Detingan ponsel Seokmin berbunyi. Menandakan ada sebuah pesan masuk datang. Segera Seokmin mengecek ponselnya, takut-takut itu adalah hal penting.
Dan benar saja ternyata pesan itu memang penting. Rahang Seokmin mengeras setelah membacanya. Dan setelah itu, Seokmin segera mengambil jaket dan masker lalu terburu-buru pergi keluar.
Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang.
...
Seokmin lelah. Acaranya sudah selesai. Peluh terus menetes dari keningnya. Tak lupa cairan merah yang masih lengket menempel di kedua tangannya. Cepat-cepat Seokmin pergi ke belakang untuk mencari sabun, setidaknya benda itu bisa menghilangkan bau anyir yang terus menyeruak di indra penciumannya.
Seokmin yakin apa yang dia lakukan tidak salah. Seokmin yakin semua yang dia lakukan benar. Ya Seokmin harus yakin.
Setelah dia rasa bau anyir tersebut sudah berkurang. Seokmin pergi ke kamar untuk mengganti pakiannya yang sudah kotor bercampur tanah. Ah, jangan lupakan cairan merah itu yang masih tersisa sedikit di lengannya. Yah .... Mungkin sehabis ini Seokmin akan membakar baju itu, lagipula dia terlalu malas untuk mencuci di malam hari seperti ini.
Kring... Kring...
Ponsel Seokmin berbunyi. Menandakan ada sebuah panggilan masuk. Dan ternyata itu video call dari Mingyu. Langsung saja Seokmin menjawab panggilan tersebut.
Sebentar. Bukannya Yuna sudah mati? Dan baru beberapa puluh menit yang lalu Seokmin membawa jasad Yuna kehutan untuk dikubur sekaligus menghilangkan jejak. Ah masa bodoh, yang penting sekarang rasa kesal akibat cemburu sudah hilang.
Ditambah, sekarang kekasih hatinya itu tidak akan bisa membuatnya cemburu lagi. Jadi Seokmin bisa tenang tanpa rasa cemburu.
...
LINE!!
KAJUNHUI
Send apicture
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
