14. pergi

188 9 3
                                    

Sorry for typo
Happy reading..

     Di temaram malam dengan sedikit cahaya Bulan yang menyinarinya. Dengan angin malam yang kian kencang bertiup membawa pesan lara. Pesan perpisahan yang menjatuhkan tetesan bening tanpa henti.

     Gadis itu masih menangis di dinginnya malam. Memeluk selimut yang menggulung tubuhnya. Mengeratkan cengkraman tangannya bermaksud meredam perasaan duka yang kian menganga.

    Gadis yang tadi pagi masih tertawa dan tersenyum. Gadis tadi siang yang masih mampu bercakap dengan apa adanya. Gadis tadi sore yang masih mampu menampilkan sederet gigi mempesonanya.

     Gadis itu kini tengah menangis meratapi kenyataan yang tak pernah ia bayangkan. Sedetik saja, tak pernah hal itu ia bayangkan. Sebuah perpisahan yang memilukan.

     "Kya.. Kit-kita udah temenan lama. Sahabatan lama tapi kenapa sekarang ngomong tentang masalah kamu aja susah" ia berkata lirih. Tadi sore ia hanya melihat seorang Zakiya yang terbaring lemah dengan sambil menutup matanya. Dan seketika pula berita itu menyambar bagai kilat.

    Pengobatan ke Singapura. Leukemia dengan beberapa penyakit yang menghinggapi tubuhnya. Seolah Sandra dibawa ke beberapa hari yang lalu saat dirinya masih bisa bercanda. Saat Zakiya masih tertawa!  Saat Zakiya masih bercerita!  Kemana rasa sakit itu pergi. Kemana rasa letih akan semua penyakit itu hilang!!

    Hancur sudah. Zakiya-nya yang kuat. Saudarinya yang begitu bertekad dan penuh optimisme. Zakiya yang selalu penuh dengan kata-kata penyejuk dan motivasi.

    Ahh.. Zakiya, terlalu kuat dirimu. Kenapa kau tak berbagi rasa duka dan sakitmu padaku. Hatinya kembali membatin. Berbagai kata penyesalan yang tersimpan di hatinya seketika keluar dengan air bening yang terus turun melewati pipi putih susunya .

     Suara isakan yang awalnya tertahan kian lama mulai terdengar jelas. Isakan itu lolos sempurna dari mulutnya. Rasa sakit hatinya tak kian membaik. Ahh.. Adakah obat untuk hati ini.

    Suara pintu yang berderit pun ia abaikan. Langkah yang kian terdengar bersamaan dengan beberapa benda yang bersentuhan juga tak membuatnya menoleh sedikit saja.

    "San.." pelukan itu terasa hangat dan menenangkan. Ohh.. Andai saja suara itu adalah suara seorang gadis yang selalu menyejukan.

    "Hmm.. Nangis aja!  Tangisin aja. Kakak ada sama kamu" pelukan itu bertambah. Sandra memang merasa ketenangan di sela hatinya. Pelukan yang Sandra butuhkan. Ahh, sampai kapan kiranya obat luka itu akan Sandra butuhkan.

    Ia benar-benar membutuhkan obat sesungguhnya. Suara itu. Ia kembali terisak dan pelukan itu kian juga mengerat. Angin malam, sampaikan rindu ini.. Lirihnya pelan.

                    
                                      🐾🐾🐾

     Mentari yang bersinar terang hari ini sangat hangat tapi hatinya tak juga menghangat seperti mentari. Tak ada sedikit senyum di wajah manisnya.

   Beberapa orang menyapanya dengan penuh keceriaan. Ia hanya tersenyum paksa setiap berpapasan. Mata yang sedikit sembab nampak di kedua kelopaknya itu.

     Di sepanjang pelajaran ia hanya termenung dan menatap buku. Orang yang biasanya ada untuknya setiap saat, hari ini pergi. Semua orang.

    Kak Furqan. Zakiya .Adit dan.. Rasyid.

   Baru saja malam itu is merasakan kehangatan dan seketika dua pernyataan itu kembali membuatnya hampa kembali. Kak Furqan akan pergi lagi ke Swedia entah berapa lama. Adit ada turnamen keluar kota sampai nanti sore. Rasyid dengan olimpiadenya. Zakiya yang.. Ahh..

BERHIJRAH atau TIDAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang