Casino

60.7K 1.7K 13
                                    

Malam hari ...

Gadis itu hanya duduk di ranjangnya menunggu seseorang yang juga tak kunjung pulang , semua masakan yang ia buatkan utuh belum tersentuh oleh suaminya, sama seperti dirinya yang juga belum tersentuh olehnya  .

Andai saja ini bukan MIAMI pasti sekarang sudah keluar mencarinya , tapi .. ini adalah tempat baru baginya .. hanya beberapa persen tempat yang di kenali gadis itu , itupun ia hanya melihat google dari ponselnya.

"Earnest .. dari mana saja kau" Inzel berdiri menyambut kedatangan orang yang sudah ditunggu.

Pria itu berjalan tergesa-gesa menuju laci yang di dalamnya berisi segepok uang yang diberikan Grandma kemarin .

"Tunggu .. jangan ambil uang dari Grandma ..itu adalah amanat untuk membangun sebuah bisnis yang sudah kita bicarakan dengan Grandma " uang itu adalah pesangon dari Grandma , tapi Earnest mengambilnya begitu saja , tapi untuk apa?

"Hai kau diam saja .. masih beruntung kau tidak kutelantarkan di tengah jembatan " membuka amplop jarinya sedikit memilah untuk menghitung.

Inzel merampas amplop itu " akan aku berikan jika kau memberitahu ku ..untuk apa? Tolong beritahu aku apa bisnismu? Ini bukan untuk diriku .. ini untuk keluarga kita" menyembunyikan amplop itu di belakang punggungnya.

"Ayo mana berikan .. sebelum kau menyesal .. " membalikan telapak tangannya.

"Tidak .. ini adalah amanat dari Grandma "

Earnest memajukan tubuhnya memegang kedua lengan Inzel diangkat nya lengan itu di atas , amplop itupun jatuh di bawah lantai "jangan mengatur hidupku ... Statusku lajang ...aku tidak beristri .." lalu melepaskan nya begitu saja .

Dengan kekuatan antara hidup dan mati gadis itu memajukan bibirnya dan mencium Earnest tanpa sepengetahuan nya , entah setelah ini ia akan dicaci apa olehnya , namun Inzel hanya ingin Earnest sadar , bahwa sekarang kita harusnya saling memprioritaskan .

"Lancang kau ... " Lelaki itu melepaskan .

"Aku hanya ingin kau tersadar ..kita sama-sama tidak ingin ini terjadi ..tapi sekarang takdir harus membuat kita seperti ini ..aku sah istrimu Earnest .. " dengan rasa malu karena harus dia yang melangkah ..

"What ? Takdir ? Kau bilang ini takdir ? Jangan berharap dirimu mendonorkan darah  pada Grandma ..kau dibayar dan kau disuruh menikahi ku ..ini kau bilang takdir " teriak Earnest di wajah Inzel sampai-sampai gadis itu menutup matanya tak kuasa mendengar itu semua .

"Aku istrimu ...kau suamiku .. apakah aku salah ..?" Jemarinya memeras pakaian nya sendiri.

"Kau memperlihatkan sisi murahan mu kepadaku .. sungguh aku muak melihat wajahmu ... "

Lelaki itu pergi namun Inzel memeluknya dari belakang , tanganya melingkar di dada bidang Earnest "kumohon .. kita sama-sama tersakiti disini ..cobalah mengerti keadaanku ... Aku percaya dengan takdir ... Kau pasti tahu itu "

Sangat mudah melepaskan pelukannya dan Earnest berbalik badan " baiklah ... Kau berkata bahwa ini TAKDIR .. baiklah aku akan mengubah takdir itu sendiri ..dengan caraku sendiri..usahaku sendiri... Sehingga kau takkan bisa berkata tentang takdir " tangannya membersihkan bajunya sendiri seolah jijik .

"Dan satu hal lagi .. jangan menyentuh ku seperti itu lagi .. Karena aku tidak Sudi disentuh sebuah kuman sepertimu" merapikan pakaian nya dan pergi meninggalkannya dengan mengambil amplop coklat tadi .

"Aku percaya takdir ... Aku percaya takdir ...tanpa takdir kita tidak akan bertemu " kata Inzel dengan suara seraknya yang sedikit menangis.

~

STAINED PURITY | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang