Mengapa?

12.2K 263 1
                                    

"Huft... " Menghela nafas.
Pagi yang sejuk menyertai kepergianku untuk pergi sekolah, Menyusuri rumah tetangga komplek dengan senyuman manis kepada semua tetangga setiap harinya.

***

"yah.. Bulan tersial ini datang" kataku sambil berjalan di koridor sekolah. Sudah 6 tahun kepergian ayahku diambil Tuhan, kini aku sudah semakin dewasa.
Menginjak 17 tahun yang seharusnya nanti menjadi SweetSeventeen berubah menjadi wretchedseventeen.
yah memang pahit, pahit sekali.

"apanya yang sial ngux?" saut faisal. "eh kamu sal" jawabku.
"mau langsung kekelas?" tanya faisal.
"ya" jawabku.
"yaudah bye akumah mau ke kantin dulu" jawab faisal.
"hm" sautku dalam hati.

Di kelas aku memang orang yang biasa disebut pemberontak, karna itu terkadang aku di panggil cucungux oleh teman temanku.

"ti liat faisal ga?" tanya maya.
"ntah" jawabku.
"kalo ada tolong bilangin yah itu buku yang mau dipinjem sama dia aku simpen di kolong mejanya dia" kata maya. "heem"jawabku sambil mengangguk.

Faisal dan maya merupakan teman lama smp ku, berbeda denganku maya adalah anak yang memang benar benar anggun, pemalu, cantik dan sangat sopan.

*pelajaran pertama akan dimulai*

"ayo masuk masuk, sekarang kita tidak belajar tapi, akan ada pengumuman" kata pak guru.

***

Plak! Suara tamparan itu terdengar sangat keras di belakangku.
"dasar maneh gatau malu, culun!" diah menampar maya.
"ada apa ini, kenapa tiba tiba ribut?" tanyaku.
"berisik maneh"jawab diah.
"berani maneh ya?, separing sekarang dilapang kalo maneh berani" jawabku. "wati!" saut maya.

Yah, itulah keseharianku dimasa sma kelas 12 ini. Aku menjadi sangat berantakan sejak tuhan mengambil kebahagiaan miliku.

***

"maya kamu gapapa kan?" tanyaku. "..." maya tak menjawab sambil membuang muka.
"wati ayo masuk"kata zulhaq ketua murid kelasku.
Maya memang satu-satunya sahabat perempuanku dia selalu mengerti apa yang aku rasakan tapi, saat kejadian perkelahian tadi di sekolah dia menjadi berbeda dari sebelumnya.
"kamu berlebihan yah ti" kata faisal.
"why? Kenapa semua menyalahkan aku? Emang beneryah tuhan itu udah ngambil semua kebahagiaan aku!" jawabku sambil berlari.
"tuhan, kenapa harus aku? Kenapa kau mengambil semua kebahagiaanku?apa lagi tuhan apa lagi ini?" tanyaku dalam hati.

Kring.. Kring.. Bel pulang berbunyi.

Angin bertiup kencang, pisau dapur bergoyang goyang seakan akan menariku untuk memakainya. Ya aku sangat ingin mati, hidupku tak ada gunanya lagi, apa yang aku lakukan akan selalu disalahkan oleh tuhan.
Tiba-tiba~~

KEEP HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang