1

11 3 0
                                    

Studio tv dipenuhi beberapa staff dan orang orang yang ingin melihat idolanya beraksi di depan kamera. Aku berdiri di samping kamera sambil memegang papan tulis dan sebuah spidol menatap host acara dan bintang tamu yang akan segera mengakhiri acara kali ini. "Sampai jumpa di episode selanjutnya," ujarnya dengan lantang dan penuh percaya diri di depan kamera dan penonton di studio. Suara tepuk tangan membanjiri studio, acara berakhir sukses dan lancar. Aku mendekat ke arah panggung dan mendekati host dan bintang tamu.

"Terima kasih atas kerja kerasnya," ujarku sambil membungkukan badan. "Hari ini belangsung dengan baik. Tidak ada kendala sama sekali ini berkat kalian berdua."

"Terima kasih, jika bukan kerja keras kepala staff Yun mungkin tidak akan selancar ini," ucap Yaerin, sang bintang acara hari ini.

"Benar, jika bukan idemu untuk membuat acara ini dan kejutan di dalamnya pasti tidak akan meraih ratting yang cukup bagus." Timpal Si Woo.

Aku tertawa kecil. "Tapi masih kalah dengan acara acara yang sudah melampaui 100 episode."

"Tapi dalam waktu 1 bulan dan meraih ratting 7 itu cukup memuaskan loh," balas Si Woo dengan senyum menawan. Tak salah dia menjadi artis tahun ini.

"Benar kepala staff Yun. Kau hebat," puji Yaerin, matanya berbinar. "Kau bisa mengundangku lagi sebagai bintang tamu lagi. ataupun...." Tiba tiba sikap Yaerin berubah, ia terlihat malu malu. "Kau bisa membuatku menjadi host pendamping di sini." Pipinya merah merona.

"Itu sebuah kehormatan bagi kami nona Yaerin, akan kupertimbangkan itu. Atau kau bisa langsung bicara dengan pak produser agar segera dikabulkan" Aku menanggapinya dengan datar.

Sekilas wajah Yaerin kecewa sedangkan Si Woo tertawa keras melihat tingkah kami berdua. "Sudahlah, temani aku minum kawan." Si Woo merangkul dan mengajaku ke belakang. Sebenarnya dia teman satu sekolah dan kuliah ku. Bedanya dia mengambil art performence sedangkan aku mengambil Broadcasting.

Kami berjalan hingga sampai di ruang ganti. Si Woo duduk dengan santai di depan kaca. Dan aku duduk di bangku di sebelahnya. "Dengar. Kau bodoh ,jelas jelas Yaerin menyukaimu!"

Apa? Apa yang dia bicarakan?

"Dia sudah memberikan kode padamu! Dan kau masih tak menyadarinya? Kau sunggu bodoh kawan."

"Tunggu, tunggu aku tak mengerti maksudmu? Yaerin menyukaiku? Jangan bercanda tak mungkin artis seperti dia menyukai staff tv seperti ku?"

"Tapi buktinya iya. Kau tak ingat saat kau bertemu dengannya 2 bulan yang lalu? Dia meminta nomor teleponmu!"

Aku menggeleng tak percaya. "Aku ingat, tapi itu karna aku pernah bertemu dengannya dan membantunya. Itu saja!"

Si Woo tertawa mendengar penjelasanku. "Justru itu kawan! Kau berhasil mendapatkan hatinya! Karna kau membantunya! Dengar wanita itu adalah makhluk yang tak bisa kita tebak" Aku setuju dengannya "Kita tak tau apa yang mereka inginkan bahkan mereka sendiri sering tak tahu apa yang mereka inginkan!" Aku mengangkat bahu. "Tapi satu hal. Wanita suka hal menyentuh! Dan kau berhasil melakukannya dengan membantunya! itu artinya tindakanmu itu cukup menyentuh untuknya. Kau hebat kawan."

Aku mendengus mendengar logika aneh Si Woo. Aku ingat waktu itu dia sedang bingung mencari studio dan sampai sampai salah masuk ruang ganti laki laki. Saat itu aku bertemu dengannya dan menghantarnya ke studio yang ia cari. Apa yang spesial dari itu? Baiklah aku memang memegang tangannya untuk menuntunnya tapi bukankah itu hanya tindakan wajar untuk staff tv? "Dengar, kalau benar ia menyukaiku aku tak bisa bersamanya. Dia sudah bersama Jun."

Si Woo kembali menertawakanku kali ini lebih keras. "Kau adalah staff tv yang bodoh kawan." Sejujurnya, aku tersinggung. "Sudah jelas itu hanyalah tipuan. Mereka tak benar benar pacaran. Itu hanya skandal yang di buat agar Yaerin terkenal. Waktu itu dia baru debut kan. Tunggu jangan jangan kau sudah menyukai seseorang?" Aku menatap Si Woo lekat lekat. "Siapa katakan padaku? Jangan jangan dengan wanita yang kau ceritakan padaku"

When The Two Sky MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang