Four

5.1K 557 726
                                    

Written by zenaamaya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hinata berjalan memasuki sebuah cafe yang merangkap sebagai taman bacaan. Tempatnya sangat nyaman dan tenang. Terdiri dari beberapa ruangan yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Kursi-kursi serta rak-rak buku ditata sedemikian rupa agar pengunjung merasa nyaman menghabiskan waktu mereka disini. Hinata dan Utakata bahkan betah menghabiskan waktu mereka hingga berjam-jam di tempat ini saat kencan dulu. Saat Utakata tak terlalu sibuk seperti sekarang.

Dan kali ini, mereka juga membuat janji di tempat ini. Setelah sekian lama mereka tak pernah mengunjunginya bersama-sama lagi.

Masuk lebih ke dalam, Hinata mengambil tempat duduk di pojok ruangan yang menjadi favoritnya. Tempatnya sedikit tertutup karena terhalang rak buku sebagai pembatas dengan ruang utama.

"Sudah lama kau tak kemari, Hinata-san. Kau sendirian saja?" Seseorang datang menghampiri Hinata. Sedikit berbasa-basi dengan si gadis Hyuga yang sudah lama menjadi langganan cafenya.

"Ah, Mawar-san. Aku sedang menunggu seseorang," jawab Hinata dengan senyum manisnya.

Wanita bernama Mawar Melati Indah ini merupakan si pemilik cafe. Gadis asli Indonesia berusia sekitar 27 tahun. Dia sengaja meninggalkan negaranya karena terobsesi pada sang idola, Levi Ackerman. Namun apa daya, dia bagai pungguk yang merindukan bulan. Mawar yang hanya bisa menatap idolanya dari jauh kini berakhir menjadi pemilik cafe disalah satu sudut kota Konoha, yang beruntungnya, sang idola pernah beberapa kali mampir di cafe miliknya. Sungguh keberuntungan yang luar biasa.

"Menunggu Utakata-san?" tebak Mawar yang memang sudah hapal jika sebelumnya Hinata selalu datang bersama kekasihnya, Shimura Utakata.

Hinata menganggukkan kepalanya. "Ya," jawabnya malu-malu.

Mawar melempar senyumnya. "Apa kau mau memesan sesuatu?" tawarnya.

"Nanti saja."

"Baiklah kalau begitu. Aku tinggal dulu. Panggil saja kami kalau kau ingin memesan sesuatu," ujar Mawar yang diangguki oleh Hinata. Dan dia pun berlalu kembali ke dapur untuk membantu para pegawainya.

Hinata kembali termenung sepeninggal si pemilik cafe. Memikirkan apa saja yang akan dia katakan, atau lebih tepatnya apa yang ingin Utakata sampaikan dalam pertemuan mereka kali ini.

Rasa canggung tiba-tiba menyelimuti hati Hinata. Bagaimana tidak? Pertemuan terakhir mereka bisa dibilang tidak begitu baik. Utakata melihat Hinata tengah berciuman, lebih tepatnya dicium paksa oleh Uchiha Sasuke. Dan setelahnya, dia pergi begitu saja tanpa mendengar penjelasan dari kekasihnya. Bahkan tanpa berbuat apa-apa meski hanya sekedar untuk memberikan sebuah bogem mentah pada si Uchiha yang mencium sang kekasih dengan seenak jidatnya.

Pikiran Hinata melayang kemana-mana, hingga suara khas sang kekasih menyapa gendang telinganya.

"Sudah lama menunggu, Lovey?"

Hinata mendongakkan kepalanya, dan mendapati wajah tampan Utakata yang sudah berdiri tegap di hadapannya.

"Tidak. Aku juga belum lama sampai," jawab Hinata, kemudian mempersilahkan kekasihnya untuk duduk.

Tangled: CheckmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang