15.your eyes..

171 10 0
                                    

Sorry for typo
Happy reading..

                                      🐾🐾🐾

    "Aku suka kamu"

     Sandra hanya mampu berdiri di tempatnya sekarang. Ia bahkan tidak yakin dengan apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Berkata bahwa ia juga menyukainya. Berlari. Pura-pura polos. Menganggap ini semua lelucon.
 
    "Aku pengen, ketika kamu sedih kamu lari ke aku. Disaat ggk ada orang terdekat kamu, kamu bisa lari ke aku... Tumpahin segala kesedihan kamu ke aku" tak ada pergerakan yang berarti. Mereka hanya berdiri di tempatnya dengan pemikiran masing-masing. Rasyid sendiri tidak menyangka mulutnya akan bergerak dan mengatakan itu dengan mantap, semuanya mengalir seperti air.

     Sandra hanya terdiam. Semua itu terlalu cepat. Bukan ia tak menyukai pernyataan itu, tapi rasanya ia seakan tak percaya. Benarkah orang yang ia sukai sejak dulu-dulu itu menyukai dirinya sama seperti ia menyukai pria dihadapannya ini?

    "Biarin aku jadi pria yang siap jadi sandaran kamu"

   Ya, dia butuh sandaran. Ia sangat membutuhkan orang yang mampu membuatnya merasa hangat tidak hampa seperti ini.

    Sandra sadar ia menggerakan kepalanya kecil. Mengangguk. Ia sadar dengan apa yang ia lakukan hari ini. Menjalin suatu ikatan dengan orang yang ia sayang.

   Rasyid hanya tersenyum simpul. Ia menggenggam tangan Sandra dan menggandengnya pelan menuju ke luar kelas. Seketika ia berhenti saat baru sajsbkaki mereka melangkah.

    "Gadis aku ggk boleh kelihatan sedih" ia menangkup wajah Sandra dan menarik sudut bibirnya Sandra sedikit ke atas.

    "Keep smile" Sandra refleks tertawa kecil. Tawa yang Indah dan menawan. Sandra juga ikut menatap Rasyid dan seketika semburat merah itu terbit di pipinya yang putih.

    "Aku suka pipi kamu" ya, terlalu banyak kata suka hari ini. Posisi mereka tidak selamanya seperti itu,  Rasyid sedikit mengelus pipi merah merona Sandra. Mereka kembali berjalan beriringan dengan Rasyid yang tetap Setia menautkan jari-jarinya dengan Sandra.

                                   🐾🐾🐾

     "Hm.. Kenapa kita jadi kesini?  Bukannya kamu jadinya ngajak aku hari minggu hm" Rasyid membalikan tubuhnya dan sekarang ia menatap Sandra yang tengah menumpukan dagunya di tangannya. Terlihat manis tapi memang kata manis itu memang selalu ada dalam dirinya.

     "Hmm.. Cuman pengen kesini. Kalau misalnya aku lagi bad mood biasanya kesini" Ia ikut duduk bersama Sandra di Batang pohon yang entah apa namanya. Tapi yang jelas pohon itu sangat besar dan sangat Bagus dijadikan tempat duduk.

    "Ibu kamu ada di rumah? " Rasyid menolehkan wajahnya pada Sandra. Ia tersenyum dan mengangguk. "Iya, beliau ada bersama adik-adikku" ucapnya penuh nada sendu.

    "Hh.. Adik tiriku" tambahnya. Sandra jelas mengerti semua itu. Ia menepuk pundak Rasyid pelan. Rasyid justru membawa tangan Sandra ke dalam genggamannya. Betapa hangat tangannya.

     "Tangan kamu anget.." celetuk Sandra tanpa sadar. Rasyid terkekeh dan mendekatkan dirinya dengan Sandra. Ia meniup-niup tangan Sandra halus.

    "Ibu kamu sendiri gimana? " seketika Sandra teringat Bunda Rasya yang juga tengah berada di luar karena ada pekerjaan. Mungkin akan pulang malam. Ia benar-benar sendirian.

    "Ada kerjaan ke luar kota" jelasnya pelan. Sebisa mungkin ia tutupi semua sedihnya. Sandra menghembuskan napasnya pelan. Ia memandang kembali genangan air yang terlihat damai itu. Danau ini cukup luas, tapi sayang danau yang  satu ini tak cukup terkenal.

BERHIJRAH atau TIDAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang