"H-hyung.... ada seorang pria di samping Kookie dengan mata merah penuh darah, b-bahkan ia menjilati leher Kookie, H-hyung... dia menatapku" ucap Taehyung dengan wajah pucat pasi.
Praank!!!
Tepat setelah Taehyung mengatakan hal itu tiba-tiba sebuah suara benda pecah terdengar jelas di depan pintu ruangan yang mereka tempati saat ini, seketika semuanya bungkam dan hening, Seokjin menghampiri Jungkook yang masih setia memejamkan mata bulatnya.
"Suara apa itu?" Ucap Namjoon memecah keheningan, sepertinya otak Jenius Namjoon sudah mulai bekerja.
Melihat Namjoon melangkah hendak keluar, seketika Taehyung menahan tangannya.
"Jangan Hyung, ku mohon" gumam Taehyung ketakutan, dapat Namjoon lihat jika bahu anak itu tengah bergetar saat ini.
"Tae, kau kenapa? Sudahlah, kau ini benar benar bertingkah aneh," ucap Namjoon acuh seraya melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu, namun saat ia ingin membukanya, tiba tiba semua lilin padam, berhasil membuat ia menahan langkahnya untuk keluar.
Namjoon memutar bola matanya malas dan menghela nafasnya kasar.
"Paman, kau jangan berusaha untuk menakutiku ya, aku sama sekali tidak takut akan leluconmu" geram Namjoon membuat Seokjin membelalakkan matanya.
"Namjoon-ah! Jaga ucapanmu, apa ini yang ku ajarkan padamu? Dimana sopan santunmu huh?!" Bentak Seokjin membuat Namjoon bungkam, ia bungkam bukan berarti ia salah, akan tetapi,,, ia tak ingin mendapatkan amarah sang kakak tertua yang ia hormati selama ini.
Seokjin menghela nafasnya seraya meminta maaf pada paman Jung yang saat ini tengah mencoba menyalakan lilin.
"Ahaha tidak apa apa, itu hal yang wajar, tapi bisa ku katakan jika Jeon Taehyung berkata benar, ada banyak mahkluk tak kasat mata di rumahku, dan itu hasil tangkapanku, aku mengurung mereka dan mengeluarkannya dari tubuh manusia yang bernasib sama seperti adikmu 'Jungkook" jelasnya santai membuat Taehyung, Jimin, Hoseok dan Namjoon menelan salivanya bersusah payah, tidak ada di antara mereka yang berani mengeluarkan suaranya, seketika udara dingin menyerang tubuh mereka berlima.
"Paman, ku mohon lakukan yang terbaik untuk adikku, lakukan apapun asalkan ia kembali bersama kami" ucap Seokjin khawatir, banyak hal buruk yang Seokjin takutkan saat ini, membuat ia benar benar khawatir.
Pria paruh baya itu mengulas senyum tipisnya.
"Tenang saja, paman akan menyelamatkan adikmu, Seokjin-ah" ucapnya seraya menepuk pelan bahu Seokjin, ia pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.
Seokjin menghela nafasnya.
"Aigooo tidak ada jaringan signal apapun di sini!!!" Pekik Yoongi tiba tiba, seketika membuat Jimin, namjoon, Hoseok, Seokjin dan Taehyung tersentak, bukankah Yoongi sejak tadi sedang tidur?
"Jinjjayo??" Ucap Namjoon tak percaya seraya merogoh sakunya untuk mengambil ponsel kesayangannya, dan benar saja, kedua mata sipit Namjoon membulat seketika.
"B-bagaimana bisa? Tae coba ku lihat ponselmu" ucap Namjoon seraya mengambil ponsel Taehyung di saku baju Hoodie yang Taehyung kenakan saat ini, di ikuti oleh Jimin dan Hoseok yang memeriksa ponselnya sendiri, namun....
"Aahh Tidak ada" ucap Namjoon di sertai helaan nafas.
"Di ponselku juga tidak ada" Jimin.
"Di ponselku juga, bagaimana ini?" Ucap Hoseok sama frustasinya, membuat Yoongi menghampirinya.
"Ku rasa tempat ini benar-benar aneh, sebaiknya kita kembali ke Seoul, ku rasa hal buruk akan terjadi jika kita tetap berlama-lama di sini" ucap Yoongi seketika membuat Seokjin berdiri dari tempatnya, hendak menahan langkah Yoongi untuk pergi.