HUG me

55.3K 1.6K 22
                                    

Wanita itu berjalan keluar dari apartemen nya sedangkan Earnest hanya menyalakan rokoknya dan duduk santai di balkon .

Tak ada gunanya tinggal ditempat neraka hidup seperti ini , menyakitkan hati, menguras emosi yang sudah melampaui batas nya .

Ting ..

Lift yang sudah di tunggu wanita itu terbuka, lagi-lagi ia menabrak seorang lelaki dan kejadiannya sama persis yaitu ia melingkarkan tangannya tepat di pinggang seperti saat lampau .

Mata wanita itu sangat pusing namun buramnya matanya bisa menerawang bahwa lelaki itu adalah kemarin yang mengambil kesuciannya.

"Lepaskan aku.... Setidaknya bahwa aku menjauh dari takdir mengutukan ini " ocehannya yang ngelantur .

Farro yang berada di sampingnya hendak membantu nya namun dicegah Gilbert "biar aku yang mengurusnya "

Sebenernya tujuannya di apartemen miliknya memang menemui Earnest untuk bertanya tentang gadis yang menemaninya semalam, bahkan sudah bertanya di resepsionis atas nama Earnest Addison itu tinggal di kamar nomor 275 , saat sudah sampai tepat di lift dimana kamar itu berada tiba-tiba orang yang ia cari kini malah tepat dihadapannya dan sedikit tidak sadarkan diri.

Farro pun melanjutkan lift nya di kamar paling atas yaitu kamar paling spesial karena memang khusus dirancang untuk Gilbert Gustavo si pemiliknya.

"Bawa aku pergi " hingga ia pingsan di dekapanya .

Gilbert tak tinggal diam segera menggendong nya ala bridal "hai..are you okey " ucapnya melihat nya sudah menutupkan kedua matanya.

Ia terus mengendong wanita itu dipelukanya tanpa merasa lelah hingga benar-benar sampai pada kamarnya yang berada di lantai atas .

Memasuki kamar apartemen , ditidurkanya dengan perlahan tubuh kecilnya , bagian tubuhnya serasa panas karena demam , bagaimana tidak sakit baru saja ia pulang dari lelaki yang tak ia kenali lalu Earnest melakukan hal itu kedua kalinya tanpa perut yang terisi ? .

"Astaga cepat panggilkan dokter " ucap Gilbert di tujukan kepada Farro , temanya pun mengangguk mengerti .

Tak lama kemudian.... Dokter pribadi Gilbert pun memeriksa dan mengatakan bahwa saat ini kondisi dari nona nya ini sangatlah lemah dan membutuhkan banyak istirahat.

"Dia tidak bisa berjalan beberapa hari ini ... Kuharap jangan terlalu keras jika ingin melakukan sebuah hubungan intim ..." Ucap dokternya.

Hati Gilbert menjadi sangat panas dan ngeri mendengarkan nya begitupun Farro yang ingin pura-pura tak ingat atas perihal apa yang dibuatnya.

"Baiklah terimakasih" dokter pun pergi setelah menerima sebuah cek dari Gilbert .

"Kosongkan semua jadwal ku .. aku ingin menemani nya" Gilbert mengambil mini kursi sofa dan duduk di samping kasur .

Seolah wanita itu harus berada dalam pengawasan nya untuk sementara waktu , melihat wajahnya yang polos sungguh sangat tidak membosankan.

"Aku akan menunggumu diluar ..." Ucap Farro .

"Pulanglah ... Aku bisa atasi ini sendiri " Farro pun menuruti perintah nya .

Gilbert berlari di dapur memasak sedikit bubur untuk orang sakit , sangat mudah membuatnya karena bubur itu sudah tersedia dalam serbuk instan , kebetulan ia menyimpan bubur instan itu di dalam kulkasnya .

Ia menyuapinya dengan telaten walau mata wanita itu belum terbuka sepenuhnya setidaknya sesuap atau tiga sendok sangat diperlukan .

Gilbert mengelitik kecil punggungnya agar wanita itu merasa geli dan membuka matanya "ayo kau harus makan .. haii "  terus berusaha buat membangunkan nya.

Begitu telaten nya lelaki itu memaksa bibirnya agar terbuka "egghh" Inzel yang sedikit tersedak .

Seluruh bubur yang berantakan di bibirnya dibersihkan dengan jari Gilbert tanpa ada rasa jijik sama sekali "baiklah cukup .. "

Jam sudah menunjukan 4 sore lelaki itu binggung harus memandikan nya atau tidak , sejenak menimang jawaban "baiklah kau harus mandi " salah benar itu urusan belakang.

Gilbert mengendong nya di dalam bathtub air hangat , melepas semua pakaiannya tanpa mencoba melirik yang ia buka dan menahan nafsu yang ada pada dirinya , begitupun dengannya melepas semua pakaiannya dan ikut masuk kedalam bathub.

Ia mengambil shampo di tuangkanya dirambutnya , mencucinya lalu membilasnya dengan lembut .

Memandikannya dengan sangat hati-hati "selesai " ucap Gilbert dengan memeras rambutnya agar mengkering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memandikannya dengan sangat hati-hati "selesai " ucap Gilbert dengan memeras rambutnya agar mengkering.

Digendongnya nya kembali tubuh wanita itu naik di atas ranjang "astaga aku tak punya pakaian wanita " tak mungkin memakaikan pakaian yang tadi karena sudah bau .

Gilbert mengacak lemarinya mencari sebuah kaos namun terhenti mendengarkan sebuah suara "dingin ..dingin " ucap Inzel pelan .

"Apakah aku salah memandikannya?" Segera memegang keningnya dan suhunya sangatlah panas .

"Sial mengapa jadi begini " segera mencari remote AC , dimatikannya AC kamarnya .

"Tidak .. ini ruangan tidak ada ventilasi ..tidak mungkin" mau tidak mau AC pun harus tetap menyala .

Tubuhnya semakin mengigil dan terus menggigil "baiklah aku akan menghangatkan mu "

Menaiki ranjang dan tidur disebelahnya "maaf jika ini kurang ajar .. tapi aku tidak akan macam-macam.

Dipeluknya tubuhnya , didekatkan di dada bidangnya tak lupa sebuah selimut melilit di keduanya dan tangannya mengelus helai an rambutnya "tidurlah .. aku akan seperti ini hingga kau terbangun "

 aku akan seperti ini hingga kau terbangun "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_______________________________________

Baca selanjutnya ya ...

Love you full semuanya..

STAINED PURITY | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang