[1]Telat

134 32 6
                                    

Pagi yang cerah menyinari ruang kamar April sehingga memaksakan gadis itu untuk membuka matanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.45, mengingat hari ini adalah hari dimana mata pelajaran pertama adalah fisika, tentu saja guru dari mata pelajaran ini adalah Bu Afifah.

Guru paruh baya itu terkenal dengan kekilerannya dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab murid muridnya.

Sadar akan hal itu, April meloncat dari kasur dan bergegas menuju kamar mandinya. Ia dapat melihat asisten rumah tangganya atau yang akrab di sapa bi Tari yang sepertinya sedang berada di dalam kamar mandi April.

Tok!Tok!Tok!

"Bi,ngapain di dalam?" Teriak April yang sedang tergesa-gesa seraya menggedor-gedorkan kamar mandi nya.

"Aduh neng,bibi teh lagi nyikat atuh neng,ada apa sih? Eneng teh kangen sama bibi?" Ujar Bi Tari yang sukses membuat April merasa geram ,dan memutarkan bola matanya.

"Bibi tuh ya,kalau nyikat siang siang bisa gak sih? Jangan pagi-pagi gini,udah April ke kamar mandi bawah aja". Gadis itu memutarkan tubuhnya dan mempercepat langkahnya menuju pintu kamar nya.

Dengan sigap,ia membuka pintu kamar nya dan naas ,saat ia ingin melangkah pintu itu terkunci dan tepat mengenai kening April.

"ASTAGA! APAAN LAGI SIH NI! SIAPA YANG KUNCI PINTUNYA ,BUKAIN WOI!" April menggedor-gedor pintunya seraya memegangi kepalanya yang sakit karena terpentuk pintu kamar nya.

"Haduh neng,itu sih bibi yang kunci dari dalam,nanti kalau den Julio masuk,atau tuan Rama masuk terus liat bibi lagi nyikat kamar mandi gimana? Ribet atuh teh urusannya" Celoteh bi Tari yang secara tiba tiba muncul di belakang April.

"Ck,, lier atuh si bibi mah"
April sudah cukup di buat kesal oleh semua ini.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.50,dan sampai sekarang ,ia pun belum bersiap- siap. Tidak ingin membuang-buang waktu ,ia bergegas menuju kamar mandi utama di lantai bawah.

Setelah ia menuruni tangga dan sampai di lantai bawah ,gadis kelas 2 SMA itu mendapati kakak nya yang sudah siap dengan seragam putih abu abunya itu. Kakak kandung April bernama Julio.

Julio sendiri saat ini sedang menduduki kelas tiga SMA. Julio memiliki perawakan yang ganteng dengan wajah tirus,rambut rapi,hidung mancung,kulit putih dan memliki tinggi sekitar 189 cm.

Melihat April yang belum mengenakan seragam sama sekali membuat Julio sukses terbelalak.
Julio hanya melirik jam tangan rolex pemberian papanya sewaktu ia berulang tahun ke tujuh belas yang terletak di sebelah tangan kanannya.

April sadar respon kakak nya itu,tapi hanya senyum cengengesan yang menurut Julio manis keluar dari mulutnya,dan gadis itu melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.

Setelah menunggu beberapa lama,April pun tak kunjung keluar dari kamar mandinya.

Ini anak sauna dulu apa gimana sih?. Batin Julio.

"Woi dek,buruan,mandi lama amat sih" Rupanya Julio sudah mulai tergesa-gesa,memikirkan apakah ia akan di hukum atau tidak karena tentu saja hari ini ia akan terlambat datang ke sekolah.

"Ck,iya bang,sebentar kenapa sih,gak sabaran amat" April pun rupanya sama dengan Julio,tergesa -gesa dan tentunya ribet kesana kesini.

Lima menit kemudian ,April selesai mandi dan bergegas kembali menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Setelah di rasa cukup dengan seragam dan perlengkapan sekolahnya,ia kembali turun dari kamarnya dengan penampilan yang selalu berantakan ,entah ia salah memakai kancing, belum menutup resleting roknya, belum sisiran ,atau mungkin memakai sepatu terbalik.

From Eyes to HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang