itu,

"Neng?"

"Apa?"

"Ongkosnya?" pinta pak supi taksi.

Aduh gua lupa lagi gua nggak bawa uang.

"Pak ada kertas sama pulpen nggak?" tanya gua.

Pak supir mengangguk dan memberikan yang gua pinta tadi.

"Pak,bapak dateng ke alamat ini aja ya! Bilang dari Soya,itu alamat rumah saya,saya lupa bawa uang pak." kata gua dan langsung nyengir.

"Heh! Nggak usah belaga naik taksi neng kalau kere!" omelnya.

Phobia Mantan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang