Trouble heart ( END )✔️

Chap 2

"Kalian pesan apa?" Tanya airah setelah sampai di tempat duduk pojok kantin.

"Biasa, nasgor sama es jeruk" ucap Della sambil mengeluarkan ponselnya dari saku rok abu abunya dan di angguki yang lain.

"Oke, gue pesen dulu ya" kata Airah lalu jalan menuju tempat nasgor.

JONATHAN POV

"Kuy kantin" ucap gue sambil merangkul orry dan manuel, sahabat orok gue.

"Y x g kuy" kata mereka serempak.

"Dasar, kids jaman now" ucap gue ke mereka.

"Iyalah jaman now, lo juga kali, kalo bukan jaman now jaman apa? Jaman purba?" Jawab manuel sambil terkekeh.

"Iya iy--" ucapan jonthan terpotong karena ada seorang yang memanggil nama gue.

"Jonathan!" Ternyata yang memanggil adalah pak santoso, wali kelas gue hehe.

"Eh bentar, gue di panggil pak santoso tuh, tungguin ya" ucap gue ke mereka sambil menunjuk pak santoso dan di angguki sama mereka.

"Ada apa ya pak?" Tanya gue saat sudah di hadapan pak santoso.

"Gini, jadi kita buat berbeda dari kelas lain, nanti kamu buat Denah tempat duduk sama sekretaris, wakil dan bendahara. Lalu nanti kamu tempel di depan lemari" jelas pak santoso.

"Siap pak!" Jawab gue sambil hormat ke pak santoso.

"Yaudah kalo gitu saya masuk dulu" ucap pak santoso sambil nepuk pundak gue dan masuk ke dalam ruang guru.

Setelah itu gue balik lagi ke temen gue yang lagi pada ngerumpi sambil godain adek kelas yang buat adek kelas jadi tersipu malu haha. emang ya kids jaman now.

"Anak orang jangan dibaperin mulu, ntar gamau tanggung jawab lagi" ucap gue sambil menoyor kepala mereka berdua.

"Tanggung jawab apa sih, emang nya gue ngehamilin mereka" jawab orry kesal.

"Otak lo ya ry" kata manuel sambil ngejitak kepala orry.

gue cuma terkekeh melihat tingkah mereka yang lagi saling jitak menjitak di perjalanan menuju kantin. Saat sampai di kantin gue ngelihat cewe yang lagi digerai, pipinya yang chubby, oiya dia kan sekretaris di kelas ya, namanya siapa dah, duh gue lupa.

"Eh eh itu siapa dah namanya? yang di gerai, terus pipinya tembem" Tanya gue ke mereka sambil menepuk nepuk pundak mereka dengan keras.

"Et dah sakit nih pundak gue jangan di tepok tepok ahh" jawab orry kesal sambil menjauhkan tubuhnya ke gue.

"Lebay lo, gue aja biasa aja, yang mana dah nath? Banyak nih yang di gerai sama pipinya tembem" tanya manuel sambil melihat ke sekeliling kantin.

"Aihhh itu tuh yang itu yang lagi ngobrol sama temennya tiga orang terus apa dah? Dia itu sekretaris di kelas kita, siapa dah namanya gue lupa" Tanya gue ke manuel sambil berpikir.

"Airah!" Jawab mereka berdua serempak.

"Nah, iya"

"Napa lo? Suka?" Tanya manuel sambil menyipitkan matanya bertanda curiga.

"Dih ogah" jawab gue ke manuel sambil bergidik.