#Haneul
Suara dentum musik masih terdengar jelas walau aku sudah pergi dari tempat pesta, kepalaku serasa ingin pecah jika terus di sana. Aku sudah cukup dengan alkohol malam ini. Aku berjalan dengan langkah tak teratur di lorong hotel sampai beberapa kali aku harus menabrak dinding dan orang orang yang satu lorong denganku. Tapi semua hanya ku jawab dengan senyuman bodoh seorang yanng mabuk. Kau pasti mengerti jika kau berada di posisku sekarang.
Dalam kondisi ku yang kacau, Aku tak bisa membedakan apapun dan bagiku semua sama saja-menyenangkan, tapi saat aku melihat seorang wanita yang lewat di sampingku aku tau dia berbeda. Wajahnya tidak seperti orang orang korea yang lain tapi yang jelas ku lihat dalam pandangan kaburku adalah kulitnya. Kulitnya begitu indah, tidak putih tetapi kuning langsat dan sedikit lebih gelap. Matanya besar bulat seperti bukan orang korea, hidung dan bibirnya mungil. Sudah jelas wanita ini bukan orang korea.
Dia menatapku waspada tetapi aku membalasnya dengan senyuman yang pasti bukan senyuman bodoh yang kulayangkan ke setiap orang yang ku tabrak tetapi senyuman untuk menarik perhatian wanita itu. Dan yang benar saja ia kabur. Ya aku tak terlalu kaget melihat dia kabur seperti itu. Tapi aku tidak mau menyerah untuk mendapatkan hatinya. Aku menarik tangan wanita itu dan aku merasakan tangan halusnya di tanganku. Aku menariknya dan menahannya di depan pintu, mendekatkan wajahku ke arahnya. Wajahnya terlihat semakin cantik jika di lihat dari dekat.
Dia menatapku terkejut sekaligus marah tapi aku tak peduli dan takkan melepaskannya. "Apa maumu?! Lepaskan!" teriaknya, suaranya seperti denting lonceng kecil. Sungguh indah.
Aku kembali tersenyun menatapnya, perlahan tanganku mengambil kartu di saku celanku dan menggeseknya di pintu. Wanita itu melihat tindakanku dan berusaha kabur dengan memukulku beberapa kali. "Apa yang kau lakukan?! lepaskan! Aku bisa menuntutmu dengan alasan pelecehan!."
Pelecehan? Tidak, aku hanya mengagumi sebuah ciptaan tuhan yang indah. Sebuah karya seni masterpiece yang baru kali ini kulihat. Aku membuka knop pintu, karna semua tumpuan ke letakan di pintu itu, kami berdua jatuh saat pintu itu terbuka. Aku berhasil menahan kepalanya saat akan mengenai lantai hotel dan perlahan melepaskannya, wanita itu menatapku dengan bingung, takut dan marah, dan aku masih dengan senyum yang sama.
Aku bangun dan membiarkan perempuan itu di bawah. Aku mendekat ke pintu lalu menutupnya. Wajah wanita itu berubah pucat saat aku menguncinya dari dalam. "Apa yang kau lakukan? Kau gila? Keluarkan aku dari sini." Suaranya bergetar dan itu membuatnya begitu menggemaskan.
Aku kembali mendekat ke arahnya dan menatapnya lekat lekat dan meletakan jariku di bibirnya. "sst... " Wanita itu membeku, mata cokla besar itu menatapku sekarang. "Tonight.. you're mine..."
------
Waktu menunjukan jam 6 pagi saat aku melihat jam di hp ku di meja samping tempat tidur. kepalaku sakit dan ingatanku kabur soal semalam. Aku bangun dari tempat tidur dan merasakan kepalaku lebih berat dan sakit pada saat aku duduk di sana. Sebentar aku diam untuk mengumpulkan nyawa dan membiasakan mataku untuk terbuka. Saat semua sudah mulai normal aku melihat kasurku yang berantakan. Bukan hanya itu kemejaku juga tergeletak di lantai seperti karpet lusuh yang tak pernah di bawa ke laundry. Tak jauh dari sana ada hal yang membuat ku lebih heran lagi.
Seorang wanita duduk bersimpuh di lantai dengan pakaian lusuh dan rambut berantakan. Tubuh mungilnya sedikit gemetar di sana. Apa dia kedinginan? Dengan baju lusuh seperti itu dan udara dingin Seoul pada saat musim gugur pasti membuatnya kedinginan. Tapi aku melupakan satu hal penting. "Hei... apa kau tak apa?"
Wanita itu tersentak, lalu melihatku. Wajahnya sembab tapi aku masih bisa melihat kecantikannya yang samar. Ketakutan terlihat jelas di wajahnya. Kemudian ia bangun lalu membuka kunci pintu aku masih lihat tangannya gemetar saat memutar knop pintu. Ia membukanya lalu pergi sambil membanting pintu. Aku masih tak mengerti. Banyak hal yang tak ku mengerti. Aku kembali merebahkan diriku di kasur. mMnatap langit langit sambil mengingat kembali apa yang terjadi semalam.Beberapa saat kemudian aku sadar sesuatu. "Kenapa perempuan itu ada di sini?" Kepalaku kembali berdanyut saat memikirkannya. "Apa yang telah ku lakukan?"
--------
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Two Sky Meet
RomanceHaneul diibaratkan langit cerah siang hari. Saat matahari berada di titik tertinggi, saat awan berarak pelan dilangit biru. Sora sendiri lebih seperti langit malam, saat bulan muncul dan menerangi gelap malam bersama bintang. Langit siang dan malam...