21

2K 91 0
                                    

Sebenarnya bahagia yang sejati ada di hati. Kalo lo gak bahagia berarti lo gak punya hati.

"Soya berangkat bun! assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam" jawab Bunda Soya.

Soya berangkat menaiki sepeda motornya.

"Assalamu'alaikum"

Bunda Soya yang hampir saja masuk ke rumahnya kembali keluar.

Dia tersenyum saat tau siapa yang bertamu.

"wa'alaikum salam,masuk Van" jawabnya.

Devan membalas senyum Bunda Soya dan langsung mencium tangan Bundanya Soya.

"Apa kabar Bun?" tanya Devan.

Devan dulu sering kerumah Soya,saking seringnya Bunda Soya udah anggap Devan sebagai anaknya sendiri,jadi si Bunda minta Devan buat panggil dia 'Bunda'

"Baik,kamu?ko sekarang gak suka main ke rumah Bunda si? Udah putus ya sama Soya?"

Devan tersenyum kecut "Baik ko Bun,iya Bun udah lama putus"

"Bun Devan kangen" tambah Devan dan langsung memeluk Bunda Soya.

Bunda Soya membalas pelukan Devan "Bunda juga"

"Kamu gak sekolah sayang?" tanya Bunda.

Devan menggeleng "Devan gak enak badan Bun. Bunda kan tau kalau si Mamah sama Ayah ngurusin karirnya mulu. jadi di rumah Devan gak ada yang rawat,si Bibi lagi pulang kampung jadi Devan kesini. Maafya Bunda" Jelas Devan.

Bunda melepas pelukannya dan tersenyum "ugh anak kesayangan Bunda kasian banget,yaudah biar Bunda aja yang rawat ya"

Devan tersenyum dan mengangguk "makasih Bunda"

"Sama-sama sayang, kamu udah gede ya sekarang udah remaja. Bunda aja terkesima sama ketampanan kamu. Pasti banyak cewe cantik yang naksir kamu dong ya" Goda Bunda Soya.

Devan nyengir "bagi aku yang cantik cuma Mamah,Bunda dan Soya"

🏫🏫🏫

Soya's pov

Sekarang tuh hari Rabu. Harusnya kemarin reoni Smp. tapi karna gua emosian kek orang gila kemarin,jadi gua mutusin buat nggak ikut. Gak tau deh si Ara mah.

"Assalamu'alaikum" salam gua pas masuk kelas.

"wa'alaikum salam"

Eh ko gua gak liat Ara?Ara kemana?

"Na Ara kemana?" tanya gua ke Ayna.

"Apaan si!gua males ngomong sama lo!" jawabnya yang bikin gua stroke seketika.

"Lo kenapa?salah gua apa sama lo?"

Ayna berdesis sinis natap gua dengan tatapan sinis. Aww sadis.

"Lo mantan Devan kan?kenapa gak bilang!" katanya.

Lah jadi Devan lagi yang jadi masalah? Dih dasar tikus got!gua benci sama lo!

"Elu gak pernah nanya" kata gua mencoba biasa aja.

"Tapi kan lo tau kalo gua suka sama dia!dan harusnya lo bilang! Pantes aja waktu di Cafe itu si Devan nyuekin gua. Itu kan yang lo mau?" tanyanya dengan sadis.

Gila! Gua lebih pilih di marahin sama guru dari pada sama nona rempong Ayna. Untung kelas masih sepi.

"Apa si lu! Kalo gua mau itu terjadi ngapain gua harus kabur waktu itu coba? Itu buat lo!" kata gua sungguh-sungguh.

Phobia Mantan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang