My Holiness

62.6K 1.6K 32
                                    

20 menit adalah waktu yang ditempuh Inzel menuju sebuah apartemen yang ia tak tahu apa tujuan dengan diantar taksi . 308 adalah angka nomor yang tertera di secarik kertas itu , Inzel segera memasuki lift memencet nomor yang dituju.

Walau hatinya merasa sedikit gelisah namun semua nya ia singkirkan demi memenuhi permintaan Earnest , mungkin saja setelah ini Earnest tidak akan marah lagi padanya .

Pintu lift terbuka segera Inzel menatap sisi kanan ruangan , 306,307,308 , tepat di nomor 308 sudah ada lelaki bertubuh tinggi seperti tiang bersenden di tembok .

"Maaf tuan .. saya dari -"

Farro langsung menarik nya masuk tanpa banyak bicara , tentu tahu karena wajahnya sudah sama persis yang di fotokan Earnest dari ponselnya tadi "ia aku mengerti ...masuklah " sedangkan gadis itu hanya bingung .

Membawanya masuk ke dalam kamar , disana sudah ada meja berbentuk lingkaran dengan satu pria yang meneguk teh nya .

"Baiklah.. lakukan tugasmu dengan baik " Farro memaksa Inzel duduk di hadapan Gilbert, namun sebelum Farro meninggalkannya ia sempat menepuk pundaknya.

"Maaf .. bisakah kita mulai sekarang .." Gilbert membelakakan matanya , baru saja ia sampai namun sudah ingin memulai ? Tapi maksud dari gadis malang ini adalah mulailah secepatnya agar ia bisa pulang dan bertemu Earnest , karena bagaimanapun ia sudah berstatus istri , tak wajar berduaan dengan pria terlebih itu di kamar .

Tubuh Gilbert terlihat resah , matanya seakan menatap lapar , sekujur tubuhnya seakan membutuhkan sesuatu .

30 menit sebelumnya...

Farro memberi teh hangat Gilbert dengan 2 pil VIAGRA (obat penguat ) obat itu akan bereaksi jika dalam waktu 30 menit .. karena Farro tahu bisa saja Gilbert tak melakukannya..maka dengan itu ia mencampurkan 2 pil VIAGRA .

30 menit End ....

Di luar Farro sedang membaca koran , ia memasukan tangannya kedalam sakunya mengambil sebotol kecil dan menghitung pil "astaga .. kenapa aku memberikan nya 2 pil .. aturan nya adalah 1 .. tidak ..tidak .. gadis itu bisa mati " Farro berlari sekencang mungkin menuju kamarnya namun kakinya terhenti mengingat sekarang adalah 30 menit tak mungkin mendobraknya bukan ? Lagipula ini juga point plus agar Gilbert melupakan Khansa "biarlah aku mengorbankan gadis itu .. maaf ..maaf " dengan amat menyesal Farro kembali di duduknya.

Di dalam kamar ...

Gilbert merasakan adiknya menegang membutuhkan sesuatu yang lebih .. lebih .. dan lebih ...

Membuka dasinya dan dibuangnya , ia berdiri menarik tubuh Inzel lalu diciumnya dengan penuh nafsu .

Plak .. "kurang ajar " kata Inzel .

Efek dari obat penguat itu sangat mustahil di hentikan , Gilbert menempelkan tubuhnya di depan Inzel , tangannya dinaikan di atas leher miliknya , sedangkan tangannya memplorotkan baju gadis itu dengan paksaan yang didorong kuat oleh nafsu birahinya.

Efek dari obat penguat itu sangat mustahil di hentikan , Gilbert menempelkan tubuhnya di depan Inzel , tangannya dinaikan di atas leher miliknya , sedangkan tangannya memplorotkan baju gadis itu dengan paksaan yang didorong kuat oleh nafsu birahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STAINED PURITY | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang