Hujan turun semakin deras, mengguyur pulau meokdo yang begitu gelap, kilatan cahaya dan petir yang menyambar menambah kesan mengerikan di malam ini.
Seorang laki-laki tua terlihat berjalan masuk membawa sebuah lilin di tangannya, suara deritan lantai yang di pijak kaki tuanya terdengar begitu nyaring dan menakutkan, Jeon Jungkook menggigit bibirnya takut, duduk di pojok ruangan dengan keringat yang membanjiri keningnya, entah mengapa, malam ini terasa begitu mengerikan dan menakutkan.
"Jangan takut, aku akan menunjukkan sesuatu padamu.." mendengar suara berat itu, kedua mata Jungkook terbuka perlahan, kedua manik hitamnya mendapati seorang laki-laki tua tersenyum dengan sebuah lilin kecil di tangannya.
"Aku ingin hyeongdeul..." suara Jungkook terdengar begitu lirih dan bergetar, hingga sebuah tangan mengusap bahunya pelan.
"Tidak apa-apa.. mereka akan kembali.. sekarang ikutlah denganku.." pria itu tersenyum dan melangkah keluar, meninggalkan Jungkook yang masih menimang pilihan, pergi atau tetap di sini, hingga pada akhirnya ia berdiri dan memutuskan mengikuti pria tersebut.
______
Sedangkan di tempat lain, pada waktu yang sama, terlihat seorang pemuda tampan berjalan kesana kemari dengan wajah tidak tenang berulang kali berdecak kesal ketika suara operator menjawab puluhan panggilan yang ia tujukan pada adik-adiknya.
"Ayolah Yoon.. jawab telponku.. Yaish! Selalu saja tidak aktif! Apa yang sedang mereka lakukan!" Teriak Seokjin frustasi dan melempar ponselnya kesal, ia mendudukkan dirinya kasar di sofa mencoba menenangkan diri, namun tindakannya itu tidak berhasil sama sekali, ia tidak bisa menunggu dan hanya diam seperti ini, hatinya tidak tenang, detik berikutnya, Seokjin mengambil jasnya dan melangkah tergesa menuju mobilnya.
___
Namjoon menghentikan langkahnya, menumpu kedua tangannya di atas lutut sembari mengatur nafasnya, ia terengah, tubuhnya basah kuyup, ia hampir saja menyerah, namun ia tidak bisa berhenti sebelum bisa memastikan bahwa saudaranya dalam keadaan baik-baik saja,
Kedua mata sipitnya menatap arloji yang melingkar di tangan kirinya, jarum jam menunjukkan pukul 08:00 malam, entah kenapa waktu terasa sangat lama dan dan berhenti, malam begitu panjang, kapan pagi akan datang, Namjoon muak dengan semua ini, tidak ada satupun jalan keluar yang ia temukan, ia sudah berpisah dengan Jimin dan Hoseok, namun sejauh apapun Namjoon melangkah, ia hanya berputar-putar di antara pohon pinus yang menjulang, bahkan rumah paman Jung tidak bisa ia temukan lagi, Namjoon ingin mengakhirinya sekarang juga."Aishh... Ini membuatku gila! ada apa dengan tempat ini! Jim....! Hoseok...!! Apa kalian mendengarku? Kalian dimana?!" Teriak Namjoon sekuat tenaga, namun hanya gemericik hujan yang menjawab teriakannya, suaranya seolah-olah teredam oleh suara hujan, Namjoon terjebak, mereka terpisah, sekarang kemana ia harus melangkah?
Namjoon kembali mengatur nafasnya, hingga terdengar sebuah langkah kaki yang memijak ranting-ranting kayu kering dan suara itu terus mendekat, membuat Namjoon menahan nafas berusaha fokus mendengar dari arah mana suara itu berasal, hingga terlihat samar-samar sebuah sosok mendekat.
"Yoongi hyeong?! Apa itu kau?!" Seketika ia memekik senang saat kedua mata sipitnya mendapati sang kakak kedua berjalan menghampirinya.
"Namjoon ah.. aku menemukanmu.." lirih Yoongi sembari tersenyum, sedikit membuat Namjoon senang, namun kekhawatiran itu masih tetap ada di hatinya.
"Dimana yang lain hyeong? Apa kau menemukan rumah paman Jung?"
"Hm... aku menemukannya, ayo kita kesana, Hoseok, Jimin, Taehyung dan Jungkook menunggu kita" ucap Yoongi membuat Namjoon bernafas lega, akhirnya mereka bisa berkumpul kembali, dengan perasaan bahagia Namjoon mengikuti langkah Yoongi.