Part 5 : My Uncle

536 25 0
                                    

Sorry for typo
Happy Reading

   Sandra menguap dan segera menutup mulutnya dengan punggung tangannya.  Ia sedang pada posisi menelungkup di meja. Ia mengantuk. Jangan salahkan guru yang mengajarnya, salahkan saja dirinya yang belum tidur hingga larut malam.

   Zakiya melirik Sandra yang menyembunyikan wajahnya dibalik buku yang ia gunakan untuk mengelabui guru.

   "San, bangun!" Sandra membuka matanya pelan dan mendapati guru biologinya berdiri di depannya.

    Sandra tersenyum pada Pak Ridwan.  "Kamu tahu sekarang waktunya apa? "

"Mohon perhatian jam ke-4 telah selesai saatnya istirahat..."

"Istirahat pak" Jawab Sandra sambil tersenyum manis. Pak Ridwan geleng-geleng kepala dan kembali pada mejanya.

   "Baik anak-anak sampai disini saja pembelajaran kita hari ini, selamat menikmati waktu istirahat. Assalamu'alaikum" pamit Pak Ridwan. Sandra bangkit dari duduknya dan berjalan bersama Zakiya menuju kantin sekolah.

   Sandra duduk di bangku kosong dan Zakiya sedang memesan makanan juga minuman.

    "San, kamu kenapa? " Sandra mendongak dan mendapati Zakiya dengan nampan berisi dua mangkok bakso dam dua gelas es jeruk yang sudah pasti dapat membuat kerongkongan Sandra yang kering menjadi segar.

    "Ngantuk, semalam gak bisa tidur, jadi aku nonton drama korea 3 episode berturut-turut, he..he" Zakiya hanya dapat menggeleng-geleng kan kepalanya. "Dasar kamu ini!" Sandra nyengir kuda dan mengambil satu mangkok bakso dan es jeruk di nampan yang dibawa Zakiya.

     Sandra menyantap pelan baksonya, sesekali ia meminum es jeruk di sampingnya. Tak sengaja manik coklat-hijaunya menangkap sesosok orang yang ia rindukan. Sosok itu mendekat dan dapat terlihat jelas dengan matanya, siapa sosok itu. Hingga ia berteriak membuat orang itu menoleh padanya.

    "KAK FURQAN...!!!" Sandra sudah berdiri dan berlari menghampiri pria jangkung bermata sama dengannya.

    Ia memeluk pria itu erat tanpa tahu situasi dan kondisi. Orang-orang saling berpandangan dan menatap mereka, bahkan ada yang berhenti hanya untuk memastikan penglihatan mereka.

    "San, " pria yang dipanggil Furqan itu melepaskan pelukan Sandra sebelum terjadi malapetaka yang bisa saja terjadi saat ini jika mereka tak melepaskan pelukannya.

    "Kakak, aku rindu kakak! " ungkap Sandra dengan mata yang berkaca-kaca , Furqan tersenyum dan menghapus satu tetes air mata yang turun dari sudut mata Sandra. Hidungnya mulai memerah menahan tangis. Furqan bahkan terkekeh melihat tingkah laku Sandra yang tak berubah dari dulu.

    Furqan mengacak-acak rambut Sandra seperti anak kecil. "Kakak juga" singkatnya sambil mencondongkan tubuhnya mensejajarkan tingginya dengan Sandra.

   "Jangan nangis, udah gede!  Malu diliatin orang" tukas Furqan yang dibalas kerucutan bibir Sandra yang menggemaskan.

    "Jangan monyong juga kayak bebek" satu hal yang Sandra tidak akan ia hapus dalam kamusnya. Sikap menjengkelkan Furqan tidak akan pernah pergi. Ya, itu!  Terkadang saat dimana kata-kata menjengkelkan itu keluar dari mulut Furqan, ia ingin sekali menendang Furqan hingga sampai di pluto.

    "Eh, Kak.. Aku yakin kakak rindu sama satu orang lagi" Kening Furqan berkerut-kerut. Bingung. Sandra menarik tangan Furqan menuju mejanya.

    "Eits.. Tunggu! " Sandra menutup mata Furqan dengan tangannya sambil berjinjit. Karena tak ingin berdebat, Furqan diam dan menuruti permintaan Sandra. Keponakannya itu..

BERHIJRAH atau TIDAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang