Detik berubah menjadi menit , menit telah berubah menjadi jam terus berlalu hingga sampai dimana hari yang di tunggu Gilbert sudah siap .
Memang bukan acara pernikahan saat ini , hanya acara pertunangan dimana mengundang para kerabat terdekat dan tidak terlalu banyak orang .
Inzel sama sekali tak ingin mantan suaminya datang di acara pertunangan nya , namun orang tua Inzel memaksanya datang , mungkin ingin membalas dendam kan rasa sakitnya terhadap putrinya yang sudah di kecewakan.
Namun wanita itu tetap berfikir positif karena ia tidak melihat Earnest melainkan ia melihat Grandma yang sudah di anggap neneknya sendiri .
Prinsip dari Tn. Gerald adalah selagi putranya bahagia maka ia juga akan ikut bahagia, Gilbert bukanlah anak kecil yang harus di jodohkan , masa depan adalah pilihannya , dan pasangan hidupnya ia berhak menentukan sendiri.
Kedua orangtua Inzel terlihat bahagia menyaksikan putrinya bertunangan dengan lelaki sebaik Gilbert , Inzel pun terus berdoa agar selamanya hubungan baik ini tetap berjalan selamanya tanpa ada pengacau.
Inzel mengubah mimik bahagia menjadi datar tatkala melihat kedatangan Grandma dan Earnest yang mulai berjalan mendekati nya begitupun Gilbert sangat syok .
"Apakah kau mengundang nya Inzel ?" Gilbert mulai merangkul nya dari belakang , sedikit cemburu melihat masa lalunya datang kemari , dan rasa kesal ketika mengingat bahwa ia pernah memperjualbelikan tunangan nya .
"Aku tidak ingin dia datang Gilbert .. tapi ibuku memaksa ku mengajaknya dengan alasan .. menyaksikan kebahagiaan ku.. begitulah kata ibuku " tanganya membalas rangkulan tunangannya.
"Baiklah mari kita buat dia menyaksikan nya " lelaki itu mencium singkat Pipinya.
Earnest menatap lurus ke depan melihat pemandangan dua orang berpelukan dengan tatapan tak cemburu, namun di sampingnya wanita lansia 70 tahun sangat sesak dadanya melihat itu semua .
"Oh cucuku " Grandma meneteskan air matanya.
Inzel pun melepas pelukan Gilbert dan memeluk berat Grandma dengan penuh kerinduan "Grandma .. terimakasih sudah datang di acara pertunangan ku "
Kedua orang tua Inzel juga senang melihat Grandma karena memang rasa sakitnya ada pada Earnest , bukan pada Grandma .
Gilbert tak berhenti menatap tajam lelaki bajingan di hadapannya, tangannya ingin sekali mengambil pedang lalu di hunuskan di lehernya .
"My lovely " ia tak pernah memanggil Inzel dengan kata my lovely , namun entah kali ini rasa cemburu itu memanas di hatinya .
"Gilbert ini Grandma perkenalan" Gilbert pun dengan sopan memberi hormat.
"My lovely tinggalkan kami berdua .. ajak Grandma untuk mencicipi jamuan kita " usiran secara halus ditunjukan kepada Inzel untuk memberi sedikit waktu bertatap mata dengan lelaki bernama Earnest ini.
Wanita berambut pirang pun menurut , mengandeng dengan pelan Grandma melepas kerinduan yang sangat sangat dinantikan.
"Dia milikku .. jangan mencoba merebutnya dariku " bisik Gilbert.
Earnest hanya mengaruk alisnya yang tak gatal "dengar .. aku tidak ingin merebut pelacur itu lagi .. apakah kau tahu ? Ketika aku menjualnya padamu dan dia pulang di apartemen LAMENDA? Aku menyetubuhi nya hingga dia menangis , silahkan saja kau ambil sampah itu .. dia tidak berguna sama sekali " Earnest pun dengan pedasnya mengatakan mantan istrinya.
Jika saat ini bukan acara pertunangan nya , demi Tuhan lelaki bernama Gilbert ini akan membabat habis dan mencincang tubuhnya layaknya daging sosis.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAINED PURITY | Sudah Diterbitkan
Romance21+| Tersedia VERSI CETAK & VERSI E-BOOK DI PLAYSTORE ~ROMANCE HOT 21++~ Dirimu telah berstatus istri namun kau masih VIRGINITY, lalu apa yang kau rasakan jika suamimu menjual MAHKOTAMU sendiri ? perempuan manapun tak menginginkan itu semua bahkan...