Wanita itu merasakan tubuhnya hancur seperti membopong sebuah gunung Himalaya yang sangat besar , pundaknya sangat sulit untuk digerakkan , jangankan untuk berjalan kedua kakinya bahkan seperti orang lumpuh sulit dan sangat sakit .
Dibelakang pundaknya terlihat Gilbert tertidur lelap dengan nafas melambat seolah melupakan semua apa yang dirasakannya, Inzel mengambil tasnya sendiri walau dengan tertatih "jadi ini maksudmu membekaliku sebuah baju ganti ... Jadi ini maksudmu" ucap Inzel mengingat bahwa kemarin Earnest memang sengaja memaksanya untuk membawa baju ganti .
Butuh waktu lama menerima semua kejadian ini ia mengambil pakaiannya dan memakainya dengan pelan , usai semuanya terpakai wanita itu membuka pintunya untuk keluar kamar , namun wajah Farro sudah berada tepat di hadapannya "kau tidak bisa berjalan .. ayo ku antar kau " terlihat mata panda Farro di kedua matanya, ia sama sekali tak bisa tidur .
Farro melirik di dalam kamar melihat ranjang yang roboh , sprei yang acak-acakan , dan gaun malam dari wanita ini tersobek di bawah sofa "ayo minumlah minuman ini .. setidaknya bisa mengurangi rasa sakitmu" memberi segelas minuman berisi vitamin .
Inzel malah memecahkan segelas minuman itu di depan mata Farro "simpanlah minuman itu .. aku tidak membutuhkannya .. sebuah kehormatan tidak bisa kau tukar dengan segelas minuman " .
"Maaf aku menyakitimu ..." Suara berat seseorang dari belakang yang hanya memakai kain kecil putih dililitkan di pangkal pahanya.
Inzel mengerti suara itu adalah milik orang bernama Gilbert , tak menoleh tak menjawab wanita itu melewati kedua lelaki itu dan berjalan terus keluar dari apartemen nya .
Mereka tak punya hak mencegah kepergiannya karena tugasnya adalah melayani nya , tapi di dalam lubuk hati Gilbert ingin rasanya ia memeluk nya dari belakang mencium kembali lehernya.
"Aku terlalu menyiksanya... Kenapa aku jadi seperti ini " ucap Gilbert melihat betapa hancurnya kamarnya.
" Ini ulahku karena kemarin aku memberimu 2 pil VIAGRA " sesal Farro yang sudah siap menerima hantaman Gilbert.
"Apa ? Kenapa kauu melakukan nya" nyawa khas bangun tidurnya belumlah lengkap , mendengar ini dari mulut Farro membuatnya seperti naik darah .
Farro pun menceritakan nya kenapa , mengapa , ada apa , dan tujuan nya memberi pil itu , Gilbert cukup mengerti alasan kuatnya namun tetap saja yang tersakiti disini adalah wanita itu , seharusnya mereka bisa melakukannya dengan saling meresapi .. terlebih ia masih Virgin .
"Kita ke apartemenku sekarang " ucap Gilbert terburu-buru mengambil baju ganti dan segera ke kamar mandi.
~
Inzel membuka pintu apartemennya melihat bahwa Earnest dengan santainya menonton televisi "Earnest " teriak wanita itu dengan melemparkan apapun yang ada di meja tepat wajahnya .
"Apa yang kau lakukan ..apa yang kau lakukan " terus memukul dan menampar pipinya.
"Aku menyesal mengenalmu ..aku sangat menyesal " Earnest menangkap pukulan tanganya "kau berfikir bahwa aku tidak menyesal ? "
"Kauu tidak mencintaiku..aku mengerti ..tapi aku istrimu .. setidaknya perlakukan aku dengan layak .. " memukul keras seluruh tubuh Earnest.
"Aku tak pernah menganggap mu sebagai istri , dimataku kau hanyalah pembantu bagiku itu saja ..dan satu lagi ..kau juga seorang pelacur ...jangan harap aku menyentuh tubuhmu..aku sama sekali tidak Sudi " Earnest pun pergi hendak meninggalkan nya.
"Aku akan telpon Grandma dan melaporkan semua kejahatanmu " membuka laci mejanya dan mengambil ponsel miliknya.
Brug .. tubuh istrinya di dorong menatap tembok "kau ingin mengadu ? "
Ponsel istrinya pun terpecah berkeping-keping karena Earnest membantingnya "Earnest .. kau membanting ponselku " teriaknya .
"Aku ingin kita cerai secepatnya... Cerai.. cerai ... Aku sudah tidak tahan dengan sifat egoismu "
Lengan Earnest mengunci lehernya membuatnya sedikit tak bisa bernafas "itu adalah hal yang aku tunggu ... Tapi sebelum kita bercerai ..kucabut kata-kata ku dan akan aku beri kau sesuatu hal yang takkan pernah kau lupakan..sedetik pun .."
Ia mencium bibir istrinya dengan rakus , membuang celana dalamnya , tubuhnya di jatuhkan di atas ranjang memposisikan Inzel di atasnya dan Earnest di bawah .
Lelaki itu membuka celananya memasukkan penisnya mengocoknya dengan cepat , tubuh istrinya di banting dengan kasar di atas ranjang "akan ku buat kau tidak bisa berjalan ..sama sekali tidak akan " memompanya dengan ganas , menghentakkan bokongnya sangat keras membuat wanita itu harus menerima serangan bertubi-tubi .
Kaki kanannya di angkat menyuruhnya untuk berjongkok tak lupa ia memukul pantatnya "ayo cepat ..ini kan yang kau mau ... "
Menggoyangkan kembali membuat bibir Inzel hanya mengangga lebar-lebar , perih yang diberikan lelaki yang tak ia kenali itu masih terasa menempel di alat kewanitaan nya dan sekarang harus menerima kembali serangan menyakitkan itu oleh suaminya sendiri .
"Lihatlah kau sangat cocok dengan gayamu yang seperti ini " tangannya menunjuk pada kaca yang berada di sisi kirinya.
(Putar video di atas untuk lebih jelasnya ..20 detik+volume)
Dan di detik ini .. menit ini .. wanita itu takkan pernah bisa melupakan kejadian ini sampai kapanpun...
"Ohh good ... Kau pelacur yang handal rupanya " Earnest melepaskan batang kemaluannya dan mendesah kenikmatan.
"Mungkin saat ini diriku lah yang takkan pernah bisa melupakan kejadian ini setiap detiknya ... Tapi jangan salahkan takdir ...jika suatu saat dirimu lah yang berbalik tidak bisa melupakan semua ini " sumpahnya di dalam hati , Karena hatinya terlalu sakit melihat sebuah ketulusan yang diberikannya namun semua hanyalah sia-sia .
Pernahkah kau merasa hidup namun jiwamu mati ... Saat tak ada lagi harapan untuk berjuang ... Amarah, dendam, kecewa , dan harga diri yang dijatuhkan begitu saja .. serasa semua yang kau lalui takkan pernah ada gunanya ..
_______________________________________
Berikan saya vote biar nanti update lagi ....
Next .....
KAMU SEDANG MEMBACA
STAINED PURITY | Sudah Diterbitkan
Romance21+| Tersedia VERSI CETAK & VERSI E-BOOK DI PLAYSTORE ~ROMANCE HOT 21++~ Dirimu telah berstatus istri namun kau masih VIRGINITY, lalu apa yang kau rasakan jika suamimu menjual MAHKOTAMU sendiri ? perempuan manapun tak menginginkan itu semua bahkan...