Chapter 3

563 12 0
                                    

♡>□<♡


Saat ini Verrell dan Brayn berada di kamar pribadi Brayn. Mereka sedang bermain ps2 untuk mengisi waktu senggang mereka selepas syuting hari ini.

"Lalu? Apa yang terjadi, kenapa kau bisa daftar kesana tanpa izin libur?" Tanya Brayn seraya memainkan joystiknya.

"Hmm.. "

Flashback on

"Kita akan mengadakan syuting di kota Barat"

Semua yang ada di ruangan itu pun terkejut.

"Apa anda serius? Apa alasannya?" Tanya salah satu crew.

Saat ini orang orang yang berperan penting dalam syuting film terbaru sedang berkumpul di ruang rapat kerja untuk membahas lokasi syuting selanjutnya.

Pria paruh baya yang berprofesi sebagai sutradara itu pun menghela nafas.

"Alasannya karena dia" kata sang sutradara lalu menunjuk Verrell yang duduk tenang di kursinya sejak tadi. "Beberapa adegan memang akan dilatar belakangi sekolahan, dan di kota Barat sekolahnya lumayan"

"Kau yang mengsusulkannya Verrell?" Tanya Anni terkejut.

"Ya" jawab Verrell singkat.

"Tapi bagaimana kau bisa mengusulkan sekolahan yang ada di kota Barat?" Tanya Anni masih terkejut dengan pemikiran Verrell yang jarang sekali memberi pendapat.

"Aku dengar disana sekolah dan fasilitasnnya lumayan, jadi jika dijadikan latar belakang saat syuting layak layak saja" jawab Verrell santai.

"Baiklah, kita libur 3 hari dan kita bertemu di kota Barat jam 2 siang tepat di sekolahan SMA SWASTA kota Barat. Dengan ini rapat saya tutup" kata sang sutradara lalu langsung keluar ruangan.

Flashback off

"Alasan seperti itu pun laku, padahal di kota kita banyak sekolah yang bagus, kenapa si sutradaramu menyetujuinya bahkan tidak ada nada keberatan" kata Brayn membuat Verrell memikirkan sejenak perkataan sahabatnya barusan.

Kenapa dia tidak berfikir sampai disitu? Kenapa sutradaranya tidak keras seperti biasanya? Apa kebetulan dia lagi baik hati atau ada sesuatu.

Verrell pun menghela nafas lelah lalu menaruh joystiknya saat dia mencetak gol yang ke 5 kalinya.

"Aaaaa!!!! Aku kalah lagi!!! Sialan kau!!!" Teriak Brayn frustasi.

Verrell pun berdiri dan berjalan keluar kamar.

"Mau kemana? Ini belum selesai Verrell!!" Teriak Brayn saat Verrell tidak mendengar perkataannya.

Verrell pun berjalan pulang sambil memikirkan perkataan Brayn tadi. Tidak seperti biasanya dia kepikiran seperti itu.

"Apa aku tanya langsung saja?" Gumam Verrell.

Lalu dia menggeleng geleng kepalanya. 'Ngapain juga aku cari tau hal yang tidak penting, toh nanti akan muncul sendiri' batin Verrell.

Dia pun segera mengemasi barangnya karena dia akan berangkat ke kota Barat malam ini bersama ayah dan bundanya.

Sebenarnya lokasinya tidak terlalu jauh, hanya saja disana mereka juga punya villa di kaki bukit yang tidak jauh dari SMA SWASTA kota Barat. Jadu ayah dan bunda Verrell ikut juga dan kebetulan ayah Verrell ada pekerjaan di kota Barat.

DARI MATA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang