Chapter. 2

783 367 143
                                    


Fyi:v
Silahkan tekan vote, 🌟 sebelum memulai membaca, lanjut dengan bismillah
Atau baca bismillah dulu baru vote, juga terserah kalian hehehe.
Happy reading;)
#
____________________________________


🌺🌺

Karatau madang di hulu
Babuah babungo balun
Marantau Bujang dahulu
Di kampuang baguno balun
(Keratau madang di hulu
Berbuah berbunga belum
Merantau Bujang dahulu
Di kampung berguna belum)

🌺🌺

Gubuk reyot nan hampir ambruk terbangun megah di antara hamparan sawah yang hijau. Tidak ada yang mampu mengalahkan kegagahan istana tersebut. Meski, orang lain melihat hanyalah sebuah gubuk tua yang lapuk dimakan usia. Tapi tidak, bagi seorang pemuda bernama Arkham Asylum Muhammad.

Semenjak sang ayah tiada, pemuda tersebut mengabdi hanya kepada ibunda tercinta. Namun, sayang. Sang ibunda sering sakit-sakitan. Hal tersebut yang membuat Arkham tidak tega meninggalkan ibunya seorang diri. Apalagi, sang ibunda hidup dengan perekonomian di bawah kata sejahtera.

Lima belas tahun yang lalu. Arkham serta kedua orang tuanya pindah dari Surabaya ke Padang. Lantaran karena usaha sang ayah bangkrut. Sementara di Padang mereka lebih memilih hidup sebagai petani biasa. Mereka bisa menggarap sawah hasil warisan nenek dari ibunda Arkham. Karena Ibu Arkham asli orang Minangkabau, jadi ia mendapatkan sedikit warisan dari nenek dan kakeknya.

Memang hasil dari sawah tidak seberapa. Tapi sudah bisa menghidupi satu keluarga dengan sangat sederhana. Tepat saat Arkham duduk di bangku SMP. Sang Illahi merenggut nyawa ayah Arkham. Hal tersebut membuat Arkham dan ibu sangat terpukul. Mereka belum siap menerima kenyataan yang memang sudah digariskan oleh takdir. Meski mereka tidak bisa membantah apa yang sudah Allah tetapkan untuk hamba-Nya.

Karena sudah terbiasa hidup miskin. Arkham sama sekali tidak malu membantu ibunya yang berjuang di sawah. Demi sesuap nasi untuk mengganjal perut mereka. Arkham juga sadar, karena kekurangan tersebutlah ia bisa belajar bagaimana susahnya mencari uang.

Tidak seperti teman-temannya yang senang berhura-hura. Meski ada sedikit cemburu dirasakan oleh Arkham. Lagi-lagi bayangan senyum sang ibunda lah tanpa sadar membangunkannya dari sifat tidak baik tersebut.

Meskipun begitu. Semangat belajar Arkham juga tidak ciut. Ia sangat mencintai ilmu, dan sangat rajin dalam belajar. Tidak jarang, peringkat teratas selalu ia dapat. Selain itu, Arkham juga senang membantu teman-temannya bila kesusahan dalam memecahkan persoalan-persoalan belajar.

Karena belajar tersebut bukan hanya untuk dirinya. Tapi, juga untuk orang lain. Ia selalu ingat dengan sebuah pepatah yang mengatakan
"Apa yang kau semai. Itulah, yang kau tuai." Kebaikan yang kau tanam, kebaikan itupula yang akan kau dapat. Atau malah sebaliknya. Keburukan yang ditanam, keburukan itu pula yang didapat.

Tidak hanya dari pepatah tersebut. Sang ibu juga sudah menanamkan nilai-nilai luhur pada diri Arkham. Dan sedikit tambahan dari guru yang mengajarkan di sekolah. Juga di topang oleh buku yang selalu ia baca.

My CaIm✓ [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang