2 NAMA?

2.7K 141 10
                                    

Hi readers bagaimana kabar kalian?, maafkan diriku yang lama update teman teman 😩 Teman teman aku minta do'a dari teman teman semua agar UNBK ku dilancarkan dan dimudahkan, Aamiin.  Maaf sekali lagi yah readers😢Happy reading ❤❤


•~•~•

Aku mengangkat kepalaku yang tertunduk pada buku lalu mulai memperhatikan wajah Zulhaq yang sangat terlihat lelah, jika aku terus memperhatikannya wajah Zulhaq itu mirip dengan Suho (EXO) *kalo penasaran bisa kalian search di google :'D* yang manis dan tampan, hanya saja Zulhaq tidak terlalu putih. Astaghfirullah ada apa denganku, uuuuushhh uuuush *sambil mengusap usap mata*

"Wati, apa yang sedang kamu lakukan"

Mendengar suara itu aku langsung berbalik ke belakang, dan ternyata itu Faisal.

Faisal memperhatikanku dari belakang saat aku tengah memperhatikan Zulhaq yang tengah tertidur.

~•~•~•~

"Faisal? Eh,,,eh,, aku sedang menemani Zulhaq, lalu apa yang membawamu kemari?" Kataku dengan gagu.

"Aku kesini ingin menjenguk Zulhaq, mengapa hanya kamu yang disini? Dimana keluarga Zulhaq?" tanya Faisal dengan keheranan.

"Keluarganya sangat memiliki jadwal yang padat dan ibunya Zulhaq masih harus beristirahat" Kataku.

"Baiklah, bolehkah aku duduk? Tanya Faisal.

"Tentu saja, duduklah" kataku.

Faisal mulai duduk di sebelah kanan Zulhaq yang tengah terbaring, dan aku berada di sebelah kiri Zulhaq yang tengah terbaring. Posisi kami saling tatap, ini canggung sangat canggung.

Awalnya tak ada perbincangan yang terjadi, aku menundukan pandanganku pada handphone ku begitupun Faisal. Namun, setelah beberapa menit Faisal membuka pembicaraan.

"Wati kamu membawa Al-qur'an?" kata Faisal.

"Ya, aku membawanya, apakah kamu juga membawanya?" tanyaku.

"Iya, mari kita bersama sama membacanya untuk Zulhaq" ucap Faisal dengan ekspresi aneh bersemangat.

"Apa yang akan dibacakan?" tanyaku.
"Surah An-Nisa" jawab Faisal.

"Baiklah" jawabku.

Saat kami akan membacakan alqur'an untuk Zulhaq aku merasa ada yang aneh dalam pemilihan surah nya, namun aku menghiraukannya setelah aku mendengar betapa merdunya lantunan Al-qur'an yang Faisal bacakan. Aku hanya mengeluarkan suaraku sedikit supaya tidak terlalu terdengar oleh Faisal. Setelah selesai membaca Al-qur'an kami melanjutkannya dengan membacakan do'a. Tak lama kemudian Suster masuk membawa beberapa alat medis.

"Suster, apakah Dokter akan datang untuk memeriksa?" tanya Faisal.

"Iya pak, Dokter akan datang memeriksa kembal  keadaan pasien" jawab suster.

Tak lama kemudian Dokter datang untuk mengecek kembali keadaan Zulhaq, kami berdua memutuskan keluar ruangan.

"Semoga Zulhaq bisa cepat tersadar, Aamiin" kataku dengan sedikit mengepalkan tangan.

"Apakah kamu sudah makan Wati?" Tanya faisal.

"Astaghfirullah aku sampai lupa untuk makan" jawabku.

"Kamu belum makan? Mari kita makan, atau jika kamu canggung aku akan membelikannya, kamu tunggu disini" kata Faisal dengan sedikit terkejut.

"Tidak tidak, itu malah menambah kecanggunganku, aku akan pulang kerumah saja, bisakah kamu menunggu Zulhaq sebentar?" Kataku.

"Sebentar? Aku akan menunggunya sampai keluarganya datang" jawab Faisal.

"Itu akan sangat lama, keluarganya pasti datang saat malam hari" jawabku.

"Aku tidak masalah jika harus sampai malam" kata Faisal.

"Benarkah? Kamu tidak masalah menunggu Zulhaq hingga keluarganya datang?" tanyaku.

"Iya, segera pergilah istirahat Wati, kamu terlihat kelelahan dan ekspresimu terlihat jika sedang lapar" kata Faisal sembari tertawa kecil dengan mata tertutup karena matanya yang sipit.

"Baiklah aku akan segera pergi" jawabku dengan malu dan terpaku melihat tawa Faisal.

Sesejuk udara di pagi hari dan semanis gula senyum dan tawanya itu.

"Astaghfirullah..." kata hatiku.

•~•~•~•

Di tengah jalan saat aku sedang menuju rumah, tiba-tiba panggilan masuk ke handphone ku, dan panggilan itu dari Maya sahabatku.

"Assalamu'alaikim May, ada apa?" kataku.

"Wati kamu masih dirumah sakit kah?" tanya Maya dengan sedikit menyentak.

"Astagfirullah May jawab dulu salamnya" kataku.

"Oiyah, Wa'alaikumsalam wati, gimana jadinya?" jawab Maya.

"Gimana jadinya apa May?" tanyaku dengan keanehan.

"Bagaimana keadaan Zulhaq?" tanya Maya.

"Mengapa kamu bisa tau? Aku kan belum mengatakannya pada kamu?"
Kataku dengan heran.

"Ya aku tau dari tante mu, mengapa kamu memutuskan memilih Zulhaq?" kata Maya.

"May sepertinya aku akan bicarakan ini dirumah saja, Wassalamu'alaikum" kataku sambil segera menutul telpon.

"Heh...eh..eh Wati" jawab Maya sedikit terdengar.

~•~•~•

Aku selalu ingin menghindari pertanyaan itu, aku takut jika ketika aku memberikan alasan bahwa aku sengaja memilih Zulhaq karena rasa bersalahku itu bisa menyakiti hati Zulhaq dan orang tuanya. Dan aku takut ketika memberikan alasan itu aku terkesan menyepelekan takdir yang telah Allah berikan padaku.

~•~•~•

Saat ini pukul 02.30, aku baru saja terbangun dari tidurku dan ingin segera melaksanakan shalat tahajud untuk mendo'akan kesembuhan Zulhaq dan berdo'a kepada Allah apakah pilihanku mengenai Zulhaq adalah hal yang tepat yang telah aku lakukan.

Selang beberapa menit kemudian ketika aku membereskan tempat shalat tiba-tiba handphone ku berbunyi tanda Whatsapp masuk, dan itu ternyata dari Faisal.

"Bismillah, Wati Alhamdulillah Zulhaq sudah tersadar, aku memutuskan tidak pulang sampai kamu datang." pesan Faisal.

Deg. Ya Allah apakah ini hanya kebetulan? Ataukah ini pertanda dari tahajudku? Tapi mengapa ini masih sangat membingungkan karena terdapat 2 nama?.

-Bersambung-

Jangan lupa di tap tanda bintang untuk memberi dukungan yah❤😁 ingat readers kritik dan saran sangat dibutuhkan😊

KEEP HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang