"Hei aku menemukan pintu rahasia!" Teriak Namjoon sontak membuat yang lainnya menatapnya berbinar.
"Jinjja??? Ayo cepat!" ucap Seokjin seraya berlari dan di ikuti yang lainnya, mereka pun menemukan pintu berwarna cokelat tua tengah terbuka lebar sontak membuat Jin mengembangkan senyumnya, ia pun melangkahkan kakinya memasuki rumah itu.
"Hyung... tidakkah rumah ini terlihat menakutkan?" ucap Jimin sesekali bergidik ngeri kala mata sipitnya bergerak liar menatap setiap benda yang ada di sekitarnya. Sontak membuat Jin menghela nafasnya.
"Benar Hyung, rumah ini terlihat aneh dan seperti ada yang memperhatikan kita saat ini dari lantai atas" ucap Taehyung menimpali sontak membuat Yoongi memutar bola matanya malas.
"Yak! Hantu itu tidak ada, kalian terlalu penakut, dasar, ini hanya rumah tua!" ucap Yoongi pedas sontak membuat Taehyung dan Jimin bungkam seketika. Tiba tiba...
Tap tap tap ....
"Hyung... apa kau mendengar sesuatu??" ucap Taehyung kembali membuat Jin mengernyitkan keningnya.
"Ku rasa arahnya dari lantai atas" ucap Namjoon seraya berlari menaiki tangga kayu tersebut, dan di ikuti oleh Hoseok, Jin dan Yoongi.
"Yak! Hyung! Tunggu aku!" teriak Taehyung dan Jimin bersamaan kala mereka melihat Seokjin, Yoongi, Hoseok, dan Namjoon telah menaiki tangga dan meninggalkan mereka berdua.
"Kookie!! Kau di atas???" teriak Namjoon mencoba memastikan, tapi tak ada jawaban, hanya hening yang menyapa, membuat ia menatap Seokjin yang hanya mengangkat bahunya.
"Astaga pengap sekali, bahkan tidak ada angin yang masuk" ucap Jimin seraya mengibas ngibaskan tangannya di depan wajahnya membuat Yoongi berdecak sebal.
"Yakk! Kau berisik sekali bantet!" ucap Yoongi sakartis membuat Taehyung menahan tawanya.
"Hyung! Ucapanmu menyakitkan" ucap Jimin menatap Yoongi dengan wajah cemberut, melihat hal itu membuat Seokjin memijit pelipisnya.
"Bisakah kalian tak berdebat dulu? Lihat tempat yang tepat untuk membuat keributan," ucap Seokjin membuat Jimin bungkam, sementara Yoongi? Ia hanya cuek.
"Aishh kalian menye-----"
Tiba tiba dentingan suara piano terdengar dari lantai tiga sontak membuat ucapan Seokjin terhenti, mereka yang ada di sana hanya dapat bungkam seribu kata, tak ada yang dapat menjelaskan, siapa yang tengah bermain piano? Apa pemilik rumah ini? Tidak mungkin, bukankah ini rumah kosong yang di tinggalkan pemiliknya bertahun tahun? Setidaknya itu yang di ketahui Seokjin.
"Hyung... apa kau juga mendengarnya?" ucap Jimin dengan suara gemetar, ia terlihat berkeringat saat ini, tak jauh berbeda dengan Taehyung yang wajahnya sudah berubah menjadi pucat menyerupai mayat.
"Kookie!!! Kau di atas??" teriak Namjoon kembali, namun, suara piano itu tiba tiba berhenti, membuat Seokjin berlari ke lantai 3 di ikuti Namjoon, mereka pun mencari arah suara piano yang baru saja mereka dengar beberapa menit yang lalu.
"Kookie... kau dimana? Jawab Hyung, hei jangan membuat kami khawatir" teriak Seokjin seraya tangannya sibuk membuka setiap pintu yang di temuinya.
"Hah di sini terlalu banyak kamar" desah Namjoon kala matanya hanya menemui beberapa pintu yang tertutup. Tiba tiba langkahnya terhenti ketika mata sipitnya melihat sebuah benda pipih persegi panjang milik Jungkook adiknya, seketika matanya membulat.
"Hyung!! Aku menemukan ponsel Kookie!!" teriak Namjoon sontak membuat Seokjin menghampirinya.
"Dimana kau menemukannya Namjoon-ah??" ucap Seokjin membuat Yoongi, Hoseok, Jimin dan Taehyung berbondong bondong menemuinya.
