Wuussshhhh
Braakk!!!!!
Brakkk!!!!!
Suara jendela terbuka dengan keras serta angin yang terasa dingin menyapu kulit seorang namja tampan dengan bahu lebarnya yang tengah tertidur dengan posisi terduduk sontak membuatnya terbangun seketika.
Ia pun mengalihkan pandangannya pada pintu balkon yang baru saja terbuka akibat hembusan angin yang terlalu kencang meniupnya, membuat Seokjin menghela nafasnya seraya berjalan untuk menutupnya.
"Bagaimana bisa pintu ini terbuka? Bukankah tadi aku sudah benar benar menguncinya..." ucapnya berdialog sendirian seraya tangannya terulur untuk menutup pintu tersebut.
Ia pun menoleh ke arah sang adik kelinci yang tengah tertidur saat ini, seraya menghampirinya.
"Jangan membuat hyung khawatir lagi," gumamnya seraya mengusap lembut rambut sang adik yang terlihat tenang dalam tidurnya, kemudian matanya beralih menatap Taehyung yang tengah tidur seperti batu di sisi kiri Kookie adiknya, membuat Seokjin menghela nafas beratnya, seraya membenarkan selimut adik adiknya, mereka berenam sepakat untuk tidur bersama di kamar Jungkook, Namjoon, Yoongi, Hoseok dan Jimin tidur di sofa kamar Jungkook, sementara dirinya lebih memilih tidur dengan posisi terduduk di sisi ranjang sang adik, dan Taehyung lebih memilih tidur bersama adiknya itu.
Ia pun melirik arloji yang melingkar sempurna di tangannya, jam masih menunjukkan pukul 02 malam, masih banyak waktu untuk ia bisa kembali tidur, dan ia sudah terbangun oleh suara sialan pintu balkon yang tiba tiba saja terbuka dan membangunkannya, membuat Seokjin takkan bisa tidur sekarang. Ia pun menghela nafasnya seraya berjalan keluar dari kamar sang adik, daripada ia hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun itu akan membuang waktunya sia sia, lebih baik ia melakukan sesuatu yang berguna.
Tap tap tap....
Plet!
Tiba tiba lampu di kamar Jungkook mati seketika tanpa sepengetahuan Seokjin tentunya, yang sudah berjalan keluar dari kamar adiknya, ia lebih memilih untuk mengerjakan berkas yang sempat tertunda di kamarnya, namun sebelum itu, ia merasakan tenggorokannya sangat kering, hingga memutuskan untuk pergi ke dapur mengambil air mineral.
Ia pun berjalan menuju dapur untuk mengambilnya, namun tiba tiba langkahnya terhenti kala ia melihat lampu di dapur menyala, bukankah Seokjin sudah mematikannya sebelum mereka memutuskan tidur? Lalu bagaimana bisa itu menyala?
Seokjin pun hanya menghela nafasnya seraya berjalan menuju dapur berniat untuk mematikan lampu tersebut, namun lagi lagi langkahnya terhenti kala mata indahnya melihat sesuatu yang benar benar aneh.
"Kookie.... kau sudah bangun? Kapan kau ke sini? Dan... apa yang sedang kau lakukan di sini?" Ucap Seokjin menatap sang adik, ini aneh, pasalnya Jungkook tadi ada di kamarnya, dan ia masih belum sadar saat Seokjin berjalan ke kamarnya, tak kunjung mendapatkan jawaban, Seokjin pun menghampiri sang adik yang tengah duduk membelakanginya tersebut.
"Kookie... " panggil Seokjin kembali seraya menepuk bahu sang adik, namun anak itu tak kunjung menjawabnya, membuat Seokjin mengernyitkan keningnya.
"Kookie kau.......-----"
"Hyung,,, aku takut..." ucapan Seokjin terpotong kala namja tampan bermata bulat itu bicara dengan suara seraknya.
"Kookie... kau takut kenapa hum? Jangan takut, ada hyung di sini" ucap Seokjin tersenyum seraya mengusap tangan sang adik yang terasa dingin, aneh, ini masih musim panas, lalu kenapa tangan adiknya dingin seperti es?
"Hyung...." panggil anak itu membuat Seokjin kembali menatapnya, namja tampan bermata bulat itu hanya menatapnya dengan datar.
"Bisakah kau memasak untukku?" ucapnya lagi membuat Seokjin terkekeh, pasalnya ini baru pertama kalinya sang adik lapar di jam seperti ini, ah mungkin karena ia pingsan seharian dan perutnya kosong.
