"Alice?"
...
Alice mendongakkan kepalanya saat seseorang yang ia tabrak memanggilnya dengan suara bass nya.
"G-guanlin?" lirihnya.
Alice langsung memeluk Guanlin saat pemuda itu menatap heran ke arahnya yang sudah menangis.
"Kau kenapa??" tanya Guanlin sambil mengusap kepala Alice. Bahu gadis itu bergetar kencang. Terlebih lagi saat mengingat kejadian tadi.
"Ayo ikut aku, kita bicara di tempat lain." ajak Guanlin dan langsung merangkul pundak Alice.
Guanlin membawa Alice ke area parkir dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil Mercedez nya. Pemuda itu menatap ke arah Alice yang masih menundukkan wajahnya sambil menangis.
"Sebenarnya kau ini kenapa?" tanya Guanlin sambil memberikan kotak tissue kepada Alice.
Alice mendongakkan kepalanya dan menerima kotak tissue yang diberikan Guanlin. Alice menatap Guanlin dengan wajah yang begitu lesu.
"Aku melihatnya, aku melihat Daniel." ujar Alice yang masih terisak.
Guanlin mengernyit bingung.
"Serius? Bukankah Bagus jika kau melihatnya? Lalu kenapa malah menangis?" tanya Guanlin secara beruntun.
"Ya, seharusnya aku senang melihatnya. Bahkan aku hampir saja menghampirinya sebelum seorang gadis dari belakangku memeluk Daniel lalu mereka-HUWAAAA."Alice sudah tidak bisa menahan tangisannya lagi. Dengan menjelaskan ulang kejadian tadi pada Guanlin membuat hatinya semakin sakit sehingga tangisannya langsung pecah. Guanlin langsung memeluk Alice dan menepuk-nepuk punggung gadis itu pelan.
"Sstt.. Sudah ya? Jangan menangis lagi. Mungkin yang kau lihat itu bukan Daniel hyung." ujar Guanlin bermaksud untuk menenangkan.
Alice memgangguk pasrah dan masih terisak. Guanlin merasakan T-shirt yang ia kenakan basah. Entah kenapa hati Guanlin ikut teriris saat melihat Alice menangis.
"Kau sedang apa sendirian di taman itu?" tanya Guanlin saat merasa isakan Alice mulai mereda.
"Eungh? Aku-ASTAGA JUSTIN!"
...
Sejak sejam yang lalu, pemuda berambut pirang itu masih mencari keberadaan sahabatnya yang entahlah kemana dia pergi. Ponsel gadis itu pun tidak aktif. Pemuda itu begitu cemas apa lagi mengingat bahwa vampire bisa saja menyamar menjadi siapapun. Itulah yang pemuda berambut pirang itu curigai.
"Justin?"
Pemuda yang dipanggil Justin itu menengok ke arah belakangnya. Pemuda itu mengernyit heran.
"Kau siapa?" tanya Justin.
"Kau... Teman Alice Cho?" seseorang itu bertanya balik dengan santai.
"Yeah, aku temannya. Apa kau melihat gadis itu?"
Perasaan Justin tidak enak. Pemuda itu perlahan-lahan mundur beberapa langkah. Dan sialnya, saat ini Justin dan seseorang itu sedang berada di tempat sepi yang jauh dari keramaian.
Seseorang itu menyeringai kecil. Wajah pucat, mata merah menyala, dan taring tajam di kedua sisi gigi atasnya.
'Shit! Apa orang ini adalah vampire seperti yang Alice katakan??' batin Justin bergidik.
"Kau punya pesan-pesan penting untuk Alice Cho? Dengan senang hati akan ku sampaikan,"
Justin menggelengkan kepalanya. Saat Justin berbalik berniat ingin kabur, namun ia kalah cepat dengan vampire itu yang sudah menggigit lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PRIVATE] Vampire ♕ Kang Daniel
Vampiros[PRIVATE RANDOM] Alice percaya jika Vampire itu ada. Tapi kalau Vampirenya seperti Kang Daniel, itu diragukan. Mana ada Vampire yang manis dan menggemaskan serta mesum sepertinya? Part: •Prologue Chap1: Camping Chap2: Kissmark Chap3: The Story Ch...