18

2K 92 9
                                    

Harus bisa bedain PHP.
-Pemberi Harapan Palsu.
Dan
-Pemberi Harapan Pasti.

"Gua carinya elu"

Ara diam mematung. Dia melepas paksa tangan Johan yang melingkar di tangannya.

"Kalo gak penting,mending gak usah" katanya cuek.

"Gua..aah gua" kata Johan grogi.

"RA!"

Ara membalikan badan dan ternyata itu Soya. Ara senyum dan langsung meluk Soya. Mereka berpelukan.

'Ya allah,dua wanita yang hamba cintai ada di hadapan hamba. Hamba harus memilih yang mana?' tanya Johan dalam hati.

"Gua kangen elu Soy" kata Ara.

"Gua ge Ra! Lu si jarang maen sekarang mah ke rumah gua" jawab Soya dan di balas Cengiran oleh Ara "biasa,orang sibuk" katanya sambil nyengir setan.

"Ekhem" Johan berdehem. Soya yang baru menyadari keberadaan Johan langsung salting mendadak.

"Eh dari kapan di situ Jo?" tanya Soya.

□□□

"Gaiisss! Niatnya kan gua mau bikin cerita di wp ya tapi gua bingung nama tokohnya nih!" kata Dellya curhat.

"Elu udah nulis?" tanya Ara.

"Ih judulnya apa Dell?" Hany ikut-ikutan.

"Ada deh,ntar gua kasih tau kalo udah di publis" kata Dellya buat semua penasaran.

Di kelas itu hanya ada beberapa orang siswa saja karna yang lainnya lagi jajan.

Penyakit Ayna,Sista,dan Adinda pasti kalo udah bertiga joget-joget dance korea gitu gak perduli dimana pun mereka berada.

Jadi mereka udah gak bisa di ganggu gugat kalo udah bertiga.

Kalo Soya,dia lagi jajan.

"Ni kan namanya mau Windy Clara blabla tapi gua gak tau ujungnya apa,terus gua pengen namanya gak usah kek orang luar,indonesia aja. Jadi nama belakangnya itu ceritanya nama ayahnya" kata Dellya menjelaskan.

"Wijaya aja" usul Hany.

"Ih kan mau di bikin buat nama perusahaan dia juga" timpah Dellya.

"Windy Clara wicaksono aja!" Hany kembali memberi saran.

Terlihat Ara sedang memikir kuat-kuat. Dia ingin memberi saran yang terbaik untuk temannya Dellya.

"Gua tau!" kata Ara dengan senyum songong.

"Gimana kalo Windy Clara Dirgahayu aja" lanjutnya sambil nyengir.

"Bagus tuh! Windy Clara Dirgahayu indonesia ke-72" tambah Hany langsung nyengir.

"Juh masa nama orang gitu! Itu mah cuma buat negri tercinta kita ini!" kata Dellya.

"Iya atuh jangan gitu kan cuma bercanda,dan itu mah cuma buat negara indonesia yang harus kita junjung tinggi" kata Ara. Dan itu bener banget.

"Yeh kita cuma bercanda kali! Lagian bilangnya gak mau yang kaya orang luar" kata Hany masih nyengir.

"Hem jangan deh gimana kalo Ucup aja!" kata Ara dengan semangat 45.

"Iya!keren tuh!" kata Dellya bersorak gilang.

"Haha bagus juga tuh Windy Clara Ucup haha" kata Hany ngakak so hard.

"Iya terus ceritanya si Ucup itu bukan nama ayahnya Dell! Tapi nama suaminya" saran Ara.

Dellya mikir sejenak "hooh! Nanti kalo di tanya nama suaminya siapa tinggal jawab aja Muhammad Yusuf Mustaqimfirdaus Abdullahkarim Alghozali bin Abdul kadir" kata Dellya langsung nyengir.

"Iya di panggilnya Ucup" tambah Ara ngakak.

Bhaha! Mereka bertiga melanjutkan tawanya.

◇◇◇

"Ara"

Ara menoleh kebelakang ternyata itu Devan.

"Ada apa?"tanya Ara ketus.

"Mau pulang ya?gak bareng Soya?" Devan nanya balik.

"Kagak"

"Lah gua mau bilang besok reonian kelas 78" jelas Devan.

Devan,Ara,dan Soya memang satu Smp dan mereka pernah satu kelas. Bahkan sampai sekarang Ara dan Soya masih satu kelas.

"Lah dimana?" tanya Ara.

"Di sekolah Smp. Nanti ajak Soya ya! Udah lama juga kan kita gak ke Smp"

"Iya ntar gua ajak"

"Tapi kalo bisa si Soya datengnya sama gua aja" tambah Devan lagi.

Ara senyum menyeringai "ciee CLBK" kata Ara menggoda.

Tanpa mereka sadari Johan menguping pembicaraan mereka di balik mobil guru.

"CLBK? Jadi Soya sama Devan? Ah! Ko gua bisa gak tau gini sih! Gak ada satu pun dari mereka yang bilang ke gua. Bahkan waktu gua kenalin mereka berdua di cafe juga mereka seolah baru kenal. Apa-apaan ini? Gua udah di mainin! Gua gak bisa terima ini!"Murka Johan lirih bahkan hampir tak terdengar.

(=^▽^=)

Apa yang bakal Johan lakuin?

Votenya ulpoh★😘

Phobia Mantan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang