5

3.1K 213 7
                                    

Dengan langkah terburu-buru Mozza melangkahkan kakinya keluar dari kelas begitu bel sekolah berbunyi dan langsung menuju ke arah tangga kemudian menaikinya secepat yang ia bisa menuju lantai teratas sekolahnya itu, lantai empat. Sudah cukup ketenangannya belakangan ini selalu diusik oleh pria yang menurut Beatrix, tampannya seperti artis Korea karena wajahnya yang oriental, siapa lagi kalau bukan Keanu. 

Bagaimana Mozza tidak kesal, semenjak Keanu menolong Mozza membawakan jus ke kelasnya, wajah Keanu jadi tidak asing untuk ditemui di kelas Mozza pada saat jam istirahat. Lagi, menurut Beatrix, sekarang jika ingin mencari Keanu di saat jam istirahat, bukan di kantin tempat biasa ia duduk, bukan di kelas Keanu atau di lapangan olahraga. Melainkan di kelas Mozza, duduk tepat di samping Mozza. Sekarang kelas bukanlah tempat yang aman bagi Mozza, karena dengan santainya Keanu mampir dan berbincang dengan teman-teman di kelas Mozza. 

Masih memegang keyakinan jika memang ingin meredakan rumor yang beredar, ia harus menghindari dirinya terlihat bersama Keanu. Belakangan rumor berhembus cukup kencang karena melihat Keanu yang getol nongkong di kelas Mozza. Meskipun Mozza tidak terlalu banyak berbincang dengan Keanu, bahkan terkadang Mozza memilih melipat tangan di atas meja dan menenggelamkan wajahnya dan berpura-pura tidur. Padahal sebelum itu rumor sudah mulai berkurang, namun karena Keanu pindah tempat tongkrongan di kelas Mozza, jadi banyak yang berpikir Keanu sedang melakukan pendekatan pada Mozza karena melihat sikap Mozza yang lebih banyak duduk diam.

Akhir-akhir ini Mozza memilih menghabiskan jam istirahat keduanya di perpustakaan. Tempat yang paling aman menurut Mozza saat ini untuk menyendiri, sekaligus menghindar dari Keanu. Jam istirahat pertama Mozza berusaha menekan egonya demi mengisi perut. Sangat jarang ada yang mau duduk berlama-lama di perpustakaan. Sekolahnya seperti enggan memberikan fasilitas yang memadai untuk perpustakaan, bagaimana siswanya mau rajin membaca buku. Biasanya ada beberapa yang datang ke sana hanya untuk meminjam atau mengembalikan buku. Sebenarnya suasana di sana sedikit horor menurut Mozza, pengap, sedikit panas karena hanya menggunaan kipas angin di sudut ruangan yang tidak akan dinyalakan jika tidak ada yang datang, kipas angin lainnya berada di dekat Bu Trisna duduk. Suasana di perpustakaan hening kecuali bunyi jam yang berdecak yang menghiasi suasana perpustakaan. Jika tidak ada Bu Trisna duduk di perpustakaan, Mozza enggan masuk ke dalamnya karena sudah membayangkan ada yang lain di sana. Sedikit salut dengan Bu Trisna yang menjaga perpustakaan seorang diri dari pagi hingga sore setiap harinya.

Sesampainya di lantai empat, Mozza segera menuju ke ruangan yang terletak di ujung koridor yang biasanya terlihat sepi, namun kali ini terlihat ramai dengan para siswa yang ingin beranjak kembali ke kelasnya, sepertinya mereka baru selesai kelas Bahasa Indonesia. Biasanya kelas Bahasa Indonesia suka dialihkan ke perpustakaan jika membutuhkan referensi buku-buku di perpustakaan.

Terlihat beberapa siswa yang keluar dari perpustakaan menatap Mozza dengan tatapan yang tak bisa Mozza artikan, sambil berbisik-bisik. Apa ada yang salah dengan penampilannya? Apakah ada cabai terselip di giginya, tapi tidak mungkin karena mulutnya tertutup dari tadi. Atau mungkin kancing bajunya ada yang terlepas atau melongo menunjukkan lemaknya yang berlipat, tapi tidak ada masalah. Atau rambutnya berantakan seperti habis dijambak orang? Untung saja, salah satu dari mereka berbicara cukup keras hingga Mozza dapat mengetahui alasan mereka melemparkan tatapan padanya.

"Pasti mau nyamperin Keanu. Berarti bukan pdkt lagi. Sudah jadian beneran mereka", ucap salah satu siswi yang melewati Mozza. Mendengar hal itu, Mozza segera putar balik menuju balkon yang berada di lantai empat untuk menghindari bertemu dengan Keanu. Ternyata kelas yang bubar dari perpustakaan adalah kelas Keanu.

Baru saja Mozza berpikir akan aman begitu menghilang di balik tembok yang ada di depannya itu, langkahnya terhenti saat melihat orang yang duduk di atas meja yang berada di balkon di balik tembok itu. Orang tersebut menoleh ke arahnya tersenyum dan turun dari meja yang didudukinya itu, menghampirinya yang berdiri diam membeku kaget.

LovestagramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang