2

8 3 0
                                    


#Haneul

Sebuah apartemen di pinggir jalan menyambutku selepas aku turun dari mobil. Apartemen itu mungkin sekitar 12 lantai, bahkan lebih kecil dari apartemenku. Sora keluar dari mobil dan mengajakku naik sebuah tangga yang terletak di tengah bangunan itu. "Tidak ada lift?"

"Ada. Tapi rusak, belum diperbaiki sampai sekarang" Jawabnya tanpa menatapku yang mengikutinya dari belakang. Kemudian ia berbelok setelah menaiki lantai 3. Keadaan di tempat itu nampak tua, walaupun begitu apartemen itu terawat dengan baik. Kami berhenti di 3 pintu setelah tangga. Sora memasukan kuncinya kemudian tiba tiba seorang wanita tua keluar dari apartemen sebelah.

"Sora! Sudah lama aku tak melihatmu" Ujar wanita dengan suara sedikit bergetar dan serak, sepertinya ia baru bangun tidur.

"Bibi Byun!" Sora memeluk orang itu sekilas aku melihat wajahnya berbinar. Ini kali pertama aku melihatnya tersenyum.

"Kemana saja kau sebulan ini" Bibi Byun sambil memeluk erat Sora seakan akan ia adalah anak kesayangannya.

Apa sebulan?

"Ada banyak masalah yang harus kutangani"

"Ohh..." Tiba tiba bibi itu melirikku yang terlihat canggung menunggu mereka. "Siapa dia?" Bibi Byun melepaskan pelukannya dan menatap Sora dengan kilatan nakal.

"...Dia... Dia..."

"Suaminya" Aku maju dan memperkenalkan diriku. Aneh rasanya mengatakan itu kalau belum terbiasa, di samping itu aku menangkap 2 tatapan aneh menatapku. Tatapan aneh, tentu saja tatapan Sora dan tatapan seperti kagum dan terpukau dari Bibi Byun.

"Jadi ini maksudmu masalah yang kau urus" Goda Bibi Byun yang ditanggapi senyum kecut dari Sora. "Hh ya, Sora. Apa kau sudah bilang dengan Sang Mi kalau kau sudah menikah?"

"Belum"

"Aish, kau harus cepat memberitahunya. Selama kau pergi dia selalu datang ke apartemenmu dan mengecek apa kau ada di rumah atau tidak. Hampir setiap hari ia datang"

Wajah Sora kembali redup. "Baiklah akan ku beritahu dia nanti jika sempat."

"Jadi siapa namamu?" Bibi Byun beralih padaku.

"Yun Haneul" Ucapku spontan.

"Dengar kau harus jaga Sora. Dia orang berharga di apartemen ini! Jaga dia jangan sampai dia banyak pikiran. Jika ia sudah seperti itu dia akan stress dan akan dibawanya sampai tidur. walaupun pada saat itu tidurnya akan menggemaskan."

"Orang berharga di apartemen ini?" Aku tak terlalu mengerti kata katanya.

"Dia orang yang selalu membantu kami. Tak peduli siapapun walaupun kau orang lantai paling atas dan mempunyai bawaan berat ia akan dengan senang hati membantumu. Bukan hanya itu senyumnya itu bisa menghilangkan stress. Benar benar gadis berharga"

"Bibi..." Sela Sora, sepertinya ia malu. Menggemaskan.

"Kau benar benar beruntung mempunyai Sora." Entahlah aku tak tau, apa aku pantas memilikinya. "Baiklah aku pergi."

"Bibi mau kemana?" Rajuk Sora, untuk pertama kalinya aku melihatnya merajuk.

"Tentu bibi mau keluar, bibi harus ke apotik dan membeli obat sakit pinggang. Pinggang bibi kambuh."

"Biar aku antar bi..."

Bibi Byun mengibaskan tangannya. "Kasihan suami mu yang sudah menunggu di sana. Kau ke sini untuk pindahkan?"

Sora tak menjawabnya ia kelihatan sedih. "Bibi... terima kasih."

"Balas aku dengan kebahagiaanmu. Baiklah aku pergi." Bibi itu pergi menuruni tangga. Sekilas aku melihat air mata di pelupuk matanya saat dia pergi. Aku yakin kalau Sora adalah orang yang berarti baginya dan aku telah merengutnya.

When The Two Sky MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang