10

1.9K 155 3
                                    

Tidak ada yang berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Kegiatan belajar mengajar berjalan normal seperti hari biasanya. Mozza dan teman-temannya yang lain juga menjalani kegiatan seperti biasanya. Terkecuali salah satu dari mereka yang terlihat berbeda dari biasanya. Renata Wulandari.

Biasanya Renata tidak sependiam seperti sekarang. Kali ini ia menjadi pendiam lebih dari Mozza. Wajahnya terlihat murung dan bengkak seperti sehabis menangis semalaman. Namun saat ditanya, Renata mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja dan hanya kurang tidur saja. Bahkan biasanya Renata yang akan emosi jika berurusan dengan Della, terlihat tidak merespon ucapan Della sama sekali. Renata jadi lebih banyak melamun. Clara yang sabar dengan Della saja hampir terpancing, tapi Renata masih sibuk dengan pikirannya. Entah apa yang dipikirkannya. Tubuhnya ada bersama mereka tetapi pikirannya jauh entah ada di mana.

Awalnya Mozza berpikir mungkin Renata benar-benar hanya kurang tidur saja. Tapi sudah beberapa hari Renata masih terlihat seperti itu. Jelas ada yang salah dengan Renata. Bahkan Della yang tidak peka karena kelemotannya yang levelnya sangat tinggi itu, menyadari ada yang berbeda dengan Renata. Namun Renata masih saja menyanggah dan menolak memberi tahu apa yang sedang dipikirkannya. Lagi, ia mengatakan bahwa dirinya hanya kurang istirahat.

Sesekali Mozza yang juga sedang ke toilet, menemukan Renata yang terkejut dengan kehadirannya. Padahal penampilan Mozza seperti biasa dan tidak mengendap-endap saat menuju toilet yang dapat menyebabkan Renata terkejut. Terkadang Renata juga tidak menyadari jika berpapasan dengan orang lain dan menyapanya. Ia tetap berjalan dengan menatap kosong ke arah ubin. Hal yang bukan Renata sekali.

Pernah Mozza mencoba menarik Renata berbicara empat mata dengannya. Renata terlihat sekali menahan dirinya. Enggan menceritakan permasalahannya. Mozza tahu ada masalah yang sedang dipikirkan Renata. Pertemanan yang hampir terjalin satu tahu cukup untuk membuat Mozza memahami karakter teman-temannya di The Markas.

"Re, lu kenapa? Akhir-akhir ini gue lihat lu lemes banget, kadang pucat. Lagi sakit atau lagi ada masalah?", Mozza mencoba untuk mengorek informasi dari Renata kembali saat mereka berdua sedang duduk bersila di pinggir lapangan, mengingat Renata suka sekali memendam masalahnya sendiri jika sedang ada masalah.

Renata hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya pelan. "Gue gak apa-apa, Za. Thanks atas kepeduliannya. Mungkin karena lagi kurang enak badan saja.", jawab Renata pada akhirnya dan Mozza berusaha mempercayainya.

"Jaga kesehatan Re. Sudah ke dokter?", tanya Mozza, yang hanya dibalas dengan anggukan dari Renata. Kemudian Renata menyenderkan kepalanya di bahu Mozza.

"Cepat sembuh yah sayang. Kalau memang gak kuat, gak usah dipaksain masuk sekolah dulu. Tapi kalau lu ada masalah, seperti biasa telinga gue selalu siap untuk mendengarkan, biar lu bisa merasa lega. Terkadang dalam menghadapi suatu masalah, seseorang gak perlu saran atau pendapat orang lain untuk masalahnya. Cukup dengan ada yang mendengarkan saja, bisa membuat diri kita merasa lebih baik. Jadi seperti yang gue bilang tadi, kalau lu lagi ada masalah dan lu butuh teman curhat, lu bisa cari gue. Ok?", ucap Mozza kembali sambil menatap lurus ke arah teman-temannya yang sedang bermain bola volly. Tanpa menyadari Renata mengusap cepat setetes air matanya yang terjatuh agar tidak ada yang menyadari jika ia sudah mau menangis. Matanya sudah berkaca-kaca semenjak Mozza menanyakan dirinya. Berusaha menenangkan dirinya, supaya tidak ada yang menyadarinya.

***
Keesokan harinya Renata sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya di sekolah. Mungkin kondisi tubuhnya sedang memburuk. Mozza dan kawan-kawannya mencoba menghubunginya melalui chat group namun tak mendapat tanggapan dari Renata. Bahkan sampai beberapa hari juga tidak ada kabar dari Renata, bahkan tidak ada tanda dari Renata telah membaca pesan dari mereka. Mereka mencoba berpikir positif bahwa Renata sedang istirahat total sehingga tidak memegang ponsel.

Mereka mencoba mendatangi rumah Renata. Namun tidak ada tanda-tanda orang di dalam rumah tersebut. Memang biasanya rumah tersebut hanya ada Renata saja. Orang tua Renata sibuk bekerja, biasanya larut malam barulah mereka pulang, itu juga langsung istirahat menurut cerita dari Renata. Akhir pekan juga  kedua orang tua Renata sibuk bertemu dengan kolega mereka. Renata hanya berkomunikasi dengan orang tuanya seperlunya saja. Asisten rumah tangga hanya datang di pagi hari untuk bersih-bersih dan kemudian pulang.

Setengah jam lebih mereka mencoba mengetuk pintu rumah Renata kemudian menghubungi ponsel milik Renata, namun tidak ada jawaban, bahkan nomor milik Renata tidak aktif. Ivana sudah sampai mencoba menerawang melalui jendela rumah, berharap dapat melihat ke dalam rumah Renata, sudah seperti maling yang mengamati kondisi rumah, namun hasilnya nihil ia tidak dapat melihat apapun juga. Tetangga dan satpam yang lalu lalang tidak curiga mereka hendak merampok rumah Renata saja, mereka sudah bersyukur, mengingat gerak-gerik mereka di depan rumah Renata sangat mencurigakan. Sekarang mereka bingung harus mencari Renata ke mana, karena mereka belum pernah bertemu dengan kedua orang tua Renata. Mereka juga tidak tahu harus ke mana menghubungi kedua orang tuanya.

Mereka mencoba menghubungi Billy, kekasih Renata melalui media sosial yang mereka miliki. Namun tidak ada respon, sepertinya Billy ini kurang aktif dalam menggunakan media sosial miliknya. Ingin rasanya menghampiri kampus Billy, namun letaknya cukup jauh dari sekolah mereka dan mereka tidak tahu harus mencari di mana. Jadwal kuliah Billy saja tidak mereka ketahui. Mereka hanya tahu nama kampus dan jurusan Billy.

Mereka hanya bisa pulang dengan tangan kosong. Selama beberapa hari Mozza mencoba kembali ke sana sendirian menggunakan ojek online. Sampai akhirnya Keanu yang penasaran ke mana Mozza pergi setiap pulang sekolah, memaksa untuk mengantarkannya. Masih tidak ada tanda-tanda di dalam rumah Renata.

"Za, kamu bilang orang tua Renata sibuk kerja kan? Cuma ada pagi sama malam hari. Gimana kalau besok pagi kita ke sini sebelum mereka berangkat kerja?", saran Keanu. Sepertinya saran yang diberikan oleh Keanu ada benarnya juga. Hanya dengan bertemu dengan kedua orang tua Renata, barulah Mozza bisa mencari tahu keberadaan Renata.

"Boleh juga sih ide kamu, tapi apa sopan bertamu pagi-pagi sekali ke rumah orang? Gimanapun juga kan kita sekolah. Berarti kita harus lebih pagi lagi dong ke sini.", Mozza merasa tidak enak hati jika harus bertamu sepagi itu ke rumah Renata, selain itu ia jadi merepotkan Keanu untuk mengantarnya. Mungkin lebih baik jika Mozza besok datang sendiri menggunakan ojek online.

"Mau gimana lagi Za, daripada kita gak dapat kabar Renata.", ucap Keanu melihat Mozza yang sudah menggedor rumah dan memencet bel rumah Renata selama setengah jam.

"Ya sudah, besok aku coba balik ke sini lagi deh.", ucap Mozza kemudian Keanu merangkulnya menuju motor Keanu yang terparkir di pekarangan rumah Renata untuk mengurangi kesedihan Mozza karena tidak mendapatkan informasi mengenai Renata kembali.

"Kamu besok gak usah nganterin aku Kee. Terima kasih sudah mau mengantarkan ke rumah Renata tadi yah. Hati-hati yah di jalan. Bye.", ucap Mozza setelah turun dari boncengan motor Keanu. Membuat Keanu melepas helm yang dikenakannya, menatap Mozza.

"Besok pagi aku anterin kamu Za. Sebelum kamu bilang kamu ngerepotin aku, aku gak merasa kerepotan sama sekali. Aku juga kenal dengan Renata kok, jadi wajar kita ingin tahu kabar dia. Ok?", ucap Keanu meyakinkan Mozza.

"Jangan coba-coba kamu berangkat lebih dulu atau aku yang akan bertamu ke rumah kamu biar ketemu mama kamu. Biar saja dia salah paham.", ancam Keanu membuat Mozza tak berkutik untuk menolak tawaran Keanu untuk mengantarnya ke rumah Renata.

"Awas yah, jangan sampai besok pagi kamu datang ke rumahku. Atau aku gak akan bantuin kamu lagi.", ancam Mozza balik. Keanu hanya tersenyum dan mengacak pelan rambut Mozza sebelum beranjak dari sana. Meninggalkan Mozza dalam pikirannya yang tiba-tiba merasa tidak nyaman saat membayangkan semuanya harus berakhir. Mungkin memang Mozza harus mulai membiasakan diri untuk menjaga jarak dengan Keanu agar dirinya terbiasa. Bagaimanapun juga, jika suatu saat Keanu menemukan orang yang disukainya, tidak mungkin lagi dirinya bisa seperti sedekat sekarang dengan Keanu. Bisa-bisa ia menjadi penghambat hubungan Keanu dengan gadis yang disukainya nanti. Walaupun sebenarnya tidak ada hubungan yang lebih di antara mereka berdua dan yang mengetahuinya hanya mereka berdua dan Clara.

Hampir lupa up.
Ditunggu kritik dan sarannya.

God bless.

24.09.2019
Siska.

LovestagramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang