Seven

4.2K 477 305
                                    

Written by Murasaki_Mayutami

.

.

.

Memercayai Uchiha Sasuke sama halnya dengan percaya bahwa setan akan membimbing manusia menuju surga!

Pikirnya Hinata akan percaya begitu saja dengan mulut sok manis si rambut raven dengan potongan model bokong unggas.

Silakan bermimpi muluk yang tak akan pernah menjadi kenyataan.

"Kau mahir memainkan peran dengan piawai, Uchiha. Tapi, percayalah, sebagus apapun drama yang kau mainkan, aku tetap tak akan terkecoh. Aku ini Hyuuga!" Hinata berkata tajam. Mata bulannya menatap sengit mata Sasuke yang bagai batu oniks.

Sasuke menggeram dalam hati. Wanita ini benar-benar susah untuk sekadar diajak bicara. Bagaimana dengan rayuan kalau begini? Ini akan menyulitkan Sasuke untuk menghancurkan si Putri Hyuuga, yang menurutnya sombong dan tukang mengurusi hidup orang lain, seakan-akan ia tak memiliki kegiatan berguna lain saja.

"Hinata, kau pernah mendengar-"

"Kau pikir, aku sudi mendengarmu?" potong Hinata, " yang benar saja! Mimpimu terlalu berlebihan, Uchiha Sasuke!" lanjut Hinata lagi.

"Hyuuga, harusnya kau dengarkan aku dulu!" Sasuke menatap nyalang Hinata.

"Baru saja kukatakan, aku tak sudi mendengarmu, bukan?"
Hinata balas menatap tajam mata Sasuke dengan tatapan bengis. "Apa kau tuli? Oh, atau ... mungkin, kau juga bodoh, eh?" sinis Hinata.

Sialan! Mulut wanita ini benar-benar berbisa. Namun, Hyuuga mana yang tak tajam ucapannya? Mereka bermulut tajam dengan rupa ningratnya.

Orang-orang akan tertipu oleh paras lembut seorang Hyuuga Hinata yang layaknya dewi. Akan tetapi, tidak dengan Uchiha Sasuke. Menurutnya, Hinata itu ... lembut dan tegas sekaligus mengerikan secara bersamaan. Dan Sasuke, sepertinya mulai terpesona akan hal itu. Matanya yang sehitam langit malam tanpa bintang itu memandangi Hinata. Entah apa maksud dari tatapan 'bodoh' itu.

Hinata yang sadar tengah dipandangi rivalnya ini, menyeringai. "Kenapa Uchiha? Apa kau mulai terpesona padaku. Atau aku memang mempesona, hm?"

Sasuke tertawa dengan mata yang tetap memandang Hinata. Bukan tawa keangkuhan yang biasa ia keluarkan. Tawa ini terdengar lebih ikhlas.

"Kenapa kau tertawa?" Hinata bertanya kesal.

"Tidak. Kupikir, kita sama." Sasuke membalas enteng.

Hinata memelototkan matanya. Tidak terima disamakan dengan Sasuke yang predikatnya adalah laki-laki iblis.

"Oh, kupikir kau tukang mengarang cerita!" cibir Hinata.

"Oh, aku bukan author yang suka dengan hal karang-mengarang kalau kau ingin informasi akurat."

Decihan keras terlontar dari mulut Hinata.

"Ayolah, Yang Mulia Hyuuga Hinata yang Agung! Kau dan aku memang sama narsisnya. Bukankah kau bermaksud membalasku?"

"Membalas apa?"
Eh? Hinata penasaran. Bukannya wanita cantik nan pintar ini tak mau mendengar Sasuke bicara tadi? Lantas, apa ini?

"Sepertinya ... Anda penasaran, Hyuuga-san?" ledek Sasuke.

Hinata berdecak kesal. Ia melangkahkan sepasang kaki indahnya untuk mulai menjauhi Sasuke. Namun, dengan sigap Sasuke mencekal lengan mulus Hinata.

Tangled: CheckmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang