19. please, I need to talk to you (2)

137 8 0
                                    

Sorry for typo
Happy reading 🙂

     Sandra masih terpaku di tempat ia berdiri. Ribuan pertanyaan seakan muncul dari kepalanya begitu saja. Siapa?  Kenapa? 

     Sandra hanya menatap Rasyid yang hanya menatapnya cuek. Pria itu malah menoleh pada si wanita dan berbincang kembali seakan tak ada apapun yang terjadi.

     See, begitu saja? 

      Sepertinya sekarang Rasyid menghampirinya tanpa wanita tadi. Wanita tadi hanya duduk di bangku melihat apa yang akan terjadi di hadapannya.

      "Jadi, ini kamu Syid? " Sandra berkata sedikit serak. Tenggorokannya sakit. Ia sudah banyak menangis dan sekarang ia tak boleh menangis. Ia juga belum mendengar Rasyid.

     "Hmm? " dia menaikan satu alisnya lalu mengangkat bahunya acuh. Rasyid menatap lagi Sandra dan berdecih pelan.

     "Oh, jadi ini kamu?  Bersikap layaknya orang tersakiti dan menuduh orang lain lebih rendah darinya? " Rasyid tersenyum kecut lalu mendekatkan wajahnya pada Sandra. Menatapnya tajam.

     "Aku gak ngerti Syid. Kamu bilang kamu suka aku dan sekarang kamu bilang dan berbuat kayak gini" dengan berani mata hijaunya membalas tatapan mata itu.

    Rasyid berdecak pelan dan menjauhkan wajahnya. Ia membuang mukanya lalu berjalan menjauh. Pria itu berjalan menjauhi Sandra dan wanita yang masih Setia duduk di bangku.  Wanita itu tidak menunjukan ekspresi bingung atau terkejut.

     "AKU GAK NGERTI SAMA SEKALI" Sandra berteriak melepaskan semua yang menjadi rasa sakitnya. Sakit diabaikan, diacuhkan, dianggap tak ada.

     Rasyid menghentikan langkahnya tanpa menoleh. Ia berdiri membelakangi Sandra.

     "Apa yang gak kamu ngerti, San? " pria itu berbicara dingin. Ia berbicara pelan seakan tak ada rasa amarah menghampirinya. Sandra menatap punggung Rasyid sesak.

     "Aku gak ngerti sikap kamu belakangan ini. Kamu selalu datang telat, kamu tidak berbicara padaku, kamu mengabaikanku-"

     "Memangnya siapa kamu?  Adakah suatu hubungan mengikat aku ? "

     Seketika itu juga hatinya hancur. Lalu, selama ini yang mereka lakukan disebut apa?   Apakah hanya dan masih disebut sebagai hubungan pertemanan saja.

      Dengan berani ia menjawab.

    "Lalu, selama kita ini apa? "

   Rasyid terkekeh lalu membalikan tubuhnya. Ia menatap Sandra merendahkan. Ia berjalan ke arah Sandra dan berdiri di hadapannya.

    "Memang selama ini aku bilang aku sama kamu PA-CA-RAN" ucapnya dengan menekankan kata demi katanya. Sandra berdiri kaku, matanya menggenang.

     "Hh, gak usah sok sedih gitu.. Menggelikan. Satu hal lagi, gak ada kita diantara aku dan kamu. Aku hanya aku dan kamu hanya kamu"

   Sandra sudah terlalu sabar dengan ini semua hingga ia tak bisa menahan tangannya untuk menampar pipi Rasyid dan pergi begitu saja dari hadapannya.

     Ia tidak tahan untuk kesekian kalinya menumpahkan segala kesedihan dan kesakitan yang ia rasakan belakangan ini. Ternyata selama ini, Rasyid bukanlah Rasyid yang ia pikirkan.

     Katanya ia rendah?  Apa yang telah ia lakukan sehingga teganya Rasyid berkata dan melakukan hal seperti itu padanya. Jika memang dari dulu ia tidak menyukainya kenapa harus ada perlakukan manis itu. Oh, ia benar-benar sudah jatuh pada jurang.

                       
                                     🐾🐾🐾

    Sandra Pov

    Sakit. Hati ini sakit. Dengan mudahnya pria itu membuat luka menganga yang terasa perih kala air mata menetes.

     Ohh, aku benar-benar butuh pegangan.

   Sesakit inikah rasa cinta. Tak ada kemanisan kah dalam Cinta. Yang aku rasakan saat ini hanya rasa sakit dan perih.

     Kemana perginya kata orang bahwa Cinta penuh kemanisan dan kebahagian, yang ku dapat sekarang kehancuran, kepahitan.

    Tak ada tawa yang ku dapat dari Cinta. Hanya ada tangis dan senyum palsu yang ku tampakan.

     Semuanya  bohong. Cinta tidak pernah membuatku merasa baik. Cinta hanya membuatku jatuh dan jatuh. Cinta hanya membuatku merasakan  sakit yang teramat sangat. Cinta hanya membuatku lemah. Cinta bukanlah segalanya. Hanya ada kesakitan di dalamnya.

                                    🐾🐾🐾

      Ia tidak tahu lagi harus kemana setelah ini. Ia berjalan tak menentu hingga lelah menguasainya. Sandra menyandarkan tubuhnya pada tembok dan seketika tubuhnya merosot ke bawah karena tak mampu menahan berat tubuhnya sendiri.

     Sandra menutup wajahnya dengan tangannya. Ia tidak ingin terlihat aneh jika orang melihatnya, walau sebenarnya hal itu agak sedikit aneh.

     Ia kira selama ini, semua yang ia lewati itu adalah kesenangan yang berbuah kebahagian nantinya. Nyatanya kesenangan itu adalah cara untuk menuju kesakitan yang nyata.

    Suara langkah kaki ia abaikan. Masa bodoh itu siapa. Sekalipun itu adalah pria tadi, karena meskipun benar laki-laki itu yang kemari tidak lebih lagi seperti orang yang tak saling mengenal.

    Sandra merasakan sentuhan di lengannya. Ia mendongak sedikit hingga ia melihat pria bermata hitam di hadapannya.

     Ia tak punya pilihan lain selain memeluk erat pria dihadapannya. Ia hanya ingin ketenangan yang hilang beberapa hari yang lalu itu. Ia ingin rasa hangat yang masih bisa ia rasakan beberapa hari lalu itu.

    Seakan mengerti, pria itu juga membalas pelukan Sandra sambil menenangkannya.

    "Maaf,lagi-lagi selalu terlambat" bisiknya lembut. Sandra semakin kencang menangis dan mengeratkan pelukannya. Ya, ia juga sama terlambatnya untuk menyadari jika semua yang telah ia lewati hanya fatamorgana di tengah gurun.

                                   🐾🐾🐾

    TBC

Assalamu'alaikum...

     😅😅😅😅
 
  Ada yang masih nunggu,
Akhirnya kelanjutan dari part 19 udah kelar. Di part 19 cuman dua kok...
Maaf buat yang lagi baca dan udah baca atas keterlambatannya..
Makasih juga yang udah mau baca cerita ini. Love you all..

    Ohh, iya berhubung sekarang lagi Ramadhan. Hari pertama lagi.. Saya ingin meminta maaf kepada seluruh readers yang udah baca cerita saya beberapa waktu yang lalu.  Maaf kalau saya jarang up . Maaf juga kalau banyak typo dan masih banyak lagi kekurangnya..

       🍁Selamat menunaikan ibadah puasa🍁

   See you next time..

Wassalamu'alaikum..

BERHIJRAH atau TIDAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang