Luhan memasuki ruangannya dengan wajah ditekuk. Ia benar-benar frustasi saat ini. Ia harus mencari kemana gadisnya itu. Ia menekan tombol di telponnya agar tersambung ke sekrretarisnya.
"panggilkan Park Chanyeol keruanganku sekarang"
Setelah mengatakan itu Luhan duduk di atas kursinya memejamkan kedua matanya. Ia sungguh lelah saat ini. Ia bahkan tak perduli dengan rapat yang sedang berlangsung ditempat Su In sekolah. Jika saja hari ini tak ada rapat disekolah maka semua ini tak akan terjadi.
Clekk
Pintu ruangannya terbuka dan masuklah seorang Namja dengan senyum yang mengembang dibibirnya.
"kenapa Anda memanggilku, Sajangnim" ucapnya
"berhenti bersikap formal padaku Chanyeol. Aku meminta bantuanmu" Luhan mengatakannya tanpa melihat Chanyeol yang sedang duduk dihadapannya saat ini. Kedua matanya sangat lelah untuk sekedar melihat kearah Chanyeol.
"katakan padaku Hyung. Aku akan membantumu sebisaku" ucapnya penuh semangat. Luhan membuka kedua matanya dan memandang Chanyeol yang berada dihadapannya saat ini.
"Istriku diculik. Aku ingin kau menyelidikinya dan menangkap orang yang menculiknya. Ia diculik pagi ini. Kumohon kau temukan dia Chanyeol-a. Aku benar-benar frustasi, aku tak tahu harus bagaimana lagi" Luhan menundukkan kepalanya menatap lantai dibawahnya.
"aku akan membantumu sebisaku Hyung. Aku akan mengerahkan semua temanku untuk bisa menemukan istrimu itu. Maka dari itu akan memulainya sekarang ini. Aku pamit pergi Hyung. Doakan aku !" Chanyeol mengepalkan genggaman tangannya di udara dan pergi meninggalkan Luhan yang berada di kursinya. Luhan hanya bisa menatapnya dan berharap semoga Chanyeol bisa membawa Su In kembali kesisinya.
**
Su In melangkahkan kakinya dengan senang menuju pintu keluar rumah ini. Setelah berhasil memegang kenopnya dan memutar, ia kembali tersenyum ternyata pintu ini tak terkunci. Ia pikir Namja yang menculikknya benar-benar bodoh. Ia tesenyum senang dan melangkahkan kakinya keluar rumah. Tapi senyumnya tak bertahan lama karena di depan rumah ini dijaga oleh banyak bodyguard bertubuh kekar. Saat itu juga nyalinya menciut. Su In masih berada didepan pintu rumah ini dan pada saat itu juga dua orang bertubuh kekar menghampirinya dan menyeretnya masuk kedalam.
Su In hanya bisa berteriak minta tolong. Tapi sepertinya tak ada yang berminat menolongnya. Dan kini ia hanya pasrah saat kedua orang ini menyeretnya masuk kedalam rumah ini. Tubuh Su In diletakkan di tempat semula ia bangun yaitu kamar. Su In menghembuskan napas kesalnya. Pantasan saja Namja putih tadi tak mengejarnya atau melakukan sesuatu saat ia mencoba pergi dari tempat ini.
"bukankah sudah ku bilang kau tak akan pernah bisa lari dari tempat ini" Su In berdecak kesal saat Namja putih itu masih setia dengan posisi awalnya tanpa berniat mengubahnya.
"apa yang kau inginkan ? aku tak mengenalmu bagaimana bisa kau menculikku ? apa aku berbuat salah padamu ?"
"aku hanya ingin kau diam disini hingga segalanya terkendali" ucapnya dan berjalan menjaih dari kamar itu menutup pintu kamar itu dan menguncinya.
"YAK !!! BUKA PINTUNYA !! YAK !!" Su In berteriak dan memukul-mukul pintu yang kembali terkunci ini. Ia mendesah berat. Saat ini yang bisa ia lakukan hanya berdoa semoga Luhan bisa menemukannya dan melepaskannya dari rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is My Husband
FanfictionNasib gadis kecil yang baru saja berumur 17 tahun yang harus menikah dengan guru Matematika barunya. Semua ini adalah wasiat yang ditinggalkan oleh ibunya sebelum ia meninggal. Awalnya Su In hanya biasa saja dengan kehidupannya, tapi orang dari mas...