Fourteen

5.3K 400 165
                                    

Written by LovelyReia

.
.
.
.
.
.

Hinata masih saja bersembunyi dibalik selimut tebal yang sedari tadi menutupi seluruh tubuhnya. Wajahnya bersemu merah. Rasa tidak percaya masih menggelayuti batinnya. Bagaimana bisa sepagi ini dia dan Sasuke berbagi hal panas padahal semalam dia masih menangisi kepergian sang ibu??

Tapi Hinata bahagia karena pada akhirnya ia dan Sasuke menjadi satu seutuhnya. Dan itu nikmat! Uhh... Hinata semakin merona mengingat lagi kejadian tadi.

"Kau masih mau sembunyi, Hinata?"

Sasuke nyaris tertawa ketika mengatakan pertanyaan itu. Bagaimana tidak? Jikalau istrimu sendiri bertingkah seolah kejadian tadi pagi seperti sesuatu yang tabu dilakukan suami istri?

"T-tidak, aku hanya mm..."

Hinata gugup sendiri.
Haishhh... kenapa harus gugup disaat seperti ini sih? Sasuke jadi tak bisa lagi menahan tawa karenanya. Dan Hinata sebal harus ditertawakan pria itu. Dengan bibir manyun, Hinata bangkit dari tidurnya dan langsung berlari menuju kamar mandi dengan cepat.

"Dasar, Hinata..." gumam Sasuke disela tawanya yang masih terdengar.

💖

Sementara disebuah ruangan gelap dan berperedam suara. Sesosok pria duduk diam sebagai seorang pesakitan. Dihadapannya, berdiri angkuh seorang wanita cantik tapi berwajah sadis. Keiha the interrogator.

"Katakan siapa yang menyuruhmu melakukan tindakan percobaan pembunuhan itu pada nyonya Hyuga?!"

Si pesakitan, Kang Suha hanya bisa terdiam karena rasa takut yang mencekam. Dilema antara mengatakan kejujuran dan dia akan menerima konsekuensi ancaman keluarga Shimura atas keselamatan keluarganya, atau terus saja mengelak, mengabaikan teriakan hati nurani lalu terjebak dalam penjara seorang diri, kemudian tenggelam dalam rasa bersalah selamanya.

"Katakan... " titah the interrogator sekali lagi dengan wajah dingin dan kejam. Sebelah tangannya menghunuskan sebilah pisau Enryu Kurouchi yang legendaris ke leher Kang Suha.

"Katakan apa? Katakan bahwa aku mencintaimu begitu?" elak si mantan rektor, mencoba sedikit mencairkan ketegangan. Berharap lawan bicaranya ini sedikit melunak dan menjauhkan benda super tajam itu dari lehernya.

Sayangnya itu tidak akan berhasil. Keiha the interrogator benci disuguhi basa-basi, apalagi ala gombalan. Sungguh unfaedah baginya yang sudah tidak bisa lagi jatuh cinta karena patah hati ditinggalkan Neji yang lebih memilih Tenten.

"Mengelak rupanya... kau mau kehilangan lehermu dulu atau manuk mu, he?" Balasnya kejam.

Kang Suha menelan ludah susah payah. Tak terbayangkan jika ia harus kehilangan aset berharganya.

Menolak untuk terus mengingkari kata hati dan memperkisruh masalah. Akhirnya ia pun buka suara.

"Aku akan memberitahu kalian siapa pelakunya, asalkan kalian berjanji untuk melindungi keluargaku dari tangan mereka," ucapnya dengan bibir bergetar.

Keiha lantas menoleh ke arah ruangan lain yang terhubung dengan ruang interogasi itu. Meminta pedapat pada Shikaku dan Neji yang turut menyaksikan sesi interogasinya. Meski hatinya kretek-kretek saat memandang wajah Neji yang tampan, tapi tak bisa ia miliki.

Shikaku mengangguk paham. Sementara Neji berpikir menimbang keputusan.

"Bagaimana?" Tanya Shikamaru.

Tangled: CheckmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang