[13] Pengganti Hati

50 12 0
                                    

-23.33. Rintik hujan, di tengah kerinduan.

***
"Gue tertariknya lo."

Dan saat itu pun Gisel sukses di buat malu oleh Alfa sementara cowok itu semakin bingung dengan pilihannya antara  April dengan Gisel. 

"Apaan sih lo. Kita udah gak ada apa-apa fa dan mungkin sekarang waktunya lo pindah hati dari gue. Lo gak bisa terus-terusan jatuh hati sama gue. Lo harus cari pengganti gue dan menurut gue cewek itu pantes jadi pengganti gue." Jelas Gisel suskses membuat Alfa lirih seketika.

Perkataan Gisel terlalu menusuk batinnya. Memang ada benarnya jika kita tidak bisa berlama-lama jatuh hati kepada seseorang ,tetapi apakah kita sanggup mengakhirinya saat masih terasa indah?.

"Kok ngelamun lagi sih fa. Gue ngomong panjang lebar loh dan lo tau gak baik kan ngelamun sambil nyetir." Ujar Gisel.

"Eh iya sorry." Alfa pun memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan perkataan Gisel. Ada baiknya jika ia tetap seperti ini sampai takdir yang akan menjawab semuanya.

Perjalanan dari rumah April menuju rumah Gisel tidak terlalu jauh. Mereka sampai di pekarangan rumah Gisel tepat saat hujan mulai turun.

"Ini kan rumah lo?." Tanya Alfa menebak. Gisel pun mengangguk membenarkan perkataan Alfa.

"Btw ada orang kan di rumah? Kok sepi banget kayaknya. Mobil bokap nyokap  lo juga gak ada." Alfa memperhatikan halaman rumah Gisel yang tampak sepi.

"Gue cek dulu deh. Bentar ya."

Gisel pun turun dari mobil dan menuju gerbang rumahnya. Saat itu hujan masih turun dengan derasnya membuat Alfa memutuskan untuk mengambil payung di kursi belakang dan turun untuk menyusul Gisel.

"Kok lo malah ujan ujanan sih. Nanti kalau sakit gimana? Bukannya minta payung ke gue,lo tau kan gue selalu siap sedia payung di mobil. Terus gimana? Bonyok lo ada?." Tanya Alfa seraya membuka payung dan memayungi tubuhnya juga Gisel.

Sadar dengan gerbang yang terkunci Gisel pun menggeleng.

"Terus gimana? Kita balik ke mobil aja yuk. Lo telpon bonyok lo di mobil aja,kalau di sini nanti handphone lo basah terus rusak." Ujar Alfa seraya memegangi payung yang menjadi atap untuknya dan juga Gisel berteduh. Gadis itu pun menuruti perkataan Alfa.

Sesampainya di dalam mobil Gisel pun mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya. Naasnya ,saat itu ponselnya sedang dalam keadaan lowbat. Ia pun juga tidak hafal nomer ponsel orang tuanya.

"Kenapa?." Tanya Alfa yang sadar saat itu Gisel tak kunjung menyalakan ponselnya.

"Handphone gue mati." Singkat Gisel.

"Hm."

"Kalau gitu lo kerumah gue aja. Rumah gue juga gak terlalu jauh kok dari sini. Nah disana lo bisa numpang charge dan lo bisa telpon bonyok lo deh." Alfa pun memberi solusi.

Di sisi lain,Gisel merasa tidak enak dengan tawaran Alfa. Selama ini gadis itu belum pernah mengunjungi rumah cowok tanpa di temani teman-temannya. Biasanya ia mengunjungi rumah teman cowoknya bersama Luna dan Jena-sahabat karibnya. Namun sekarang ia hanya seorang diri.
Tetapi mau bagaimana lagi,di luar sedang hujan deras. Ia juga tidak mungkin meminta Alfa menemaninya di depan rumahnya seperti ini jika ia tidak tahu keberadaan orang tuanya. Apalagi jika orang tuanya berpergian jauh pastinya Alfa akan kemalaman untuk pulang ke rumahnya atau mungkin ia bisa menginap.

Setelah berfikir panjang akhirnya Gisel pun menerima tawaran Alfa dan saat itu Alfa kembali melajukan mobilnya menuju rumahnya  yang mungkin berjarak sekitar lima ratus meter dari rumah Gisel.

Waktu sudah menujukkan pukul setengah enam sore. Tepat saat hujan berhenti mereka sampai di pekarangan rumah Alfa. Rumah itu cukup mewah dengan segala fasilitas yang terlengkapi.

Namun di sisi lain,Gisel melihat salah satu mobil yang terparkir di halaman rumah Alfa. Ia seperti mengenali mobil bermerek mahal itu ditambah plat mobil yang sama seperti mobil mamanya. Tetapi jika memang benar itu mobil mamanya,untuk apa ia disini?.

"Itu mobil siapa fa?." Tanya Gisel kepada Alfa setelah turun dari jeep milik Alfa.Cowok itu pun mengikuti arah pandang Gisel menuju sebuah mobil yang terparkir rapi

"Gak tau. Mungkin klien papa. Emang kenapa?" Tanya Alfa penasaran.

"Oh Gak apa -apa kok." Giesl pun mencoba berfikir positive tentang siapa pemilik mobil itu.

Mereka pun menyusuri pekarangan rumah Alfa menuju pintu rumahnya. Sesampainya di sana,Alfa pun membuka pintu rumahnya di ikuti oleh Gisel.

"Assalamu-"

Alfa sukses di buat kaget dengan tamu yang datang ke rumahnya. Tamu itu adalah seorang gadis paruh baya yang sekiranya berumur tiga puluh lima tahun. Anehnya,gadis itu sedang bermesraan di sofa ruang tamu bersama Hendra-papa Alfa.

Sadar atas kehadiran Alfa, mereka pun dengan sigap mengubah posisi nya yang sedang berdekatan menjadi berjauhan.

"Alfa kamu udah pulang?."

Mendengar perkataan ayahnya itu Alfa tidak menjawab. Ia hanya diam di tempat dan mengepalkan tangannya kuat kuat. Tidak lama Gisel ikut memasuki rumah Alfa dan sukses di buat kaget setelah  mendapati seseorang yang berada di ruang tamu.

"Mama?."

***
Alhamdulillah update..
Maaf banget yaa untuk akhir akhir ini jadi slow update banget haha. Abis ini bakal di usahain untuk cepet update kok ^^

Semoga kalian tetep mau baca karena cerita ini gak bakal berarti tanpa readers kalian ❤

Kritik saran dan tentunya vote comment❤

See u on next part ~

IG :@anissaaarizky

From Eyes to HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang