42

1.3K 65 3
                                    

"Lo harus tanggung jawab! Soya udah seminggu nggak ketemu! Lu enak keburu di selametin sama tim SAR,nah Soya? Nggak kan!" murka Ara.

"Harus tanggung jawab!" tambah Dellya.

"2"

"3"

"4"

Johan tertunduk lemas. Rambutnya tak beraturan,dandanannya seperti tidak terurus. Kacau.

"Iya,gua mau tanggung jawab,tapi gimana?" tanya Johan dengan frustasi.

"Udahlah gaes! Jangan gitu,walaupun tuh anak tanggung jawab juga nggak akan ngembaliin Soya!" lerai Hany.

"Lo juga Devan! Bantu cari!"

Devan melirik Ara,"gua udah bantu cari."

"Cari dimana?" tanya Ara masih sewot.

"Di hati gua,"

Blag!

Johan meninju pelepis Devan.

Blag!

Devan meninju perut Johan dengan sekuat tenaga hingga Johan mengeluarkan darah dari mulutnya.

Johan menatap geram Devan dan mendekat kearahnya.

"STOP!" pinta Ayna.

Semua menatap Ayna yang baru saja datang.

"Kenapa?" tanya Devan dan Johan hampir bersamaan.

"Kalian berantem beneran atau lagi bercanda?" tanya Ayna polos.

"BERCANDA!" kata Johan dan Devan bersamaan dengan muka murka.

"Oooooohhhh berrrcannndaaaaa,bilang dong! Yaudah lanjutin aja."

Semuanya menatap Ayna sinis.

"Ko pada liatin gua si? Nge-fans?" tanya Ayna.

"Bodoh!" kata Dellya.

"2"

"3"

"4"

"5"

"Sut udah ah! Tadi tecan telpon lagi ke gua,dia nanyain Soya! Sampai sekarang belum ketemu. Padahal tecan udah pasang iklan di TV,Browsur,Online juga! Bahkan ya,si tecan berani bayar 30 juta buat yang bisa nemuin Soya." jelas Ayna.

***

Soya's Pov

"Aah susah Ujang,kabur-kaburan mulu." kataku pasrah.

"Semangat dong! Masa iyah Lilis kalah sama mereka!" kata Ujang sambil mengangkat kedua tangannya memberi semangat.

"Tapi mereka lebih cerdik Ujang, Bebek Zaman Now."

"Suttt" kata Ujang sambil menaruh telunjuknya di bibirku.

"Ko udah seminggu masih belum bisa Lis?" tanya Ujang dan aku manyun.

"Yaudah atuh sini Ujang ajarin lagi yah."

Aku tersenyum mendengar ucapan Ujang dan mengangguk semangat.

Aku dan Ujang kembali melakukan aktifitas kita. Yang sering Ujang sebut,'Ngangon Bebek'.

"Ujangg!" teriaku saat salah satu bebek jatuh ke lumpur.

"Yahh," pekik Ujang kecewa saat melihat bebeknya.

"Itu teh si Markonah Lilis,bebek Ujang tercinta,tergeulis,tersagalana pokonamah." kata Ujang yang buat aku makin ngerasa bersalah.

Phobia Mantan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang