Chapter 12 (END)

540 14 1
                                    

CEKIDOT

"Jam 18.00 tunggu aku di taman kota. Aku mau bicara sesuatu"  by Verrell via email.

Caramel hanya memandang ponsel yang isinya pesan singkat dari Verrell. Sudah seminggu ini dia tidak bertemu dia karena jadwal Verrell yang padat dan tiba tiba dia mengirim pesan singkat. Sebentar lagi syuting filmnya akan selesai dan akan di publikasikan dibioskop seluruh Indonesia.

Tanpa membalas pesan itu, Caramel langsung menutup ponselnya dan berangkat sekolah. Sebelumnya dia akan mampir ke rumah Tarisa seperti biasanya, berangkat bersama.

"Pagi Caramel!!!" Teriak Tarisa saat baru saja keluar dari rumahnya.

Sedangkan Caramel langsung memukul Tarisa dengan buku catatannya saat sudah ada disampingnya.

"Berisik tau nggak"

"Sakit.. uhh~ " rintih Tarisa lalu mengerucutkan bibirnya kesal.

Mereka pun berjalan beiringan. Tarisa yang biasanya cerewet sekarang lebih tenang dari biasanya karena sedang mengotak atik ponselnya. Tangan lentiknya bergerak menggeser geser layar yang tertera disana.

"WHAT??!!"

Teriakan Tarisa yang tiba tiba membuat Caramel menjingkat dan menutup kedua telinganya.

"Apaansih! Kalau nanti aku tiba tiba tuli seketika gimana?!" Kata Caramel dengan kesal dan berjalan cepat 2 langkah dari Tarisa.

"So-sorry Caramel.. aku cuma kaget aja.. coba lihat" Tarisa memperlihatkan ponselnya.

Disana terlihat sebuah beranda instagram yang menampilkan dua sosok orang yang mereka kenal sedang... berciuman.. dibibir. Caramel yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya.

"Terus?" Suara Caramel sedikit bergetar.

"Ini Cassie dan Verrellkan? Tapi kenapa gambarnya diambil dari belakang? Tapi gak salah lagi ini Verrell!!!" Tarisa sedikit panik.

"Udahlah. Ayo cepet, nanti telat" Caramel berjalan cepat seirama dengan detak jantungnya yang cepat. 'Perasaan apa ini?'

***

Caramel menatap ke depan dengan tatapan kosongnya. Jam pelajaran masih berlangsung sejak 2 jam yang lalu, dan sejak itulah dia masih termenung sampai sekarang. Guru yang sedang menjelaskan rumus rumus mematikan tidak ia perhatikan. Dia memang seperti memperhatikan, tapi pikirannya tidak ada di tempat.

Tarisa yang menyadari itu dari tadi juga diam saja. Dia tau kalau Caramel pasti sedang kepikiran tentang foto yang diaperlihatkannya tadi. 'Seharusnya aku tadi tidak usah memberitahunya.. hahh.. ' batin Tarisa sedikit menyesal. Tapi foto tadi memang dan jelas Verrell dan Cassie. Namanya juga artis, harus profesional dalam segala hal.

"Baiklah, sekarang bentuk kelompok masing masing 4-5 orang" sang guru telah memberi perintah mutlak.

Seluruhnya langsung ribut dengan mencari pasangan masing masing. Caramel yang masih melamun langsung dikagetkan Tarisa yang menepuk bahunya sedikit keras membuatnya langsung serangan jantung mendadak.

"Apaan sih!"

"Ngelamun aja.. denger nggak sih guru nyuruh apa?"

DARI MATA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang