17

1.6K 143 0
                                    

Tahun ajaran baru sudah dimulai. Suasana sekolah masih terlihat lengang. Hari pertama sekolah kembali, Mozza kali ini berangkat bersama Keanu. Awalnya Mozza sudah menolak, karena tidak ingin datang terlambat ataupun sudah mendekati jam masuk sekolah. Tapi seperti biasa Keanu memaksa dan berjanji akan mengikuti jam biasa Mozza berangkat. Keanu menepati janjinya dan mereka tiba di sekolah setengah jam sebelum jam masuk sekolah.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju papan mading untuk melihat pembagian kelas baru untuk mereka. Mozza mencari namanya dan ia menemukan namanya dengan bantuan Keanu yang lebih cepat menemukan namanya. Nama Mozza tepat berada di bawah nama Keanu yang menandakan mereka berada dalam satu kelas yang sama. XI-IPA-2.

"Asik nih kita sekelas Za. Mulai sekarang kamu pulang pergi sekolah sama aku yah.", Keanu merangkul Mozza yang masih sibuk mencari nama teman-temannya yang lain sambil memberikan informasi kepada teman-temannya melalui chat group.

"Bisa menolak?", tanya Mozza menengok ke arah Keanu. Lebih tepatnya seperti sindiran karena ucapan Keanu sama dengan pernyataan bukan pertanyaan.

"Ya nggak dong. Harus mau. Kalau kamu gak mau, aku ijinnya sama mama kamu.", jawab Keanu cuek masih belum melepas rangkulannya. Mozza mengerucutkan bibirnya kesal mendengar jawaban Keanu yang sudah seperti Clara, selalu membawa peran mamanya. Mentang-mentang mama Mozza sangat baik padanya, padahal baru mengenal satu minggu.

"Ya elah pagi-pagi sudah ngerusak pemandangan saja, sudah mesra-mesraan di depan umum.", ledek Beatrix yang tiba-tiba muncul menghampiri mereka.

"Apa sih Trix? Gue sudah chat lu kan, lu sekelas sama gue.", ucap Mozza begitu melihat Beatrix.

"Gue cuma mau memastikan saja gue benar masuk IPA. Apa gak salah gue masuk IPA? Gue mesti protes nih ke guru. Gue mau masuk IPS. Pas pengambilan rapot, perasaan gue sudah minta masuk IPS deh.", gerutu Beatrix.

"Tapi lu sekelas sama gue, Clara dan Keanu loh. Ivana sama Della saja beda kelasnya.", Mozza sengaja menekan nama Keanu pada Beatrix.

"Sorry, kali ini nama Keanu gak bakal mempan. Otak gue gak bakal sanggup   kalau masuk IPA. Lagipula gue gak ada minat kuliah kedokteran. Gue mau masuk IPS. Paling banter juga gue mau kuliah jurusan manajemen. Ngapain gue capek-capek masuk IPA?", oceh Beatrix. Terkadang Mozza suka tidak menyangka Beatrix sudah berpikiran panjang, ia tahu langkah-langkah yang hendak di ambilnya untuk ke depannya.

"Iya neng iya. Nanti coba ngomong lagi ke guru. Sekarang kita ke kelas dulu yah, yuk yuk.", ucap Mozza menenangkan Beatrix. Masih tidak sadar Keanu masih merangkulnya.

"Gue mencium bau berbeda nih di sini.", guman Clara tersenyum tipis saat melihat Mozza dan Keanu dari jauh.

Sesampainya di kelas, Clara yang lagi-lagi satu kelas dengan Mozza, melihat Mozza masih belum menentukan ia akan duduk di mana karena ia masih mengenakan tas ranselnya berdiri sedang berbincang dengan Beatrix yang sudah duduk di barisan tengah dua baris paling belakang.

"Lu lagi lu lagi Za", ucap Clara geleng-geleng kepala menghampiri mereka bertiga.

"Iya nih. Bosan banget sekelas sama lu terus. Apa kita segitu jodohnya sampai sekelas terus dari kecil.", balas Mozza.

"Ah gue duduk dekat Beatrix ah kali ini. Bosan sebelah gue selama ini lu terus". Clara mengambil bangku kosong di sebelah Beatrix.

"Silahkan neng, gue duduk belakang kalian saja.", Mozza segera meletakkan tas miliknya di atas meja di belakang Clara, mengingat meja yang di belakang Beatrix sedang diduduki oleh Keanu.

Mozza dan Clara memutuskan untuk menemani Beatrix menuju ruang guru untuk membicarakan mengenai perpindahan kelas. Mereka berdua menunggu di depan ruang guru. Sekitar lima menit kemudian Beatrix sudah muncul dan mengatakan bahwa permintaannya untuk pindah jurusan akan dipertimbangkan tapi menurutnya pasti akan diterima karena ia diminta membawa surat persetujuan orang tua mengenai perpindahan jurusan, hanya saja akan memakan waktu kurang lebih dua minggu dan Beatrix diminta untuk tetap mengikuti kegiatan belajar seperti biasa. 

LovestagramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang