25

2.3K 249 20
                                    

"Kita harus segera berangkat agar tiba di istana sesuai waktu, Yang Mulia."

Langit bergemuruh. Xinlong melihat awan gelap diatas mereka mulai menutupi bintang gemintang yang berkelap-kelip.

"Bisakah kita merubah arah? Aku harus menemui seseorang di Laiyang."

***

"Pangeran Ruyi sudah sejak lama pergi, Tuan. Beliau tidak pernah kembali."

Xinlong mencermati lantai yang terlihat sedikit lembab seperti baru saja diseka dengan kain. Diluar memang turun hujan. Dia dan para pengawalnya juga kebasahan. Tapi mereka baru saja masuk. Pria didepannya ini terlihat bersih dan kering. Lalu siapa yang basah?

"Benarkah?"

Pria didepannya berdehem. "Benar, Tuan."

"Kau yakin dia tidak memintamu berbohong?"

Pria itu tersenyum. "Yakin, Tuan."

"Baiklah." Xinlong melantangkan suaranya. "Aku menyampaikan ini padamu, pihak Kerajaan Weian sudah memakamkan Pangeran Ruyi beberapa hari yang lalu. Jadi jika entah nanti arwahnya kembali kemari, berdoalah untuk ketenangannya. Weian mungkin saja akan diserang dalam beberapa waktu ke depan mengingat sudah tidak ada lagi yang melindungi Ratu Yixia. Aku akan kembali ke Xian, semoga arwah Pangeran Ruyi mendengar ini."

Xinlong dan rombongannya pamit meninggalkan pria tadi yang sudah pucat seperti mayat. Dibalik tirai Ruyi mengumpat kesal. Pelayannya itu pasti akan ketakutan jika melihatnya setelah ini.

***

Istana Dalam memutuskan untuk membalsam jasad Yishan. Yixia mengirimkan surat untuk Putri Fei, mengabarkan berita wafatnya Yishan dan ketidaksediaannya memakamkan Yishan di Chun'an. Dia meminta Fei datang ke Wubei bersama para pengawal dan kereta yang dikirimkannya. Yishan, biar bagaimana pun, adalah putra tertua ayahnya. Dia harus memastikan pemakaman Yishan berjalan layak. Beberapa pengawal ditugaskan menjemput Selir Tinggi Yueli dari pengasingan. Semua ini menyesakkan. Sungguh hari-hari yang berat untuk dilalui. Tapi Yixia tetap berdiri tegar.

"Jangan menangis, Yixia. Mataku sakit melihatmu selalu meneteskan airmata."

Yixia mengabaikan Ruyi. Anak itu bicara seolah dia tidak menangis saja. Padahal Yixia tahu Ruyi menangisi Yishan sendirian dikamarnya.

"Kenapa ini terjadi pada kita? Aku merasa dipecundangi oleh dunia. Hanjiang membiarkanku berpikir bahwa Yishan benar-benar membunuh ayahanda dan menginginkan takhta."

Ruyi menarik napas dalam berkali-kali. "Tianming." Dia menatap lurus pada peti jenazah Yishan. "Takdir langit. Sedari awal alam memberimu kesempatan untuk memimpin Weian, untuk menyelamatkan kita dari kehancuran."

Yixia terlihat bingung. Ruyi menganggukkan kepalanya.

"Ya. Jika Yishan tidak pergi ke Chun'an, Hanjiang mungkin akan menghabisi kita semua setelahnya. Langkah Selir Tinggi Yueli patut diapresiasi. Hanjiang merubah rencananya. Yishan pergi, Putri Mahkota Weian saat itu adalah dirimu, kami semua masih sangat kecil. Dia hanya perlu melakukannya perlahan tapi pasti.

"Seiring waktu, Hanjiang mungkin melakukan pergerakan diam-diam. Dia sepertinya menemui Ratu Zhengyan di kuil Liao dan mendapati kenyataan bahwa pewaris takhta sebenarnya bukan dirimu. Dia pun mulai mengincar Mingrui. Tapi tampaknya, Mingrui tidak memberikan Hanjiang apa yang dia mau. Hanjiang kemudian tahu Mingrui bukanlah calon penerus kepemimpinan Weian. Dan kemudian, dia mengirim pembunuh bayaran ke penjara bawah tanah untuk membunuhku."

Ruyi membuka lapisan terluar hanfunya dan menarik bagian dalam agar terbuka. Mata Yixia membola melihat apa yang tercetak didada remaja itu. Seekor bangau api yang tengah mengepakkan sayapnya. Persis seperti apa yang ada dipanji kerajaan. Ibunya tidak berbohong.

"Hanjiang terlambat menyadari itu. Dia meraihku disaat aku sudah mampu melindungi diriku sendiri. Terima kasih sudah menjagaku, Yixia."

Yixia menghambur ke dalam pelukan Ruyi. Menangis tanpa suara. Dia merasakan tangan Ruyi melingkupinya erat.

"Aku tidak ingin jadi raja, Yixia. Tapi anak itu..."

Yixia melepaskan pelukannya dan mengikuti arah telunjuk Ruyi. Zeyu tersenyum menatap mereka meski wajahnya dibasahi airmata.

"Anak itu bilang seorang calon kaisar akan datang menjemputmu hari ini."

Jantung Yixia berdetak cepat. Ruyi mengulum senyum dan memeluk Yixia sekali lagi.

"Zeyu bilang kau mengandung benih naga, taizifei. Aku beritahu kau lebih dulu, begitu Xinlong datang, aku akan memukul kepalanya. Pangeran Mahkota dinasti Qin yang menyebalkan!"

14 September 2017

Alohaaaa.... Ini terpaksa aku cut partnya yaaa yg separuhnya lg belum selesai diedit 😹 Ciaoooo

Queen Yixia' Man《Park Shinhye》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang