Cup.
Satu kecupan manis di bibir membuat nya terbangun dari lamunan nya.
" Eh, Sasuke - kun. " Sakura jadi gelagapan melihat suami nya sudah berdiri disamping nya.
" Kapan kita mulai makan malam? Aku sudah lapar. " Sasuke duduk di bangku nya.
" Ah, iya. " Sakura beranjak dari duduk nya lalu mengambilkan jatah makan Sasuke.
" Apa yg kau lamunkan, jidat? Sampai-sampai kau tuli saat ku panggil. " tanya Ino.
" Tidak ada. " Sakura mengisi piring nya sendiri lalu menyerahkan centong nasi pada Ino.
Mereka kembali diam dan menyantap makanan masing-masing. Ino benci situasi seperti ini. Tidak ada yg berbicara adalah cara makan khas Sasuke.
Ino jd ingat bagaimana Sakura membuat nya syok saat mengatakan bahwa mereka akan menikah.
" What? Yg benar saja. " tanya Ino tak percaya.
" Sebelum ayah ku meninggal, beliau berpesan agar aku menikah dg Sasuke. Rumah sakit itu adalah saksi bisu nya sebelum akhirnya ayah ku benar-benar meninggal. " jelas Sakura.
" Ayolah, jidat. Jika dg alasan keamanan mu, kau tinggal saja dg ku, ayah ku seorang Intel, kau akan aman dg kami. " Ino membujuk Sakura agar membatalkan pernikahan mereka.
" Aku tidak bisa, Ino. Itu permintaan terakhir ayah ku sebelum meninggal. Aku harus mengabulkan atau ayah ku tidak akan tenang di alam sana. " jelas Sakura.
" Hahhhh. " Ino menundukkan wajah nya. Dia tidak tau lagi harus melakukan apa.
" Tidak usah dipikirkan. Aku baik-baik saja. Lagipula sejauh aku mengenal nya, Sasuke orang yg baik. Memang sih usia kami terpaut 5 tahun. Tapi itu bagus kan? Dia bisa membimbing ku ke jalan yg benar. Yg terpenting sekarang adalah, ujian akhir tinggal menunggu hari. Kita harus fokus, OK? "
Ino hanya mengangguk. Dalam otak nya sudah ada bermacam pikiran tentang Sakura.
" Semoga dia pria yg baik. " ucap nya dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
My husband is an Intel
AcciónSelama ini dia menipu ku dg identitas palsu nya Aku sangat membenci nya Tapi aku juga mencintai nya