Saenggil chukae hamnida...Saengil chukae hamnida....
Saranghaneun Jungkookie...
Saenggil chukae hamnida...
Terdengar nyanyian selamat ulang tahun di sebuah rumah yang tampak sangat mewah di kawasan gangnam-gu seoul kini tengah merayakan hari ulang tahun maknae kecil mereka yang sedang menginjak usia yang ke 17 tahun.
Fyuuuuhhhh
"Yeeyyy.... selamat ulang tahun Jungkookie... kami menyayangimu," ucap mereka serentak seraya memeluk namja tampan bermata bulat itu sehingga membuatnya sedikit sesak. Namun ia tak masalah, ia sangat bahagia. Setidaknya di usianya yang tepat ke 17 ini ia bisa merayakannya bersama ke enam kakaknya.
"Selamat ulang tahun saeng... tumbuhlah jadi anak yang baik dan penurut, di usiamu yang ke 17 ini kau tak boleh membuat Hyung kecewa lagi, dan belajarlah untuk bersikap dewasa,"ucap Seokjin membuat namja tampan bergigi kelinci itu tersenyum di sertai gigi kelincinya yang menambahkan kesan imut pada dirinya.
"Cha... kamarmu bersebelahan dengan Taehyung tepat di lantai 3, apa kau berani tidur sendiri Kookie?,"ucap sang kakak tertua mereka, Jeon Seokjin, dan di jawab anggukan oleh namja bergigi kelinci itu, sontak membuat mereka semua tersenyum gemas. Adik mereka sudah besar sekarang.
"Kekeke kau sudah dewasa rupanya,"ucap Yoongi seraya mengusap lembut rambut sang adik hingga membuatnya sedikit berantakan.
"Sekarang tidurlah, kau bisa membuka semua hadiahnya besok, sekarang sudah malam, dan besok kau harus sekolah, dan hyung tak mau besok kau terlambat di hari pertamamu sekolah, jangan bergadang,"ucap Seokjin sontak membuat namja gigi kelinci itu mengembungkan pipinya sebal.
"Baiklah hyung... selamat malam,"ucapnya seraya beranjak menaiki tangga dan menuju ke kamar barunya.
................
00:00
Wwuusshhhhh
Braakkk
Hembusan angin dan suara pintu balkon terbuka kini menelusuk masuk ke dalam pendengaran seorang namja tampan berusia 17 tahun yang kini tengah berkeringat membasahi anak rambutnya, sesekali ia bergumam tak jelas dalam tidurnya.
"Andwae.... andwae...." gumamnya seraya dengan kepala yang bergerak gelisah, mata indahnya kini tengah mengeluarkan liquid bening. Tak lama kemudian mata itupun terbuka, dengan deru nafas yang memburu. Seolah ia baru saja berlari maraton.
"Kenapa dingin sekali?,"gumamnya dengan suara serak menyerupai kodok kala mata indahnya terbuka. Seketika matanya membulat kala ia melihat pintu balkon yang terbuka di sertai gordennya yang bergerak kesana kemari di terbangkan oleh angin.
"Siapa yang membukanya? Bukankah, tadi aku sudah menguncinya?,"ucapnya pada dirinya sendiri, ia pun segera melirik ke arah jam dinding yang terpasang indah dengan suara yang sedikit berisik kini kembali membuatnya melotot.
"00:15"gumamnya seraya melangkahkan kakinya malas untuk menutup pintu balkon yang tengah terbuka lebar.
"Aneh sekali, apa tadi Jin Hyung ke sini dan tidak menguncinya? Menyebalkan!,"gerutunya, namun seketika langkahnya terhenti kala matanya tak sengaja melirik ke arah rumah kosong yang tepat berhadapan dengan balkon kamarnya.
Dengan langkah penasaran ia terus berjalan mendekat dengan tatapan yang tak lepas dari satu ruangan, samar samar ia mendengar suara seseorang yang tengah bernyanyi membuat dahinya berkerut seketika.